Stay Hydrated

96 26 147
                                    

Fajar POV

Sejak dipukuli Daniel di koridor sekolah beberapa hari yang lalu, sebenarnya aku sudah berencana tidak akan masuk sekolah sampai beberapa hari ke depan. Selain moodku yang menjadi sangat buruk setelah dipukuli atas sesuatu yang bukan kesalahanku, aku juga terlalu malas menutupi luka memar yang terlalu mencolok di pelipisku. Tapi coba tebak, aku sedang menggunakan seragam sekolah dan berada di koridor menuju kelas sekarang, mengurungkan niatku untuk membolos hanya karena seseorang berkata sampai jumpa di sekolah kemarin malam. Alasan yang sedikit tidak tahu malu 'kan?

Memasuki kelas, aku mendapati sebuah botol minuman berisi air mineral beserta secarik kertas kuning yang tertempel pada badan botol di atas mejaku. Aku mendudukkan diri dan mengamati botol itu sejenak sebelum meraih kertas note yang tertempel disana.

1001 ways to make you feel better;
Take care of yourself!

1. Stay hydrated. Jangan lupa minum air putih banyak-banyak ~\(>▽<)/~

Begitulah isi kalimat yang tertera disana, dituliskan dengan tulisan kecil-kecil nan rapi disertai emotikon yang digambar sendiri yang sukses membuatku tidak tahan untuk tidak tersenyum melihatnya.

Aku meraih botol minuman bening itu dan memperhatikan isinya. Ini bukan semacam jebakan yang berisi obat tidur dan akan membuatku berakhir di gudang sekolah dengan status tersangka lagi 'kan?

Meski berhasil membuatku tersenyum, tapi aku tidak tahu tulisan siapa ini. Aku sudah sering ditertawakan karena sikapku yang pranoid dan terlalu waspada, tapi aku yakin semua orang juga pasti akan begitu setelah mereka bertemu Daniel dan mengalami semua yang aku alami karenanya. Sangat sulit mempercayai orang-orang di dunia yang penuh tipu muslihat ini.

Ketika aku akan beranjak membuang botol minuman itu, mataku menemukan Marun di sekitar pintu kelasku, membuatku kembali mendudukkan diri di kursi. Ia membuat isyarat seperti sedang meminum sesuatu kemudian mengacungkan ibu jarinya.

Aku tidak tahu apa yang sedang di lakukan gadis aneh itu disana dan sejujurnya ada perasaan lega yang menghampiriku begitu mendapati bahwa minuman ini darinya. Aku sempat mengira teror-teror gila Daniel sudah dimulai lagi.

Marun menoleh ke kanan sebelum akhirnya pergi dari sana disertai lambaian tangan yang terburu-buru, membuat perasaan hangat menyebar di dadaku. Kuperhatikan kertas kuning di tanganku sejenak sebelum memasukkannya ke saku hoodie yang sedang kugunakan. Sebelum aku sempat menyadari, Azka tiba-tiba sudah mendudukkan diri di sampingku saja, merentangkan tangan dan menguap lebar pertanda masih mengantuk.

Aku mengeratkan jaket yang kupakai dan memperbaiki hoodie yang menutupi kepalaku agar Azka tidak bisa melihat luka di pelipisku. Tak lama kemudian Stella muncul dengan sebuah komik yang masih berbalut plastik di tangannya. Komik itu kemudian diberikannya pada Azka.

"Lunas ya utang gue," ujarnya dengan wajah tidak ikhlas.

"Assa! Arigatou Stella-chan!" seru Azka sembari menerima komik Tokyo Revengers yang diulurkan Stella, tetapi segera ditarik kembali oleh Stella dan dipukulkan ke kepala Azka terlebih dahulu sebelum diberikan kembali.

"Gak ikhlas banget, anjir!" protes Azka sembari menyambar komik pemberian Stella. Sedangkan yang diprotes hanya menjulurkan lidah dan beranjak duduk di meja di depan kami berdua.

"Apaan nih? Buat gue gak ada?" aku melirik mereka berdua bergantian dan menengadahkan tangan pada Stella.

"Makanya rajin sekolah, biar bisa ikut taruhan main UNO," dumel Stella persis seperti pengganti figur ibu dalam hidupku, meski tetap saja kalimatnya diakhiri ejekan.

𝐀𝐋𝐈𝐕𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang