Fajar POV
Aku berjalan menyusuri keramaian, mencoba mencari wajah-wajah yang kukenali, kemudian tersenyum melihat Azka dan Stella yang melambai di ujung sana. Sembari berjalan mendekati mereka, kuperhatikan Stella yang sedikit bercanda dengan Azka, memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja. Sedikit melegakan melihat Azka membuatnya tertawa seperti itu.
"Udah lama?" tanyaku begitu sampai di hadapan mereka.
"Udah 15 menitan lah," balas Azka.
"Yuk,"
Aku hanya mengikuti Azka dan Stella dari belakang. Berjalan sambil melihat-lihat sekitar yang cukup ramai di malam hari, sesekali menghindari bersenggolan dengan pejalan kaki yang lain.
Stella menoleh ke belakang dan berdecak melihatku. "Kebiasaan deh jalan di belakang mulu, sini," pada akhirnya aku ditarik untuk berjalan di sampingnya dengan posisi Stella berada di tengah-tengah aku dan Azka.
"Jadi jelaskan ke gue, style macam apa ini?"
Aku menoleh ke sisi Stella yang lain dan mendapati Azka memandang satu-satunya teman perempuan kami itu dengan tatapan menilai. Belum apa-apa aku sudah tahu akan banyak tertawa malam ini.
"Diem, gue lagi cosplay jadi Jennie,"
"Jennie oh Jinny?"
"Jennie Blackpink!"
"Siapa lagi itu?" Azka terheran-heran, lebih ke pusing sih sepertinya.
"Pengen boba!" Bukannya menjawab pertanyaan Azka, Stella malah menyeret kami berdua ke counter penjual boba di ponggir jalan yang tertangkap matanya.
"Lo berdua pesen apa?" tanyanya bersemangat.
Setelah memberitahukan pesanan kami bertiga, Stella membuka ponselnya dan mengetikkan kata Jennie Blackpink di mesin pencarian. Kemudian menunjukkannya pada Azka. "Ini. Cantik 'kan?"
Azka menatap foto yang ditunjukkan Stella dengan dahi berkerut. "Biasa aja," jawabnya cuek.
"Dih, masa sih?" Stella tak terima kemudian balik menunjukkan ponselnya padaku. "Cantik 'kan Jar?"
Aku memperhatikan sejenak foto yang ditunjukkan Stella dan memang benar temanku yang satu ini sedang meniru style cewek di foto ini sama persis. Aku memberi anggukan sebagai jawaban.
"Tuh kan, Fajar aja bilang cantik. Kalo yang begini biasa aja, yang cantik gimana lagi coba?"
"Cantikan KW-nya," Azka berujar dengan kalem sembari menerima minuman yang diangsurkan padanya kemudian langsung meminumnya seolah barusan ia tidak berkata apa-apa.
Aku memperhatikan Azka yang pura-pura sibuk dengan minumannya sedangkan Stella terlihat masih mencerna perkataan Azka. "Anjir, gue salah tempat. Kenapa gue malah jadi nyamuk?"
Stella menjauh dari Azka dan merapatkan diri padaku yang sedang menerima pesanan kami berdua. "Gue gak pernah dipuji Azka tapi sekalinya dipuji kok malah serem ya?"
Aku yang hendak menyeruput minuman di tanganku akhirnya membatalkan niatku karena terkekeh mendengar ucapan Stella. Sedangkan Azka malah menatapnya sengit sembari menggigit sedotan di mulutnya.
"Kan, gini nih punya temen gak tahu diri, nyesel gue muji,"
Setelah membayar pesanan, kami bertiga kembali berjalan. "Makanya mujinya yang bener, Stella lo cantik banget malam ini!, gitu kek,"
Aku kembali terkekeh melihat Stella mempraktekkan pujian yang ingin dia dengar dengan histeris sedangkan Azka pura-pura muntah. "Stilli li cintik bingit milim ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐈𝐕𝐄
Teen FictionKepergian dua orang yang paling disayang olehnya memberikan kekosongan yang panjang dalam hidup Fajar. Ketika orang-orang yang berhubungan dengan kejadian itu sanggup menjalani kehidupan normal, waktu seolah berhenti berputar hanya untuk Fajar sendi...