Bagian 0.1 ; Renjani Awidya
Tuhan itu baik! pengatur skenario terbaik, yang selalu mencintai mahkluknya.
***
"Renjani ini gaji kamu bulan ini," ucap Tama, Boss tempat Renjani mencari pundi-pundi uang untuknya bertahan hidup.
"Makasih Mas," jawab Renjani sambil menerima amplop coklat itu.
Hari ini, jam Sembilan malam akhirnya dia pulang, ke rumah yang sayangnya tak pernah mengharapkan kehadirannya.
"Renjani mau nebeng gak? udah malem ini," tanya Fahmi, salah satu rekan kerja Renjani.
"Boleh, makasih ya," jawab Renjani sambil naik ke motor beat itu.
"Jangan makasih dulu dong kan belom nyampe Rumah kamu," ucap Fahmi sambil terkekeh. Fahmi sangat ingin dekat dengan Renjani. Tapi sekeras apapun Fahmi mencoba seakan ada tembok besar yang dibangun Renjani agar Fahmi tidak bisa masuk di kehidupan gadis itu.
Setelah perjalanan tanpa ada perbincangan itu akhirnya mereka sampai dirumah Renjani.
"Makasih ya Fahmi besok aku ganti uang bensinnya," ucap Renjani sambil menyerahkan helm milik Fahmi.
"Gausah diganti lagian searah, yaudah aku duluan ya udah malem," jawab Fahmi, setelah mendapat anggukan dari Renjani lelaki itu memacu gas motornya meninggalkan pekarangan rumah Renjani.
"Assalamualaikum," lirih Renjani setelah membuka pintu, meski dia tau bahwa salamnya tidak akan dijawab.
"Udah pulang kamu hah! Sini uang bulanan nya!!" teriak seorang wanita tua ketika Renjani baru memasuki rumahnya.
Dengan patuh Renjani menyerahkan sebagian uang miliknya ke wanita itu.
"Kok cuma segini?!" bentak Wanita itu lagi.
"Adanya cuma itu," jawab Renjani lirih.
Raut wajah wanita itu terlihat begitu kesal, namun Renjani hanya diam menundukan kepalanya. Ia tidak ingin membuat lebih banyak masalah, dan yang bisa ia lakukan hanya diam.
"Ck kamu gausah makan hari ini! sana masuk kamar!!" teriak Wanita itu.
Renjani sudah menebak jika dia tidak akan diberi makan. Untungnya dia sempat membeli Roti tadi disekolahnya. Meski tetap lapar tapi paling tidak bisa untuk mengganjal perutnya.
Wanita itu adalah Bibi Renjani. Satu-satunya Keluarga yang dia punya saat ini. Ibunya meninggal saat melahirkannya dan Ayahnya, entahlah Renjani juga tidak tau siapa Ayahnya.
Dulu dia dirawat oleh Neneknya tapi semenjak Neneknya meninggal Bibinya lah yang merawatnya. Meski tidak bisa dikatakan merawat.
Renjani yang tidak pernah diberi uang, diberi makan pun terkadang justru Renjani yang harus menyetorkan uang bulanan sebagai ganti rugi dia menumpang di rumah Bibinya itu.
Renjani Awidya, gadis yang tidak tahu rupa nyata Ayah dan Ibu nya. Yang bahkan dia tidak tau siapa Nama Ayahnya.
***
Pagi ini, udara masih begitu dingin menusuk kulit. Matahari masih malu-malu mengintip di ufuk timur, dan Renjani tengah berdiri di depan gerbang sekolahnya, menunggu satpam sekolah yang belum menunjukan batang hidungnya. Gadis itu bahkan berangkat lebih dulu dari pada satpam sekolahnya
"Neng Renjani udah nunggu lama??" tanya pak Satpam sedikit sungkan karna Renjani selalu datang saat dia belum datang.
"Enggak kok Pak, baru dateng saya, yaudah saya masuk dulu Pak," jawab Renjani sopan dan berlalu masuk ke Sekolahnya.
Berjalan pelan menyusuri lorong yang masih begitu sepi, tidak ada satupun siswa yang datang selain Renjani. Namun itu bukan hal asing bagi Renjani, karna gadis itu memang lebih suka berangkat pagi-pagi sebelum sekolah ramai. Renjani memasuki kelasnya dan duduk di salah satu bangku ke 3 dari belakang didekat jendela.
Semakin siang Kelas sudah mulai ramai. Anak-anak berdatangnya dan masuk ke kelas. Renjani memilih membaca Buku yang sempat ia pinjam di Perpustakaan 3 hari lalu, sambil menyumpal telinganya dengan earphone miliknya.
BRAKKKK
Renjani terlonjak saat seseorang menggebrak mejanya sangat keras. "Kenapa lo ga angkat telfon gua kemarin anjing!!"
Renjani mengangkat kepalanya, menatap takut-takut lelaki di depannya yang kini menunjukan wajah penuh amarah.
"Tadi malem hp aku mati belum aku buka sampe sekarang," ucap Renjani panik, segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.
"Ya kenapa gak lo buka anjing!"
"Aku ga sempet, kemarin aku pulang kerja malem, capek langsung tidur, tadi pagi juga langsung berangkat ga sempet buka hp Aska!"
"Ikut gue!" Lelaki bernama Aska itu menarik tangan Renjani keluar kelas.
Dengan ukuran tinggi yang berbeda jauh membuat Renjani susah menyesuaikan langkah lebar nya.
Sampai di belakang sekolahnya Aska langsung membenturkan Renjani ke tembok membuat gadis itu meringis menahan nyeri di punggungnya.
"Jawab kemaren lo pulang sama siapa?!" tanya Aska dengan mata menatap Renjani tajam sambil menghimpit gadis itu ke tembok.
"Sama Fahmi," jawab Renjani lirih. Dia tau kalau pasti akan mendapat masalah karna ini. Bagaimana ia lupa tentang Aksa malam kemarin.
"Berani lo boncengan sama cowok lain hah!!" bentak Aksa di depan wajah Renjani
"Maaf aku lupa, hp aku mati Fahmi na-" belum sempat Renjani menyelesaikan ucapannya Aska sudah memotongnya.
"LO TAU GA GUE TELFON IN LO TAPI GA LO ANGKAT MALAH PULANG SAMA COWO LAIN!! DASAR CEWE MURAHAN!!" bentak Aska memotong ucapan Renjani dan langsung pergi meninggalkan Renjani.
.
.
.
.
.
TBCHai gais!!👋
Btw ini cerita pertama aku yang bener-bener aku niatin nulis nya. Kalau seumpama menurut kalian ada panulisan yang ga enak dibaca di cerita ini dan kalian punya saran penulisan yang menurut kalian lebih baik tolong kasih tahu yaa..
Karna disini aku juga masih belajarDan aku percaya pembaca yang baik pasti tahu cara menghargai penulis. Jadiiiii, kalau kalian adalah pembaca yang baik jangan lupa klik bintang di pojok kiri yaa🤗
Luv u❤
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANI
Teen Fiction⚠️TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR⚠️ Hanya Kisah Sederhana seorang Renjani Awidya dengan segala luka, duka serta bahagia. Gadis biasa yang tengah mencari Tawa. Renjani Awidya gadis yang terlihat Lemah padahal dia adalah sosok Kuat yang...