4.5

10.6K 570 17
                                    

bagian 4.5 ; Aku dan Kamu

Kamu dan aku itu dua orang yang terlampau berbeda sampai aku berfikir, apakah aku masih bisa beriringan bersama kamu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu dan aku itu dua orang yang terlampau berbeda sampai aku berfikir, apakah aku masih bisa beriringan bersama kamu?

***

Aska lebih banyak diam setelah celetukan putus Renjani beberapa saat lalu, namun lelaki itu masih terus berusaha mendekati Renjani meski beberapa kali Renjani menolak, bergerak pelan menepis sentuhannya, namun penolakan Renjani sepertinya sama sekali tidak membuat lelaki itu berpikir untuk berhenti.

Tiba-tiba bergerak mendekatkan wajahnya, menciumi wajah Renjani,  atau menciumi tangan gadis itu. Seperti sesaat lalu, lelaki itu tiba-tiba berdiri dari duduknya, mengecup lama pipi Renjani, membuat Renjani terkejut, dan tentu salah tingkah.

Tangan lelaki itu masih nyaman menggenggam erat tangan Renjani, mengelusnya perlahan.  Renjani sekuat tenaga mencoba bertingkah biasa saja seolah tidak perduli dengan apapun yang Aska lakukan.

Suasana begitu Hening, tidak ada yang membuka pembicaraan diantara keduanya. Renjani yang masih sedikit pusing hanya memejamkan matanya sesekali saat pusing nya menyerang. Sementara Aska masih menatapi wajah Renjani sambil terus berkutat dengan pikirannya yang berteriak, lelaki itu tengah memikirkan cara membujuk Renjani.

"Renjani," panggilnya pelan, tangannya bergerak pelan mengelus pipi gadis itu.

Renjani yang sendari tadi memejamkan matanya, membuka pelan membalas tatapan Aska "iya?" jawabnya

"Gue ga mau putus Renjani, gue tahu lo juga ga mau kan?" Aska menatap Renjani intens, seolah mencari kebenaran yang ingin ia temukan tentang Renjani yang juga tidak ingin putus darinya.

"Renjani," panggil Aska lagi karna gadis itu terus diam enggan membalas ucapan Aska. "Gue harus apa supaya lo maafin gue?" lanjutnya, lelaki itu terlihat begitu putus asa.

"Put-"

"Kecuali putus!"

"Kita masih bisa temenan"

"Ga bakal bisa! Pokoknya Gue ga mau putus!" Aska menjatuhkan kepalanya di di atas paha gadis itu, menelungkupkan dengan tangan masih menggenggam erat tangan Renjani.

Renjani kembali diam, menatap Lelaki itu sekilas dan kembali memejamkan matanya karna pusing kembali menyerang kepalanya.

Ia sudah menduga bagaimana respon lelaki itu, namun Renjani sedikit terkejut, Aska tidak seperti biasanya yang akan langsung marah-marah atau berbuat hal gila mendengar kata putus keluar dari mulutnya.

"Renjani jangan diem, jangan tidur!" Aska mendongak menyentuh pelan pipi Renjani.

"Bentar Aska, aku pusing"

"Astaga! Kenapa ga bilang!" dengan begitu heboh Aska berdiri menekan tombol merah di ujung ranjang, mengumpat pelan saat Dokter tak kunjung muncul.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang