3.3

10K 613 9
                                    

Bagian 3.3 ; Bumi

Hujan itu selalu dijatuhkan berkali-kali oleh langit namun memberi manfaat dimana tempatnya jatuh, dan betapa beruntungnya bumi menjadi tempat hujan menjatuhkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan itu selalu dijatuhkan berkali-kali oleh langit namun memberi manfaat dimana tempatnya jatuh, dan betapa beruntungnya bumi menjadi tempat hujan menjatuhkan diri.

***

Aska duduk menunggu Renjani menyiapkan makanan, menatap punggung Renjani yang terlihat sibuk dengan kegiatanya.

"Kok baju nya ga dipake!" Renjani menatap malas Aska yang juga menatapnya polos, dengan baju disampirkan di salah satu bahu lebarnya. Lelaki itu baru selesai mandi rambutnya masih sedikit basah.

Renjani meletakan sepanci sup sayur bening dan ikan goreng di meja makan, meraih kaos hitam di bahu Aska, bergerak cekatan memakaikan ke tubuh Aska, lelaki itu hanya menurut dengan mulut masih bungkam.

"Ayo makan," ucap Renjani sambil duduk di salah satu kursi.

Mereka makan dengan tenang, sesekali Aska mengalihkan tatapannya, menatap Renjani, ketika Renjani mengangkat alisnya bertanya lelaki itu menggelengkan kepala pelan.

"Renjani," panggil Aska pelan, menatap Renjani yang tengah mencuci piring bekas makan mereka.

"Iya?"

"Enggak"

Lelaki itu melangkahkan kakinya meninggalkan area dapur, Renjani menatap bingung punggung Aska. Apa yang ingin dikatakan lelaki itu?

Renjani mendekat ke arah Aska setelah menyelesaikan urusannya, Aska duduk termenung di sofa ruang tengah. Lelaki itu banyak diam setelah kejadian beberapa waktu lalu.

Padahal Renjani berniat membujuk Aska perihal dia yang akan pindah, namun melihat kondisi lelaki itu bagaimana Renjani bisa tega.

Diluar sedang hujan, suasana terasa lebih dingin. Aska mengalihkan tatapannya ke Renjani melihat gadis itu duduk disampingnya. Tanganya terulur memindahkan posisi Renjani untuk duduk di pahanya.

"Duduk sini," ucap lelaki itu menatap Renjani intens.

Renjani hanya menurut, melingkarkan lengannya di leher Aska. "Kemarin kan udah peluk seharian, masa masih lesu gini sih?" tanya Renjani menelisik wajah tampan Aska. Tangannya beralih mengelus lembut pipi Aska.

Lelaki itu hanya diam tanpa mengalihkan tatapannya dari Renjani, wajahnya masih datar tidak menunjukan ekspresi apapun.

"Lo bakal pindah kan?" ucap Aska dengan nada datar namun berhasil membuat Renjani panik.

Renjani tersentak, tanganya berhenti mengusap pipi Aska, gadis itu mengalihkan pandangannya ke segala arah, enggan menatap ke mata sang kekasih.

"Jawab Renjani." Aska meraih pipi Renjani, mengunci tatapan gadis itu.

"Kamu bolehin?" tanya Renjani pelan.

"Enggak" Aska menjawab dengan lantang, matanya masih berfokus ke iris hitam Renjani. Membuat gadis itu kelipungan salah tingkah.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang