2.4

11.5K 684 13
                                    

Bagian 2.4 ; emosi

Kadang sesuatu yang terlalu lama di pendam bisa meledak jauh lebih keras, dan tak terkontrol jika mencapai batasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kadang sesuatu yang terlalu lama di pendam bisa meledak jauh lebih keras, dan tak terkontrol jika mencapai batasnya.

***

Adhinata Ganesha, saat itu umurnya 23 tahun, lelaki yang tidak bisa disebut lelaki Baik, saat Jatuh Hati pada Wanita lain dalam keadaan sudah memiliki seorang Istri. Pernikahan perjodohan yang tidak pernah ia inginkan, namun juga tak bisa menolak.

Adhinata menjalin hubungan dengan Riantri Widya, gadis desa yang memiliki paras Cantik menawan. Hingga hubungan mereka berlanjut ke jenjang Pernikahan dengan segala kebohongan yang di sembunyikan Adhinata.

Puncak nya saat Riantri mengandung anak pertama mereka. Di 9 bulan, jelang beberapa hari kelahiran kebohongan besar Adhinata terungkap. Bagai Bom Waktu yang akhirnya meledak, Adhinata ditarik kembali ke kota asalnya oleh Orang Tuanya, meninggalkan Riantri beserta calon anaknya.

Riantri yang mengetahui kebohongan lelaki yang berstatus Suaminya berujung Stress berat padahal beberapa hari lagi akan melahirkan. Lelaki yang amat ia Cintai ternyata sudah memiliki seorang Istri dan seorang Putra yang sudah berusia 1 tahun.

Karna kondisi Psikis Riantri yang amat tergucang, membuat persalinan nya tidak berjalan lancar dan hanya Anak nya yang bisa di selamatkan. Renjani Awidya, nama yang diberikan sang Nenek, lahir tanpa Ayah dan ditinggalkan sang Ibu.

Anak malang yang tidak tahu bagaimana wujud nyata Ibu serta Ayahnya. Menjalani masa muda tanpa Orang Tua. Pembullyan yang ia alami dari SD hingga SMP. Sampai akhrnya satu-satunya orang yang menyayangi Renjani dengan tulus menghembuskan nafas terakhirnya. Tepat di hari kelulusan nya di SMP, sang Nenek dipanggil sang Pencipta. Satu-satunya saudara sang Ibu yang mau membawanya adalah sang Bibi.

Hingga saat Renjani masuk ke SMA gadis itu bertemu dengan sosok Askara Anubastya. Lelaki yang menjadi Peganganya untuk bertahan hidup selama ia tinggal bersama sang Bibi.

***

Selama 17 tahun hidup Adhinata selalu di hantui rasa Bersalah. Menjadi Anak Tunggal suatu Keluarga membuatnya menjadi satu-satunya harapan Keluarga, yang jelas tidak bisa menentang Keluarganya.

Waktu yang terus berlalu membuat Adhinata berusaha menerima keadaannya, sampai akhirnya dia bisa Mencintai Istri yang dijodohkan denganya itu. Memiliki 3 orang Putra dengan Putra ke 2 dan 3 nya kembar, Keluarganya bahagia. Namun dibalik Kebahagiaan itu, Adhinata terus dihantui rasa bersalahnya akan Riantri, mengingat beberapa hari sebelum ia meninggalkan Desa, Riantri hendak melahirkan.

Keluarga Adhinata sama sekali tidak mengizinkan Adhinata menemui Riantri. Hingga sang Ayah Meninggal Adhinata bebas untuk melakukan segala yang ia inginkan. Mencari Riantri ke desa nya, namun bagai disambar petir saat ia mengetahui Riantri sudah meninggal tepat di hari ia melahirkan, dan sang ibu juga sudah meninggal 2 tahun lalu, membuat adhinata tidak memiliki titik terang tentang sang Anak.

Nadia Wilona, Istri Adhinata, mau menerima cerita sang Suami, dan dengan lapang dada membantu Adhinata mencari keberadaan Anak nya, hingga 2 tahun setelahnya mereka menemukan keberadaan Renjani Awidya, sang Putri yang ia cari-cari.

***

Jam menunjukan pukul 01:00. Aska sudah terlelap dengan tenang, namun Renjani masih berkutat dengan segala hal yang ia pikirkan. Bergerak pelan menyibak selimut, berjalan keluar kamar, berhati-hati tanpa menimbulkan suara, gadis itu takut membangunkan Aska.

Renjani bergerak menuju dapur, mengambil segelas air dan menegaknya habis. Kepalanya masih pusing memikirkan apa yang terjadi hari ini.

Renjani terduduk di lantai dapur, tiba-tiba hatinya serasa dicabik. Bertahun-tahun dihidupnya gadis itu mengalami berbagai hal buruk. Mungkin hal bahagianya bisa di hitung jari.

Diejek karna tidak punya Ayah dan Ibu sudah menjadi makanan setiap harinya dulu saat masih kecil. Renjani masih mengingat jelas ejekan teman-temanya dulu. Setiap pulang sekolah berakhir dengan Renjani memandangi pintu rumahnya berharap sang Ayah akan menjemputnya, seperti apa yang selalu Neneknya katakan. Bahwa sang Ayah sedang bekerja dan nanti pasti akan menjemput Renjani.

Renjani kecil yang mengharapkan dijemput sang Ayah, padahal Ayahnya sudah punya keluarga baru. Kenyataan baru yang ia tahu hari ini berhasil menghancurkan sebagian Hatinya.

Memang Gadis itu sudah tidak mengharapkan Ayah nya lagi. Namun Renjani sama sekali tidak menyangka bahwa sang Ayah sudah punya keluarga baru bahkan dengan 3 anak laki-laki. Saat ia hancur Ayahnya tengah tertawa hangat bersama keluarganya, itulah yang terlintas di pikiran Renjani.

Renjani membayangkan jika sang Ibu masih hidup dan mengetahui Faktanya, sehancur apa hati Ibu nya. Renjani menelungkupkan kepalanya di lipatan lututnya. Terisak pelan.

Hatinya bergemuruh, rasa Kecewa, Marah, Sedih lebih mendominasi dari pada rasa Bahagianya bertemu sang Ayah.

Renjani iri, sangat iri. Gadis itu bertahan dengan segala kepahitan dunia selama ini. Tanpa satupun sosok keluarga di samping nya. Melihat sang Ayah tiba-tiba muncul dengan keluarga yang terlihat harmonis serta berkehidupan baik. Sangat tidak adil.

Karna sibuk dengan tangisannya Renjani tidak meraskan Aska saat ini tengah berdiri di hadapannya. Menatap Renjani yang terduduk di lantai. "Lo ngapain?"

Renjani yang terkejut segera menghapus air matanya kasar, mengangkat kepalanya cepat "Kamu kenapa bangun?" tanya Renjani.

"Lo ga Ada di samping gue, gue kira ke toilet pas gue cari ga ada"

Renjani segera berdiri bergerak gelisah, apakah Aska tahu ia menangis. Aska hanya menatap Renjani intens dan dengan gerakan tiba-tiba mengangkat Renjani membuat gadis itu memekik pelan dan langsung mengalungkan tanganya di leher Aska.

Aska membawa Renjani kembali ke kamar, membaringkan gadis itu pelan, bergerak cepat naik ke ranjang. Merangsek mendekati Renjani menarik gadis itu ke Pelukannya. "Keluarin aja semuanya, lo masih punya gue," ucap Aska lembut, mengelus punggung Renjani pelan.

Renjani seketika terisak keras, membalas pelukan Aska erat. semua bayangan-bayangan buruk dihidupnya kembali berputar. membuat Renjani merasa teramat sesak. 

Hal yang paling menyebalkan saat sedih adalah semua kenangan buruk seolah berputar seperti kaset rusak di kepala, menimbulkan sesak di dada.

Hal yang paling menyebalkan saat sedih adalah semua kenangan buruk seolah berputar seperti kaset rusak di kepala, menimbulkan sesak di dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
TBC

haiii gaiss 👋

gimana part kali ini? 

gimana menurut kalian perihal Adhinata?

jan lupa jadi pembaca yang baikk 

Luv u❤

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang