Bagian 5.9 ; senja
Kalau aku ditanya apa yang lebih indah dari cahaya jingga senja, dengan lantang aku jawab itu kamu!
***
Matahari bersinar begitu terang tepat di atas kepala, gumpalan awan-awan putih menghiasi langit Siang ini. Renjani mengalihkan pandangannya dari jendela saat Guru perempuan masuk ke kelas, suasana kelas yang awalnya sedikit ramai seketika hening. Salah satu Guru yang disegani para murid tengah berdiri tegas di depan kelas. Memulai kelas siang ini.
Sementara di tempat lain, Aska tengah menghisap seputung rokok yang ia selipkan di antara telunjuk dan jari tenganya. Duduk menyender ke tembok belakang Sekolah. Di depannya Lintang dan Bobby tengah bercengkrama, entah apa yang kedua sahabatnya itu bicarakan, sendari tadi, ia sama sekali tidak menyimak.
Pikirannya dipenuhi oleh Renjani. Seakan itu hal biasa yang sering terjadi, Aska hanya diam dengan otak yang terus memutar wajah Renjani, bak siaran Televisi. Tiba-tiba ia teringat bagaimana indahnya senyum Renjani. Renjani mengerutkan keningnya kesal karna ia ganggu. Renjani yang mengomel karna Aska yang terus mengikutinya kemanapun gadis itu melangkah. Renjani yang membisikan kata-kata manis setiap Aska tengah merasa sedih. Lelaki itu terkekeh pelan, membuat semua teman-temannya menatap aneh ke arahnya.
"Lo kenapa Ka, jangan-jangan kesurupan!"
Aska semakin terkekeh keras, mengambil botol air mineral di depannya, meneguknya pelan. mengabaikan tatapan was-was teman-temannya.
Lelaki itu tidak sabar menunggu Bell pulang berbunyi, hari ini ia berencana mengajak Renjani jalan-jalan. Entah kemana tujuannya nanti, yang jelas ia ingin kembali melihat tawa gadis itu.
Semua masalah perlahan mulai menemukan segala titik terangnya, Keluarga gadis itu sama sekali tidak mengusik kembali. Meski sejujurnya Aska masih sangat ingin mebalas dendam namun ia kembali mengingat ucapan gadis itu yang ingin hidup tenang.
Renjani masih menjadi prioritas utama Aska, ia sudah tidak mau lagi mengecewakan gadis itu.
Setelah kejadian Rumah Sakit itu Aska belajar bahwa ia tidak tahu sampai kapan waktu terus berpihak padanya. Mungkin sekarang semesta masih memberinya kesempatan untuk membuat gadis itu tertawa.
Apapun yang Renjani mau, ia ingin mengabulkan semuanya. Ia ingin memberi kebahagiaan yang dicari gadis itu.
"Eh ada Pak Botak woi!!" Bobby memekik.
Seketika mereka semua panik, segera berdiri, melarikan diri sebelum guru itu menyadari keberadaan mereka. Mungkin karna skill membolos yang sudah terlalu sering dilatih, mereka bisa lolos dengan aman. Tanpa disadari Guru yang disebut Pak Botak oleh Bobby.
Bobby mengintip di jendela Kelasnya, lelaki itu bernafas lega saat tidak menemukan Guru di sana, pantas saja suasana kelas begitu gaduh. Mereka masuk dengan santai ke kelas. Aiden yang awalnya tengah berkutat dengan ponselnya, mengangkat kepalanya saat seseorang menepuk pelan pundaknya. Cengiran lebar dari Lintang terpampang tepat di depan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANI
Teen Fiction⚠️TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR⚠️ Hanya Kisah Sederhana seorang Renjani Awidya dengan segala luka, duka serta bahagia. Gadis biasa yang tengah mencari Tawa. Renjani Awidya gadis yang terlihat Lemah padahal dia adalah sosok Kuat yang...