2.2

11.5K 694 5
                                    

Bagian 2.2 ; hati yang mati

Mulut bisa bilang 'Ga Papa' tapi, siapa yang tahu perihal 'Hati' Manusia?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulut bisa bilang 'Ga Papa' tapi, siapa yang tahu perihal 'Hati' Manusia?

***

Renjani tengah menatap punggung Aska yang tengah berlutut di samping sebuah makam. Lelaki itu menaburi beberapa bunga ke makan itu. Hari ini Renjani menepati janjinya, menemani Aska mengunjungi makan sang Mama.

Beberapa saat hingga akhirnya Aska berdiri menghadap Renjani. "Ayo pulang," ajak Aska sambil mengulurkan tanganya.

Renjani menerima uluran tangan itu, melangkah bersama keluar area Pemakaman menuju parkiran tempat Aska memarkirkan mobilnya. Cuaca sedikit mendung membuat Aska memilih menggunakan mobil.

Aska melajukan mobilnya meninggalkan area parkiran makam. Renjani menolehkan kepalanya ke arah Aska, tanganya terulur mengelus pelan pundak lelaki itu. "Gapapa kamu masih punya aku," ucap Renjani dengan senyuman meyakinkan.

"Hari ini lo kerja?" tanya Aska.

"Iya, aku Cuma ijin bentar nemenin kamu."

Aska tidak membalas ucapan Renjani. terus melajukan mobilnya, menuju tempat Renjani bekerja. Hening sepanjang perjalanan, Aska yang enggan membuka suara dan Renjani yang lebih fokus melihat ke luar jendela, mengamati hiruk pikuk kota yang terlihat sibuk.

"Ntar gue gatau bisa jemput atau nggak, nanti gue kabarin," ucap Aska saat mereka berhenti di depan cafe.

"Iya, aku keluar dulu kamu hati-hati," jawab Renjani sambil bergegas keluar mobil.

Mobil Aska melaju tepat saat Renjani sudah keluar. Renjani bergegas masuk karna suasana cafe terlihat ramai, ia merasa tak enak ke karyawan lain.

"Renjani sini!" panggil Tama tepat saat Renjani masuk ke dalam cafe.

Merasa terpanggil Renjani segera bergegas menuju tempat Tama. Semua mata di meja itu menatap Renjani. ada seorang Wanita paruh baya dengan pakaian sangat modis, 3 laki-laki yang terlihat seumuran Renjani dan seorang pria paruh baya dengan pakaian formal yang terlihat mahal, serta lelaki bernama Hendra yang ia temui kemarin tengah berdiri di samping kursi pria paruh baya itu.

"Kamu Renjani!" Pria paruh baya itu terlihat berminar bergegas berdiri mendekati Renjani bergerak hendak menggapai tangan Renjani, namun dengan sigap gadis itu merangsek mundur.

"Maaf anda siapa?" tanya Renjani dengan raut bingung, mengalihkan pandangannya ke arah Tama dan Hendra.

"Ini Papa Renjani! Ayah kamu Renjani, Papa nyari kamu selama bertahun-tahun!" saut pria itu sambil menatap Renjani berminar, hatinya sedikit tersentak melihat Renjani yang enggan di setuhnya.

"Papa?" Renjani menatap tidak percaya Pria di depannya. Bisa-bisanya selama 17 tahun gadis itu hidup baru sekarang ada seorang pria yang mengaku Ayahnya, setelah bertahun-tahun Renjani membuang harapan tentang sosok Ayah.

"Iya Renjani ini Papa!" Pria itu mengangguk penuh semangat terus menatap Renjani dengan tatapan berminar.

"Saya tidak percaya," balas Renjani menatap lelaki itu tajam

"Maaf lebih baik biarkan Renjani nya duduk," ucap Tama melerai karna sekarang mereka tengah menjadi pusat perhatian.

"Mas Tama ini apa?" tanya Renjani menatap Tama dengan tatapan penuh kebingungan.

"Duduk dulu, sini Renjani," ucap Tama tenang.

Renjani bergerak ragu menuju salah satu tempat duduk disitu. Menatap 3 laki-laki seumurannya yang juga tengah menatapnya dengan tatapan berminar, sepertinya 2 diantaranya mungkin kembar, karna wajah mereka yang terlihat sangat mirip. Beralih menatap seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat cantik, wanita itu juga menatap ke arah Renjani dengan tatapan lembut.

"Ibu kamu bernama Riantri kan? Riantri Widya?" tanya Pria yang mengaku Ayah Renjani itu.

Renjani segera mengalihkan tatapannya ke arah Pria itu. Bagaimana Pria itu tahu nama Ibunya, bahkan Aska tidak tahu nama sang Ibu.

"Percaya kata Papa Renjani, kamu itu anak Papa!"

Renjani hanya diam pikirannya kalut, kepalanya pusing. Bagaimana bisa? Apakah pria itu benar Ayahnya? Kenapa baru sekarang? Kenapa setelah Renjani membuang semua harapannya? Banyak pertanyaan berputar di otaknya.

"Papa dapat informasi kamu tinggal dengan Kakak Ibu mu tapi waktu Papa kesana kamu tidak ada"

"Anda telat, sangat telat" jawab Renjani pelan.

"Kalau anda Papa saya, siapa mereka?" tanya Renjani menunjuk 3 anak laki-laki dan seorang wanita di depanya.

"Mereka bertiga Saudara kamu, dan Wanita itu yang akan jadi Mama kamu."

"Mama? Saudara?" tanya Renjani dengan nada tak percaya.

"Sayang, Mama sudah menantikan kamu dari lama, akhirnya kamu bergabung dengan keluarga kita," ucap Wanita itu.

"Kak Renjani, Akhirnya Kakak ketemu. Aku adik Kakak, Axel ini Axiel kembaran aku" laki-laki itu menunjuk kembarannya sambil memperkenalkan dengan mata berminar penuh antusias.

"Hai Renjani, gue Narendra abang lo, gue udah nunggu lo dari lama sampai akhirnya hari ini kita ketemu," ucap laki-laki yang duduk di samping Axiel, yang baru saja Axel kenalkan ke Renjani, senyum tulus Narendra mengembang.

Renjani menatap ketiga nya dengan pandangan sulit di artikan, mulutnya tetap membungkam, ia bingung harus ber reaksi seperti apa. Jika di bilang senang maka dilubuk hati terdalam Renjani, gadisi itu senang akhirnya bertemu sang Ayah.

Namun perasaan lain di hatinya gadis itu merasa kecewa. Ayahnya yang pernah ia harapkan ternyata sudah punya keluarga baru yang lengkap.

Dan disisi lain gadis itu marah, kenapa baru sekarang, setelah semua duka dilalui Renjani sendirian, setelah semua harapannya sudah ia kubur dalam-dalam, ketika hatinya sudah mati untuk menerima orang baru, kenapa baru sekarang?

Renjani menundukkan kepalanya, memejamkan mata mencoba meredam semua hal di dalam hatinya yang bisa saja meledak saat ini.

"Renjani?" lelaki yang mengaku Ayahnya meraih pelan tangan Renjani namun Renjani terlebih dulu menarik tanganya menjauh.

" Renjani you okay?" tanya Tama mendekati Renjani.

Renjani tersenyum masam menghadap Tama "Gapapa kok," ucap gadis itu

"Maaf sebelumnya, tapi saya butuh waktu mencerna semuanya, kalian terlalu tiba-tiba muncul di hidup saya." Renjani menatap ke 5 Anggota keluarga itu.

" Renjani menatap ke 5 Anggota keluarga itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

TBC

haiii gaiss 👋

gimana part kali ini??

jangan lupa jadi pembaca yang baikk 🤗

Luv u❤
-nini 🌻

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang