Bagian 3.1 ; luka
ketika luka yang sudah lama dilupakan kembali muncul di permukaan, menghancurkan hati yang sudah tertata begitu apik nya.
***
"Kak Renjani tambah nih Ayamnya." Axel dengan riang menyodorkan sepotong Ayam ke piring Renjani.
Mereka kembali berkumpul di Apartemen Aska untuk makan malam bersama. Aska awalnya ingin menolak namun melihat raut wajah Renjani lelaki itu kembali menghela nafas kasar dan memilih mengalah.
"Caper," ketus Aska menatap Axel sinis.
Axel membalas tatapan sinis Aska tanpa menyahut ucapan lelaki itu. Keduanya seperti sedang saling melempar leser dari matanya. Membuat Renjani menatap malas keduanya.
"Renjani kamu kapan mau tinggal bareng Papa?" tanya Adhinata tiba-tiba dengan nada lembut.
Aska yang sedang meneguk minumnya seketika tersedak, menatap Adhinata dengan tatapan tidak terima. "Kenapa Renjani harus tinggal bersama kalian?!" Aska menatap tajam Adhitama.
Renjani merasa suasana menjadi kurang mengenakkan, membuat Renjani bingung harus berbuat apa.
"Karna Renjani keluarga kita!" ucap Narendra ketus.
"Cih! Keluarga" Aska berdecih dengan seringaian sinis di mulutnya.
Semakin lama Aska merasa keluarga Renjani secara perlahan merebut Renjani darinya. Awalnya Aska mencoba biasa saja namun semakin lama Aska semakin muak.
Lelaki itu merasa tersisihkan setiap Renjani bersama keluarganya, seolah Aska tidak ada di sana, seluruh atensi Renjani menjadi tertuju ke keluarganya. Apalagi setiap hari Aska serasa tidak memiliki waktu bersama Renjani karna 3 saudara menyebalkan Renjani yang terus mengikuti keduanya.
"Aska" Renjani menggapai lengan Aska, mengelus pelan.
"Saya tidak setuju Renjani harus ikut kalian!"
"Aska, kamu ini Cuma pacarnya Renjani, dan kami keluarga Renjani tentu saja Renjani harus ikut keluarganya. Saya sangat berterimakasih ke kamu tapi tetap saja renjani tidak bisa terus tinggal disini!" Adhinata menjelaskan dengan tenang.
"Kenapa tidak bisa? Dari awal sebelum kalian datang Renjani di sini!" Aska masih tetap di pendiriannya.
"Kita ga butuh persetujuan lo!" ucap Axiel dengn nada dingin.
"Sudah-sudah kalian memperebutkan renjani tanpa bertanya pendapat renjani!" Nadia melerai sambil menggebrak meja pelan.
"Jadi Renjani?" lanjut Nadia
Renjani bingung harus menjawab apa, gadis itu mengedarkan pandanganya ke arah Aska, lelaki itu menatap Renjani tajam.
"Aku pikirin dulu ya" ucap Renjani pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANI
Teen Fiction⚠️TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR⚠️ Hanya Kisah Sederhana seorang Renjani Awidya dengan segala luka, duka serta bahagia. Gadis biasa yang tengah mencari Tawa. Renjani Awidya gadis yang terlihat Lemah padahal dia adalah sosok Kuat yang...