5.3

9.6K 542 13
                                    

bagian 5.3 ; kekecewan

Kecewa itu bentuk rasa yang nyata dan abadi di hati, untuk menyembuhkan hanya dengan mengikhlaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kecewa itu bentuk rasa yang nyata dan abadi di hati, untuk menyembuhkan hanya dengan mengikhlaskan.

***

Ketukan kamar yang terdengar brutal membuat Axiel menyudahi kegiatannya, segera membuka pelan pintu kamarnya.

BUGH

Pukulan keras menghantam wajahnya, membuatnya limbung ke samping karna tidak siap. Rahangya terasa begitu linu karna pukulan itu. Matanya menatap marah orang yang telah memukulnya itu.

"Ap-"

"LO GILA YA XI?!" Narendra menarik keras kerah baju Axiel, matanya menunjukan kemarahan.

Axiel terdiam, menatap bingung Narendra, ia masih sedikit terkejut apalagi dengan bentakan lelaki itu barusan.

Dilihatnya dibalik punggung Narendra ada Nadia yang tengah menangis tersedu-sedu di pelukan Axel.

"LO YANG JEBAK RENJANI KAN?!" Narendra masih terus berteriak, kemarahannya masih di ubun-ubun setelah mengetahui Fakta itu.

Axiel memantung, tubuhnya menegang. Jangan bilang Keluarganya sudah tahu, dalam hatinya lelaki itu mengumpati Aska. Sudah jelas ini ulahnya.

Axiel berontak melepas cengkeraman kerah bajunya, berlari mendekati Nadia yang kini menatapnya penuh kekecewaan.

"Ma-"

Plak

Tamparan keras di pipi kiri Axiel, membuatnya tersentak, kepalanya tertoleh ke samping. Itu tamparan yang sangat keras.

Dadanya serasa di remat saat Nadia menamparnya, Ibunya menamparnya demi membela Renjani. Kemarahan semakin menguar di hatinya.

"MAMA KECEWA SAMA KAMU! KAMU TEGA BERBUAT KAYA GITU?! KAMU...kamu ini kenapa Axiel?" Nadia mencengkeram baju Axiel, mengguncangnya keras.

Air mata Nadia masih mengalir deras, suaranya bahkan mengecil di akhir, mulutnya tak kuat berbicara karna terlampau terkejut dengan apa yang putra nya lakukan.

Adhinata terlihat tergesa-gesa muncul dari arah tangga, wajahnya memerah penuh kemarahan. Segera berdiri di depan putranya.

Plak

Tamparan keras kembali menghantam pipi Axiel, membuat lelaki itu semakin menunduk dalam. Hatinya semakin sakit.

"KAMU TEGA SEKALI AXIEL?!" bentak Adhinata keras

Axiel terkekeh sinis, awalnya hanya pelan namun semakin lama kekehannya berubah menjadi tawa keras. Lelaki itu memundurkan langkahnya. Matanya menatap dingin ke arah Adhinata, telunjuknya menunjuk tepat di wajah Papanya itu

"Papa ga ngaca? Papa aja udah ngatain cewek sialan itu Jalang, usir dia, maki-maki ga pake perasaan, jadi yang tega itu Papa atau Axiel?" tanya Axiel dengan nada dingin terdengar jelas.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang