4.0 ; semua sama saja
Menemukan orang yang tulus itu susah, bahkan yang katanya keluarga akan Berbalik menyerang jika rasa curiga lebih besar dari percaya
***
Renjani kecewa, terlampau kecewa. Ia pikir keluarga adalah sekumpulan manusia yang akan terus percaya dan mendukungnya, tenyata sama saja seperti manusia lain.
Renjani menghapus air matanya kasar, berdiri di depan Adhinata. "Tidak perlu menunggu saya dikeluarkan dari Sekolah, sekarang pun saya akan keluar dari sini!"
Adhinata memantung, apa yang baru saja ia katakan, pria itu merutuki dirinya sendiri. Namun enggan menahan Renjani.
Renjani membalik langkahnya, berjalan cepat ke kamarnya, hatinya hancur. Bolehkah ia menyesali keputusannya ikut keluarga Ayahnya itu?
Air matanya kembali menetes pelan, gadis itu bergerak cepat mengemasi buku-buku sekolahnya serta beberapa baju.
Entah ia akan kemana, yang penting ia harus keluar dari rumah ini. Gadis itu tidak mau lagi tinggal dengan orang yang tidak menginginkannya, cukup dulu ia bergantung ke Bibi nya karna takut jika keluar dari ranah keluarga, maka ia akan mendapat kesulitan.
Namun sekarang Renjani sadar, sekarang gadis itu sudah cukup dewasa untuk memutuskan hidupnya sendiri.
Demi ketenangan hatinya, Renjani harus mengambil keputusan, Gadis itu memejamkan matanya, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Bergegas menenteng tas nya keluar dari kamar. Bahkan gadis itu tak sempat berganti pakaian, masih mengenakan seragam sekolahnya.
Diruang tengah ada Narendra, kini tengah menatapnya. Juga sang Ayah yang tengah menatapnya, Nadia tidak ada disana.
"Kamu mau kemana?! Mau beneran jadi jalang!" dengan tega Adhinata berucap seperti itu.
Renjani menghiraukan, meletakkan kartu atm yang sempat Adhinata berikan padanya.
Masalah uang, tabungannya selama bekerja masih cukup untuknya bertahan hidup, ia juga masih bekerja. Tidak ada kesulitan perihal uang.
"Aku ga pernah pake uang nya, dari pada anda malu punya anak seperti saya dan malu saya tinggal bersama keluarga anda jadi saya pergi saja, tanpa menunggu anda usir"
"RENJANI!" Bentak Adhinata.
"Renjani lo ga bisa gini! Masuk ke kamar lo lagi!" ucap Nanrendra.
"Papa saya sudah berniat akan mengusir saya, jadi lebih baik saya keluar dari rumah ini dulu, sampaikan terimakasih untuk Mama, Axel dan Axiel. Saya juga berterimakasih ke kalian, paling tidak saya pernah merasa punya Keluarga bahagia! Permisi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANI
Teen Fiction⚠️TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR⚠️ Hanya Kisah Sederhana seorang Renjani Awidya dengan segala luka, duka serta bahagia. Gadis biasa yang tengah mencari Tawa. Renjani Awidya gadis yang terlihat Lemah padahal dia adalah sosok Kuat yang...