5.1

9.6K 567 8
                                    

bagian 5.1 ; Istimewa

kalau aku ditanya apa hal Istimewa di hidup aku, maka dengan lantang aku akan menyebut namamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kalau aku ditanya apa hal Istimewa di hidup aku, maka dengan lantang aku akan menyebut namamu

***

"Buka mulutnya." Aska menyodorkan se-Sendok bubur ayam ke depan mulut Renjani. Tersisa beberapa suapan lagi, namun gadis itu sendari tadi enggan membuka mulutnya kembali.

"Kenyang." Renjani tetap enggan membuka mulutnya, kepalanya menggeleng pelan menolak suapan itu.

"Tinggal dikit Renjani," ucap Aska mencoba sabar.

"Ga mau!"

Aska menghela nafas pelan, meraih botol air mineral di sampingnya, membuka pelan tutupnya dan bergerak menyodorkan air mineral itu ke depan mulut Renjani.

"Aku bisa sendiri!" Renjani merebut cepat.

Gadis itu begitu malas dengan tingkah Aska, kondisinya sudah sangat baik namun lelaki itu terus memperlakukannya seakan gadis itu masih tidak bisa bergerak sama sekali.

Aska diam, membiarkan Renjani menegak air mineral itu sendiri, tanganya kembali meraih sendok berisi bubur mengarahkan ke mulutnya sendiri.

Aska menghabiskan sisa bubur itu. Renjani hanya memperhatikan lelaki itu yang tengah makan dengan tenang. Sudah seperti kebiasaan Akhi-akhir ini. Renjani yang tidak menghabiskan makanannya dan Aska yang akan menghabiskan sisanya.

"Mau pulang Aska," ucap Renjani pelan, meghalau hening.

"Nanti kalau udah sembuh!" Aska berdiri sambil mengusap pelan kepala gadis itu. 

Bergerak membuang sampah bungkus bubur ayam yang kini telah tandas tak tersisa. Kembali duduk di samping Renjani

"Udah sembuh." Renjani menatap penuh harap lelaki itu.

Gadis itu sudah terlampau bosan dengan suasana Rumah Sakit, ia ingin keluar dari sini. Ingin menghidup udara luar Ruangan ini.

"Belum."

Renjani  diam, mengalihkan tatapannya ke segala arah.

"Jangan marah dong, nanti kalau lo udah sembuh kita pulang."

"Aku gamau tinggal sama kamu, aku udah sewa kos."

"Mau ga mau lo harus sama gue!" ucap Aska tegas.

"Kamu nggak berhak paksa aku!" Renjani menatap datar lelaki itu.

Aska menghela nafas pelan, memilih diam dari pada ia terseret emosi. Tanganya terulur menggenggam jemari Renjani. "Iya maaf," ucap Aska pelan.

Renjani tersentak, segera menolehkan kepalanya ke arah Aska, terlihat wajah lelaki itu memelas yang tengah menatapnya. Ia pikir Aska akan marah-marah dan memaksa tapi, apa ini?

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang