2.3

10.9K 675 8
                                    

Bagian 2.3 : orang baru

Tentang orang baru, Kamu tipe yang mudah menyesuaikan atau justru yang sulit menerima? kalau kalian tanya aku, mungkin aku tipe ke 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tentang orang baru, Kamu tipe yang mudah menyesuaikan atau justru yang sulit menerima? kalau kalian tanya aku, mungkin aku tipe ke 2

***

"Maaf sebelumnya, tapi saya butuh waktu mencerna semuanya, kalian terlalu tiba-tiba muncul di hidup saya." Renjani menatap ke 5 anggota Keluarga itu.

"Renjani kamu ga-"

"Saya senang, sangat senang bertemu anda yang ternyata Ayah saya, tapi terlalu banyak hal yang sudah saya lalui hingga saat ini, beruntung saya masih bisa duduk di sini bertemu dengan anda, berkenalan dengan Keluarga baru anda."

"Maaf Renjani, maafkan papa." Pria itu tiba-tiba bersimpuh di bawah Renjani membuat Renjani terkejut lantas segera berdiri dan menjauh.

"Saya mohon jangan seperti ini!" ucap Renjani cepat.

"Renjani sayang, kami minta maaf untuk segala hal yang terjadi di hidup kamu, tapi Papa kamu sangat menyayangi kamu Renjani, setiap malam Papa kamu tidak pernah tertidur tenang karna dia sangat mengkhawatirkan kamu!" Wanita yang mengaku akan menjadi Mama nya berdiri mendekati Renjani pelan.

"Maaf kalau saya tidak sopan, Anda pikir saya pernah tidur dengan tenang setelah nenek saya tiada?" tanya Renjani tenang namun berhasil menohok hati ke 5 keluarga itu.

"Bukan gitu Renjani, Ayah minta maaf, kamu mau kan ikut Ayah? kita mulai Lembaran Baru bersama!"

"Bagaimana saya bisa buat Lembaran Baru saat Buku nya sudah hancur?" Renjani menghela nafas pelan mengalihkan tatapannya, menghalau agar apa yang ia tahan di mata nya tidak terjatuh, " saya tidak akan bertanya soal kenapa anda meninggalkan Ibu saya, dan kenapa anda sudah memiliki keluarga lengkap dengan 3 anak yang jelas seumuran dengan saya, bahkan ada yang lebih tua dari saya. Karna saya tidak pernah berkeinginan mengetahui, semua pertanyaan-pertanyaan yang dulu sangat ingin saya tanyakan perihal anda sudah saya kubur bersama harapan saya tentang anda bertahun-tahun lalu."

"Renjani-"

"Saya senang, sangat senang bertemu dengan anda sebagai seorang anak yang tidak pernah melihat wujud nyata sang Ayah, Ayah yang dulu selalu saya Harap-harapkan menjemput saya namun tak kunjung datang hingga saya lupa kalau saya punya seorang Ayah. Benar kata Nenek kalau Ayah itu pria tampan haha.." Renjani tertawa pelan yang justru terlihat sangat dipaksakan. Membuat hati sang Ayah semakin hancur mendengar semua hal yang keluar dari mulut sang Putri.

"Ah maaf sepertinya saya belum bisa memanggil anda Papa seperti harapan anda, atau memanggil Nyonya, Mama seperti harapan Nyonya juga, atau mengakui kalian adalah saudara saya" lanjut Renjani sambil memandangi mereka bergantian dengan senyuman tipis.

"Renjani Papa minta maaf, ayo pukul Papa asal kamu maafin Papa! Kalau kita gak bisa buat Lembaran Baru, Ayo kita bareng-bareng buat buku baru di hidup kamu," ucap sang Ayah menatap Renjani dengan tatapan penuh rasa bersalah.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang