3.0

11.1K 617 14
                                    

Bagian 3.0 ; bersama

Selama di ada kamu di dunia ini, aku masih bisa teriak baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama di ada kamu di dunia ini, aku masih bisa teriak baik-baik saja.

***

Minggu pagi, Aska masih mengukung Renjani di pelukannya. Melingkarkan tanganya di perut sang gadis dengan kepala ia letakan di bahu Renjani. Sudah setengah jam mereka di posisi seperti itu. Aska sama sekali tidak melepaskan Renjani.

"Ayo bangun!" Renjani menepuk pelan punggung lelaki itu.

Aska menggelengkan kepalanya di pelukan Renjani, semakin memper erat pelukannya. "Aku mau cuci muka, Aska! kamu minggir!" Renjani kembali mencoba melepaskan pelukan Aska.

"Diem ga?!" Aska mendongakkan kepalanya menatap Renjani tajam.

Renjani mendegus dan kembali diam, tak ingin membuat masalah di pagi-pagi begini. Hingga bell Apartemen berbunyi menganggu kesenangan Aska.

Aska berdecak kesal saat bell nya justru semakin keras. Lelaki itu bangkit dari pelukan Renjani dengan raut wajah teramat kesal. Renjani yang melihat raut wajah Aska ingin tertawa namun takut membuat lelaki itu semakin marah.

"Lo diem di sini! Gue yang buka!" ucap Aska menunjuk Renjani dan bergegas berdiri.

Renjani hanya menurut dan bergegas ke kamar mandi, sendari pagi ia belum mencuc muka, bahkan belum menyikat giginya karna Aska yang sama sekali tidak melepaskannya.

Bell masih terus berbunyi, namun Aska sudah masuk ke kamar, Renjani yang baru saja keluar dari kamar mandi menatap Aska heran "Kok ga dibuka?" tanya Renjani.

"Penganggu, ga usah di buka."

Telfon Renjani berbunyi dengan nama Axel tertera di sana. Aska dengan cepat merebut ponsel itu, memasukan ke laci meja belajarnya.

Menarik Renjani kembali ke ranjang memeluk erat gadis itu. "Cuci muka dulu Aska!" Renjani kembali mencoba melepaskan pelukannya.

"Ga mau Renjanii!" teriak Aksa semakin mengukung Renjani membuat gadis itu sesak

"Aku gabakal ilang."

"Ga mau!"

Aska masih enggan melepas pelukannya diam di posisi kepala di leher Renjani. bell sudah berhenti berbunyi, mungkin Axel memilih pulang mengira Apartemen tidak ada orang.

Renjani menghela nafas pelan, mencoba sabar dengan tingkah Aska pagi ini. "kamu kenapa sih?"

Aska melepaskan pelukannya kasar dan duduk menatap Renjani kesal "Lo yang kenapa?! Lo gamau gue peluk?! Udah bosen lo?! Seneng an sama sodara-sodara lo?! Gue udah ga penting lagi?!" cerca Aska dengan nada kesal. Mukanya sudah merah menahan Amarah dari kemarin.

Renjani terkejut dengan respon Aska, lelaki itu benar-benar Marah. "Ga gitu As-"

"Ga gitu apanya?! Dari tadi lo gamau gue peluk?! Lo udah bosen sama gue?!"

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang