2.9

10.4K 644 12
                                    

Bagian 2.9 ; diri sendiri

Dunia ini terlalu fana untuk mengharapkan orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dunia ini terlalu fana untuk mengharapkan orang lain. Bahkan jaman sekarang justru banyak isu soal Keluarga yang menjadi tombak tajam penghancur mental.

***

Adhinata berdehem pelan, menatap Aska serius. Adhinata tahu betul siapa Aska, karna ke 3 anak Laki-laki nya yang bisa dibilang satu Spesies dengan Aska yang menyebalkan. Berkali-kali dulu Adhinata melihat Aska menjadi musuh ke 3 Anaknya yang berakhir di Kantor Polisi karna tertangkap Tawuran.

Karna itu saat melihat Aska di Cafe waktu pertama kali bertemu Renjani, Adhinata memang sedikit tidak asing dengan wajah Aska, dan melihat ke 3 putra nya yang bertingkah saat itu, baru ia ingat bahwa 'Aska ini' adalah Aska yang dulu sering ia lihat terlibat masalah dengan ke 3 Putranya.

Dan ternyata Aska adalah Kekasih sang Putri yang bahkan sepertinya menurut Putrinya Aska jauh lebih berharga dari pada dirinya. Awalnya Adhinata tidak suka karna Adhinata tahu betul seperti apa tabiat Aska. Namun semakin lama ia melihat, mungkin Aska tidak seburuk bayangannya. Justru sepertinya dia jauh lebih buruk dari pada Aska untuk Renjani.

"Saya mau berterima kasih ke kamu, terima kasih untuk semuanya, terima kasih sudah menjaga Renjani," ucap Adhinata menatap Aska yang kini tengah berdiri didepannya.

"Tanpa anda suruh saya juga pasti akan menjaga Renjani, jadi tidak perlu berterima kasih."

"Tetap saja harus berterima kasih."

"Lo jadi ikut ga Njing!" Axel berteriak menatap Aska penuh kekesalan, kenapa harus dia yang disuruh memanggil Aska.

"Axel! Berani ngumpat di depan Papa!" Adhinata menatap Axel tajam.

Axel yang tidak menyadari keberadaan sang Ayah disana menggaruk tengkuknya sambil menyengir. Aska melangkah menuju mobil melewati Axel sambil menyeringai, "Bocil," ejek Aska di samping Axel.

Axel menatap kesal Aska, bergegas menyalip langkah Aska menghantam bahu lelaki itu keras, Aska yang sama sekali tidak perduli tetap melangkahkan kakinya santai, mendekat ke Renjani.

Seperti yang direncanakan malam kemarin, hari ini ke 3 saudara itu mengajak Renjani jalan dengan Aska yang pasti ikut.

"Renjani duduk depan ya?" ucap Narendra.

"Ga Renjani duduk samping gue!"

"Gue tanya Renjani!"

"Renjani?"

Renjani menatap kedua nya malas, "Aku duduk sampingnya Axel sama Axiel aja"

Seketika si kembar tersenyum penuh kemenangan dan bergegas masuk, mengapit Renjani di tengah. Aska yang tidak terima bersikeras menggeser Axiel dari samping Renjani, dan Axiel yang berusaha keras mempertahankan posisinya dibantu Axel membuat Renjani mengehela nafas Frustasi.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang