1.4

13.2K 788 20
                                    

Bagian 1.4 ; luka itu nyata

Setiap luka punya perihnya masing masing, entah luka hati ataupun luka fisik, karna yang pasti semua luka akan melahirkan trauma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap luka punya perihnya masing masing, entah luka hati ataupun luka fisik, karna yang pasti semua luka akan melahirkan trauma.

***

Pagi ini Renjani sudah mulai masuk sekolah setelah dia izin selama 5 hari untuk menyembuhkan luka-luka yang Bibinya hasilkan. Hari ini Renjani berangkat bersama Aska, lelaki itu masih manis. Mungkin ini rekor terlama Aska yang tidak pernah marah selama 5 hari.

Aska menggandeng lembut tangan Renjani. Jemari mereka saling bertaut sepanjang lorong hingga sampai di kelas Renjani. Aska mengelus pelan kepala Renjani, dan itu berhasil memporak-porandakan hati Renjani. Seperti ada banyak kupu-kupu di perut gadis itu.

"Belajar yang bener," ucap Aska.

"Iya sana, kamu jangan bolos."

"Ga janji."

Aska berjalan meninggalkan kelas Renjani setelah Renjani sudah masuk ke kelasnya. Duduk dengan tenang hingga Fina megajak Renjani berbicara.

"Eh Renjani, lo udah sembuh?" tanya Fina mencoba berbicara ke Renjani

"Udah kok," jawab Renjani.

"Ada 2 murid baru loh di kelas kita, udah 3 hari an," ucap Fina lagi.

Renjani yang bingung harus merespon bagaimana hanya membuat wajah seolah kaget dan tersenyum.

"Ituu Renjani anaknya." Fina menunjuk anak perempuan dengan wajah cantik berjalan masuk ke kelas mereka.

"Eh Manda sini" Fina berteriak memanggil anak baru itu.

"Kenalin ini Renjani, lo kan belum tau" lanjut Fina, wajah nya terlihat sangat Antusias membuat Renjani tidak enak karna dia tidak tahu harus ber reaksi seperti apa. Renjani sangat bodoh untuk bersosialosasi.

Gadis yang dipanggil Manda oleh Fina itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

"Manda," ucap gadis itu tetap dengan senyuman manisnya.

"Renjani." Renjani membalas uluran Manda dan tersenyum kaku.

"Anaknya emang agak pemalu Man jadi jangan kaget," ucap Fina melihat Manda yang bingung dengan reaksi kaku Renjani.

"Oh santai aja Renjani, kalau gitu gue duluan yak." Manda melangkah ke bangkunya setelah mendapat anggukan Renjani dan Fina.

"Manda cakep ya," ucap Fina ke Renjani.

"Iya cantik." Renjani mengagguk setuju.

"Nahh itu lagi Renjani yang satunya, cowok namanya Rajendra." Fina kembali mengarahkan telunjuknya ke pintu.

Rajendra yang merasa terpanggil menolehkan kepalanya dan seketika matanya membola. Lelaki itu segera berlari menghampiri bangku Renjani.

"LOH RENJANI KAN??!" teriak Rajendra heboh.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang