Bagian 5.8 ; Rasa sakit
Kadang rasa sakit memang dibutuhkan, untuk tumbuh menjadi lebih kuat.
***
Renjani termenung di pelukan Aska. Gadis itu tengah berkutat dengan pikirannya sendiri.
Pagi tadi ia sudah kembali Sekolah setelah berusaha keras membujuk Aska, setelah kejadian Axiel yang mencekiknya 3 hari lalu, yang harusnya gadis itu sudah masuk ke Sekolah sejak 3 hari kemarin.
Aska memejamkan matanya, lelaki itu tidak tidur, tanganya masih terus mengelus lembut rambut Renjani.
3 hari lalu Axel menjemput Axiel bersama Nadia, Adhinata dan Narendra yang ikut. Renjani kembali mengingat saat Nadia menangis tersedu-sedu menyalahkan dirinya atas apa yang menimpa Renjani.
"Aska," panggil Renjani pelan.
"Hm?"
"Aku balik ke tempat Kos aku ya?"
"Udah di pake orang lain," jawab Aska santai, masih dengan memejamkan matanya.
Renjani menghela nafas kasar, sebenarnya ia sudah menduganya. Gadis itu sama sekali tidak terkejut.
"Lo disini aja, sama gue," ucap Aska, membuka matanya menatap Renjani.
"Aku bayar sewa ke kamu ya?" tanya gadis itu ragu-ragu.
"Hah?!"
"Bayar sewa tempat tinggal"
Seketika tawa Aska menyembur, lelaki itu tertawa keras sampai-sampai matanya menyipit.
Renjani memutar bola matanya malas, "Aska!" panggil Renjani lagi.
Aska berusaha keras menyudahi tawanya, tanganya memegangi perut yang terasa kaku karna terlalu keras tertawa.
"Emang gue miskin apa pake lo harus bayar sewa?" Aska meraih kembali pinggang Renjani, membawanya mendekat.
"Tapi-"
"Gue punya ide! Gimana kalau lo bayarnya pake cium aja? Cium pipi, atau bibir aja gue lebih suka! " Aska menaik turunkan alisnya penuh semangat.
Renjani yang awalnya menatap Aska serius seketika mendegus kasar, tangannya memukul pelan lengan kekar lelaki itu. "Itu mah mau kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANI
Teen Fiction⚠️TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR⚠️ Hanya Kisah Sederhana seorang Renjani Awidya dengan segala luka, duka serta bahagia. Gadis biasa yang tengah mencari Tawa. Renjani Awidya gadis yang terlihat Lemah padahal dia adalah sosok Kuat yang...