3.6

10.1K 554 40
                                    

Bagian 3.6 ; Senja & Kelam

Senja & Kelam, 2 hal yang saling ber iringan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja & Kelam, 2 hal yang saling ber iringan. Tentang senja yang pergi dan menghasilkan Kelam.

***

Aska terus mengembangkan senyumnya, rencananya berhasil. Lelaki itu tengah mengamati wajah damai Renjani yang sudah terlelap di sampingnya.

Saat hendak menjemput Renjani tadi lelaki itu dihadang 8 orang asing, Aska tidak mengenal mereka karna wajahnya tertutup topeng.

Untuk melindungi dirinya sendiri 8 orang tentu bukan apa-apa baginya, namun saat melihat lawannya membawa senjata tajam, tiba-tiba ide gila terlintas di otaknya. Lelaki itu merelakan tubuhnya demi bisa membujuk Renjani.

Dengan gerakan pelan Aska melingkarkan tanganya di pinggang Renjani, mendekat pelan, memeluk gadis itu. Meski ia harus menahan sakit di luka nya karna tergencet tubuhnya sendiri.

Namun sepertinya Aska sudah benar benar hilang akal, bahkan lelaki itu tidak menunjukan wajah kesakitan, justru senyum nya terus mengambang dengan tangan memeluk possesive tubuh Renjani.

***

Renjani membuka matanya, gadis itu merasa tangan besar memeluknya erat, mengalihkan tatapannya ke Aska.

Seketika mata Renjani membola, seprai kasur sudah dipenuhi darah, gadis itu segera bangun, luka-luka di beberapa bagian tubuh Aska kembali terbuka karna posisi tidur lelaki itu.

"Aska bangun!" Renjani menepuk pelan pipi lelaki itu.

Aska yang merasa terusik membuka pelan matanya, dilihatnya Renjani tengah menatap khawatir ke arahnya.

"Kenapa?"

"Kenapa apanya! Kamu ga ngerasa sakit?!" Renjani menatap tidak percaya lelaki itu, kenapa wajahnya masih terlewat santai seperti itu.

Aska bangun, mengucek pelan matanya, lelaki itu memang merasakan sedikit perih di beberapa bagian badannya. Namun rasa bahagianya karna bangun melihat wajah Renjani jauh lebih terasa dibanding rasa perih itu, Aska memang benar-benar gila.

Renjani segera beranjak dari ranjang, mengambil sebaskom air dan P3K. Membersihkan sisa-sisa darah dipinggiran luka dan mengobatinya seperti saran Dokter Rumah Sakit kemarin malam. Sesekali gadis itu meringis kecil saat menyentuhkan kapas di luka itu.

Aska hanya diam, menurut sambil terus memperhatikan Renjani, "Ga sakit, ga usah meringis-meringis gitu, bikin gue pengen peluk lo lagi!" ucap Aska santai, membuat Renjani memandang malas lelaki itu.

"Luka nya kebuka juga karna kamu Peluk-peluk aku, sekarang ga boleh Peluk-peluk kalo tidur!"

"Ga bisa gitu dong!" Aska berucap dengan nada tak santai, menatap Renjani dengan tatapan tidak terima.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang