Bagian 0.3 ; Hati Manusia
Hati Manusia itu ga ada yang tahu. sekali kamu menyakiti hati orang lain pasti suatu saat akan ada orang yang menyakiti hati kamu, entah orang yang kamu sakiti hatinya hari ini atau orang yang kamu temui di masa depan. karna yang aku yakin karma itu ada
***
"Aku ga minta dianterin pulang Fahmi, aku pulang sendiri jalan kaki," jawab Renjani, gadis itu langsung mematikan sambungan telfonnya.
"Anjing," umpat Aska pelan ketika Renjani mematikan telfonnya. Berani-berani nya gadis itu mematikan telfon saat pembicaraan belum selesai.
"Eh lo mau kemana Ka?!" tanya Vans melihat Aska berdiri memakai jaket dan meraih cepat kunci motornya. Teman-teman Aska mengalihkan perhatian mereka, menatap Aska yang tergesa-gesa keluar.
"Gue balik dulu ada urusan," jawab Aska dengan nada dingin dan langsung bergegas keluar dari ruangan itu.
Aska memacu motornya dengan kecepatan penuh. Lelaki itu dikuasai emosi. Entah apa yang akan dilakukan Aska ke Renjani setelah ini.
***
Renjani tengah berjalan pelan menuju ke cafe tempatnya bekerja. Dilubuk hati terdalamnya dia merasa takut karna mematikan telfon dari Aska saat pembicaraan belum selesai. Tapi hari ini entah kenapa Mood nya sedang tidak terlalu baik.
Renjani mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja. Hingga harapannya pupus ketika sebuah motor berhenti tepat dihadapanya. Sedikit meleset saja mungkin Renjani akan menjadi korban.
"Arrhh!" teriak Renjani terkejut, seketika gadis itu terjungkal kebelakang.
Pemilik motor langsung membuka kaca helmnya dengan kasar dan berjalan ke arah Renjani dengan mata tajamnya.
"Berdiri Anjing!!" bentak Aska sambil menarik lengan Renjani untuk berdiri dan menyeretnya ke arah motor nya.
"Naik cepet!!" Aska mendorong lengan Renjani untuk naik ke motornya dengan kasar.
Renjani hanya bisa diam dan menuruti kata Aska. Karna melawan hanya akan membuat masalah menjadi lebih Runyam.
Setelah Renjani naik Aska menjalankan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata membuat beberapa pengendara membunyikan klaksonnya karna tingkah bahaya Aska.
Renjani yang ketakutan mencengkeram ujung baju Aska sambil memejamkan matanya. Berharap hal yang dipikirannya tidak terjadi.
Setelah sampai di salah satu apartemen, Aska langsung menarik Renjani turun dan menyeret nya dengan kasar menuju lantai tempat tinggalnya.
BRAKKK
Renjani yang didorong oleh Aska hingga jatuh ke lantai setelah Aska menutup pintu Apartemen nya.
"SIAPA YANG NYURUH LO MATIIN TELFON HAH?!! BILANG AJA LO MAU PULANG SAMA FAHMI FAHMI SIALAN ITU KAN KALO GUE GA DATENG TADI!! DASAR CEWE MURAHAN GA TAU DIUNTUNG!!!" bentak Aska keras.
Renjani hanya diam sambil menundukkan kepala. dia tidak menangis tapi jangan tanya bagaimana keadaan hatinya saat ini.
"LO GA JAWAB BERARTI BENER HAH APA TEBAKAN GUE!! ANJING YA LU EMANG!!" Aska menarik wajah Renjani agar melihat matanya.
Aska sedikit terkejut dengan tatapan yang diberikan Renjani tapi dengan cepat dia menormalkan wajahnya.
"Kalau aku jawab emang ada bedanya? Kamu bakal tetep marah dan maki-maki aku, mending aku diem, dengerin semua makian kamu, mumpung hati aku belum capek, Nanti kalau hati aku udah capek sama makian kamu aku-"
"STOP!" Teriak Aska memotong ucapan Renjani.
Renjani kembali menundukkan kepalanya saat Aska memotong ucapannya sambil memandangnya tajam.
"Berdiri cepet!" ucap Aska dengan nada tajam.
Renjani berdiri tanpa mengeluarkan kata apapun. Aska langsung menarik tangan Renjani ke arah kamarnya.
Aska mengekuarkan handphone nya dan menghubungi salah satu kontak.
"Halo bang"
....
"Hari ini Renjani ga masuk kerja gapapa kan bang"
.....
"Haha iya makasih ya bang"
.....
TutTama, boss tempat Renjani bekerja adalah salah satu kenalan Aska. Tentu meminta izin agar Renjani yang notabe nya kekasih nya bukanlah hal susah bagi Aska.
Renjani hanya menghela nafas pelan mendengar ucapan cowok itu. Dia tau siapa yang ditelfon aska. Dan Renjani hanya diam sambil menundukkan kepalanya.
"Lo hari ini ga kerja jadi disini aja," ucap Aska sambil melempar baju miliknya ke Renjani agar dia mengganti bajunya.
Aska meninggalkan Renjani di dalam kamarnya dan berjalan keluar untuk mencari makan. Renjani hanya menghela nafas lelah untuk kesekian kalinya. Dan segera berganti baju.
Setelah beberapa lama, Aska kembali dengan beberapa makanan di tangannya.
"Gue mau mandi lo makan duluan kalo laper," ucap Aska sambil berjalan ke arah kamar mandinya.
Tentu Renjani sama sekali tidak menyentuh makanan itu selama Aska belum selesai dengan ritual mandinya.
Aska keluar dengan handuk di pundaknya. Dengan memakai baju tanpa lengan dan celana training hitam panjang.
"Keringin rambut gue," ucap Aska melempar handuk ke arah Renjani.
Renjani yang tadinya duduk memainkan hpnya berdiri menghampiri Aska yang duduk didepannya dan mulai mengeringkan rambut basah lelaki itu dengan handuk tadi.
"Kok lo gak makan?"tanya Aska.
"Nunggu kamu," ucap Renjani.
Setelah merasa lumayan kering Aska menyuruh Renjani duduk dan makan.
Mereka makan dengan tenang tanpa ada yang berbicara hingga selesai."Renjani," panggil Aska pelan. Renjani sedikit terkejut dengan nada bicara Aska.
"Kenapa?" jawab renjani lembut sambil melihat ke arah Aska.
Aska menarik renjani mendekat lalu mengangkat Renjani agar duduk di atas pahanya dan memeluk Renjani erat.
"Jangan pernah berpikir untuk pergi kecuali gue yang nyuruh lo pergi Renjani," ucap Aska pelan sambil menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Renjani.
"Aku ga bisa janji kamu tau hati ma-"
"STOP!" Teriak Aska memotong ucapan Renjani sambil melepas pelukannya.
"JANGAN TINGGALIN GUE!! LO HARUS JANJI!!" bentak Aska mencengkeram kedua lengan Renjani sambil menatap mata Renjani tajam.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBCHai gais!!👋
Aku percaya pembaca yang baik pasti tahu cara menghargai penulis. Jadiiiii, kalau kalian adalah pembaca yang baik jangan lupa komen dan klik bintang di pojok kiri yaa...🤗
Luv u❤
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANI
Teen Fiction⚠️TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR⚠️ Hanya Kisah Sederhana seorang Renjani Awidya dengan segala luka, duka serta bahagia. Gadis biasa yang tengah mencari Tawa. Renjani Awidya gadis yang terlihat Lemah padahal dia adalah sosok Kuat yang...