5.6

10.4K 538 4
                                    

Bagian 5.6 ; Rasa bersalah

Membayar rasa bersalah itu caranya cuma Minta maaf dan berubah jadi lebih baik, bukan bertingkah supaya orang itu berlaku sama buruknya kaya kamu, terus kamu jadi merasa kalian sama aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membayar rasa bersalah itu caranya cuma Minta maaf dan berubah jadi lebih baik, bukan bertingkah supaya orang itu berlaku sama buruknya kaya kamu, terus kamu jadi merasa kalian sama aja. Itu namanya BODOH!

***

Axiel sudah hampir mati sekarang, wajahnya semakin tak berbentuk. Padahal pukulan-pukulan yang ia dapat dari Narendra dan Axel masih belum bisa dikatakan sembuh. Justru ditambah dengan pukulan-pukulan membabi buta Aska.

Aska menghantam keras perut Axiel, melempar lelaki itu ke tembok dan segera menghantamnya kembali. Tendangan demi tendangan terus di layangkan oleh Aska.

Tanpa ampun, Aska menginjak keras perut Axiel yang baru ia lempar. Seketika Axiel terbatuk keras, mengerang pelan menahan sakit.

Axiel sama sekali tidak melawan, lelaki itu diam saja. Axiel ingin membuang sedikit rasa bersalah di hatinya dengan membiarkan Aska memukulinya.

Axiel sudah begitu lemas, matanya memburam, tubuhnya serasa remuk sekarang, lelaki itu bahkan tidak mendegar kembali segala umpatan yang keluar dari mulut Aska.

Ingatan terakhirnya saat Renjani berteriak dari pintu, menarik Aska menjauh. Setelahnya semua menghitam, Axiel tak sadarkan diri dengan segala bercak darah dan lebam-lebam di seluruh tubuhnya.

"ASKA!" Renjani berteriak menyingkirkan Aska.

Gadis itu memegangi lehernya saat rasa perih menyerang tenggorokannya karna berteriak. Menatap prihatin Axiel yang kini pingsan di depannya. Sejujurnya gadis itu masih takut, namun melihat bagaimana kodisi Axiel saat ini, bagamana Renjani tega.

"Ayo masuk!" Aska menarik Renjani menjauh.

"Aska, Axiel!" Renjani menahan langkahnya, menunjuk Axiel dengan tatapan paniknya.

"Biarin aja!" ucap Aska bersikeras menarik Renjani masuk.

"Dia hampir mati Aska!" Renjani menyantak genggaman Aska, bergerak cepat mendekati Axiel, berusaha mengangkat lelaki itu agar terduduk.

Aska menatap datar punggung Renjani. "Dia udah hampir bunuh lo Renjani!" ucap Aska dingin.

"Aku masih hidup!" jawab Renjani tanpa menolehkan kepalanya, mengabaikan Aska yang masih menatap datar kearahnya, berusaha keras untuk mengangkat tubuh lemas Axiel.

"BANGSAT!" Aska memukul keras tembok di sampingnya.

Renjani tersentak, bahkan tarikannya di tubuh Axiel terlepas membuat lelaki itu kembali jatuh ke lantai. Renjani menatap takut ke arah Aska yang kini terlihat marah.

Renjani berusaha keras menahan air matanya, ia tidak ingin menangis hanya karna umpatan Aska barusan.

Aska menghela nafas kasar, mengacak rambutnya keras. Kakinya bergerak mendekati Renjani, lelaki tu sedikit tersentak melihat tatapan takut Renjani. Namun Aska lebih memilih mengangkat tubuh Axiel, segera membawa lelaki itu masuk ke Apartemen, melemparkan tubuh Axiel ke pojok ruangan hingga suara keras hantaman punggung Axiel ke tembok terdengar.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang