1.7

13.1K 789 26
                                    

Bagian 1.7 ; 'insecure' katanya

Jangan jadikan kelebihan orang lain menjadi sumber insecure kamu dan jadi alasan kamu untuk menyalahkan orang lain atas pikiran kamu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan jadikan kelebihan orang lain menjadi sumber insecure kamu dan jadi alasan kamu untuk menyalahkan orang lain atas pikiran kamu sendiri. Semua orang punya hal spesialnya masing-masing.

***

"Buka mulut lo." Aska menyodorkan sedok berisi nasi dan lauk ke mulut Renjani.

"Aku bisa makan sendiri," ucap Renjani sambil mencoba mengambil alih sendok di tangan Aska.

"Ck! Gue mau nyuapin lo Renjani, singkirin ga tangan lo!" balas Aska dengan nada kesal terdengar jelas.

Renjani hanya menghembuskan nafas pelan membuka mulutnya menerima setiap suap yang di sodorkan Aska, hingga semua yang di piring habis.

"Kamu apain Bibi aku?" tanya Renjani.

"Gue kasih pelajaran dikit," jawab Aska santai tanpa melihat ke arah Renjani.

"Dikit kok sampek Marah kaya kemaren."

"Masih untung ga gue mampusin tuh se keluarga."

"HEH!"

"Kok lo bentak gue?!"

"Engga bentak itu Cuma kaget."

"Halah alasan."

Renjani tidak membalas ucapan Aska, dia juga tidak terlalu perduli dengan apa yang Aska lakukan ke bibinya, dia sudah menduganya.

Renjani berjalan menjauh dari area Dapur ke ruang tengah, duduk di salah satu sofa. Aska mengikuti Renjani duduk di sofa yang sama, padahal sofa yang di duduki Renjani adalah Single Sofa. Otomatis Aska duduk di Pangkuan Renjani. Renjani menghela nafas pelan, setelah Renjani resmi tinggal di Apartemen Aska, tingkah Lelaki itu memang Sedikit Aneh.

"Minggir ih! Berat!" Renjani mencoba menyingkirkan Aska dari Pangkuannya.

"Gamau! Sekali-kali lo pangku gue dong!" Aska menarik tangan Renjani yang mencoba menyingkirkan nya untuk memeluk perutnya dari belakang.

"Iih badan kamu segede Bom gini juga!" Renjani tidak berbohong, seketika pahanya terasa kebas karna di duduki Aska.

"Ada bom yang kecil kok," jawab Aska santai.

"Minggir ga!"

"Ga!"

"Iih minggir!!"

"Ga mau!!"

"Minggir!!!" Renjani mendorong Aska kedepan dengan sekuat tenaga. Aska yang tidak siap tersungkur ke depan.

Renjani menelan salivanya pelan, "waduh" batin Renjani

Aska segera menoleh ke arah Renjani dengan tatapan sinis nya. Renjani yang panik segera mengalihkan tatapannya ke sembarang arah.

"Sakit tau!!" teriak Aska.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang