2.6

11.2K 703 11
                                    

Bagian 2.6 ; sakit hati

Tenang, semua orang punya masalahnya masing-masing, selama Langit masih di Atas dan Kaki masih memijak Tanah semua pasti baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tenang, semua orang punya masalahnya masing-masing, selama Langit masih di Atas dan Kaki masih memijak Tanah semua pasti baik-baik saja.

***

"Tunggu!"

Renjani mencengkeram ujung seragam Aska, hatinya kembali sakit. Padahal tadi gadis itu sudah sedikit lupa tentang masalahnya itu.

"Renjani ayo Papa antar pulang" ucap Adhinata mengabaikan tatapan Aska yang menghunus tajam ke arahnya.

"Maaf –"

"Anda saja tidak tahu dimana Renjani tinggal"

Deg

Ucapan Aska berhasil menohok hati Adhinata. Lelaki itu memandang Renjani dengan tatapan penuh rasa bersalah.

"Renjani bisa kita bicara sebentar?" tanya Adhinata dengan nada lembut ke Renjani.

"Renjani ga bisa!"

Lagi-lagi Aska menjawab sebelum Renjani membuka mulutnya. "Saya tanya Renjani bukan ke kamu!"

"Aku gapapa." Renjani berbisik belan ke Aska.

Gadis itu turun dari motor kekasihnya, Aska sempat menahan namun Renjani hanya mengangguk kecil. "Saya harus ikut!" ucap Aska tegas dengan tangan masih menahan lengan Renjani.

Adhinata menatap kedua nya bergantian dan menganggukan kepalanya pelan. "Renjani ikut Papa di mobil-"

"Renjani sama saya!" Aska memotong ucapan Adhinata tanpa perduli, menyuruh Renjani naik ke motornya.

Adhinata menghembuskan nafas pelan, ia ingin marah namun ia takut akan membuat Renjani juga marah. Memilih diam, mencoba sabar dengan tingkah Aska.

Aska mengikuti pelan mobil yang melaju di depan nya. Kedua tangan Renjani melingkar di perutnya. Mencengkeram ujung seragamnya, sesekali Aska melihat wajah Renjani yang terlihat resah dari spion motornya.

Sampai akhirnya mereka berhenti di sebuah Rumah putih yang terlihat mewah, di kawasan Perumahan Elit.

Renjani memandang rumah itu sendu, jemarinya sudah digenggam erat Aska. "Kalo lo ga mau kita bisa pulang sekarang, gue ga suka lo maksa kaya gini." Aska menatap Renjani khawatir.

"Aku gapapa kok, asal ada kamu," ucap Renjani dengan senyuman tipis.

"Renjani, ayo masuk" Adhinata bergegas menghampiri sang putri, menggiring nya masuk ke Rumah

Di depan pintu sang Istri sudah menyambut dengan senyuman lebar, setelah mendengar suara mobil Nadia segera berlari keluar, dan benar saja, sang Suami pulang dengan Renjani.

"Ayo sayang masuk." Nadia mendekati Renjani dengan penuh semangat, hendak menggapai lengan Renjani, namun Aska lebih dulu menarik Renjani mendekat ke arahnya. Nadia sedikit tersentak, namun masih mencoba tersenyum.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang