Bagian 4.7 ; orang paling bodoh
Mungkin orang-orang akan menganggapku jadi manusia paling bodoh karna mau kembali ke kamu, namun mereka tidak tahu saja bagaimana cara kamu mencintai aku, dan aku akan dengan senang hati menjadi orang paling bodoh asal aku bersama kamu.
***
Setengah jam mereka diposisi seperti itu, Renjani sedikit mengkhawatirkan Aska, apakah punggung lelaki itu tidak pegal terus membungkuk untuk memeluknya. "Aska," panggilnya pelan.
Tangisan lelaki itu sudah selesai beberapa saat lalu, namun Aska masih terlihat begitu nyaman dipelukan Renjani, sesegukkan nya masih terdengar meski sedikit teredam suara Hujan yang juga masih setia menjatuhkan Bulir-bulir Air di luar.
"Iya?" jawab Aska pelan, masih enggan menjauhkan dirinya.
"Kamu ga pegel bungkuk terus? Lepas dulu ya?" Renjani bergerak mendorong pelan lelaki itu untuk menjauh.
"Ga mau!" ucapnya cepat justru semakin mempererat pelukannya.
"Nanti peluk lagi."
Dengan gerakan tidak ikhlas lelaki itu melepas pelukannya, menegakkan badannya, wajahnya terlihat begitu kacau, matanya memerah dengan bekas-bekas Air mata yang masih belum mengering Sempurna, hidung juga memerah, rambut yang sudah memanjang terlihat begitu kusut.
Renjani bergerak pelan ingin duduk, Aska yang melihat segera membantu mengangkat punggung gadis itu, membuatnya terduduk. Tangan Renjani meraih pelan tisu di atas nakas menyodorkan ke Aska.
Lelaki itu langsung membuang ingusnya di depan Renjani, tanpa malu atau geli karna sudah sangat tergesa-gesa ingin kembali memeluk Renjani. "Peluk lagi!" Aska merangsek mendekat.
Renjani lebih dulu menahan tubuh lelaki itu, membuatnya merengut dengan wajah memelas. "Ambilin minum."
Dengan segera lelaki itu membalik tubuhnya, mengambil sebotol air mineral yang masih tersegel. Menyodorkan ke Renjani setelah membuka tutupnya, "Kamu yang minum."
Aska menatap bingung gadis itu, namun tak urung menuruti apa yang Renjani suruh tanpa bertanya, segera meneguk airnya hingga setengah, kembali diletakan di nakas.
"Peluk!" Lelaki itu kembali mencoba meraih tubuh Renjani.
Renjani menghela nafas pelan, sepertinya tadi ia salah mengucapkan kata. Lihatlah sekarang, lelaki itu tengah menatap penuh harap ke arahnya, dengan tangan yang masih mencoba meraih tubuhnya.
"Aku ngantuk Aska," ucap Renjani pelan, mengalihkan tatapannya ke segala arah enggan menatap Aska yang terlihat begitu kecewa.
Aska mencebikkan bibirnya, menundukkan kepalanya, sedikit membuat Renjani merasa bersalah, seakan ia baru saja memberi harapan palsu ke Aska.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANI
Teen Fiction⚠️TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR⚠️ Hanya Kisah Sederhana seorang Renjani Awidya dengan segala luka, duka serta bahagia. Gadis biasa yang tengah mencari Tawa. Renjani Awidya gadis yang terlihat Lemah padahal dia adalah sosok Kuat yang...