4.1

10.2K 538 20
                                    

Bagian 4.1 ; Kematian

Ketika dia masih bernafas dan tersenyum untukmu, jangan menyia-nyiakan waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika dia masih bernafas dan tersenyum untukmu, jangan menyia-nyiakan waktu. Kamu tidak tahu kapan dia akan diambil pemiliknya.

***

Sudah 1 minggu sejak kecelakaan itu, Renjani masih betah menutup matanya, kondisi gadis itu justru semakin memburuk akhir-akhir ini. Membut Aska Frustasi setengah mati, kantung mata lelaki itu semakin menghitam. Rambutnya sangat berantakan tak pernah diurus.

Aska tidak pernah bisa tidur, setiap ia tertidur maka mimpi buruk akan menghantuinya, membuatnya Frustasi,  lelaki itu memilih memandangi wajah damai Renjani semalaman.

Ketakutan Aska semakin nyata melihat kondisi gadis itu, ia rela menggantikan Renjani untuk tidur disana asal gadisnya bangun.

Lelaki itu masih begitu Trauma tentang hal yang berhubungan dengan kecelakaan, apalagi pikiran negatif terus menghantuinya tanpa jeda.

Perihal foto, Aska sudah menyuruh orang-orangnya untuk mencari kebenarannya, hingga kini ada sedikit titik terang ditemukan meski belum jelas. Skors Renjani juga masih berlanjut, menunggu keputusan pihak sekolah.

Aska tidak pernah masuk ke sekolahnya selama 1 minggu Renjani dirawat, lelaki itu bahkan tidak akan makan jika temannya tidak membujuk mati-matian.

Keluarga Renjani sama sekali tidak tahu perihal Renjani. Narendra terus memaksa Aska memberi tahu dimana Renjani namun Aska hanya memaki dan enggan memberi tahu.

Aska masih begitu marah dengan keluarga Renjani, ia pikir mereka tidak terlalu buruk, nyatanya mereka sangat buruk. Aska menyesal membiarkan orang-orang itu masuk ke ranah hidup Renjani.

Tangan gadis itu bergerak pelan di genggaman Aska, membuat lelaki itu terkejut, lantas segera berdiri menekan tombol merah di ujung ranjang. Sedikit rasa lega dihati Aska mengira Renjani akan membuka mata.

Namun Tiba-tiba tubuh Renjani kejang hebat, mata gadis itu masih memejam, mulutnya terbuka kesusahan bernafas seakan tidak ada Oksigen di ruangan, padahal hidung gadis itu sudah terdapat selang Oksigen.

Aska menatap panik tubuh Renjani, terus menggenggam tangan gadis itu erat, matanya tak lepas dari gadis itu hingga dokter dan beberapa perawat datang.

Alat pendeteksi Jantung berbunyi nyaring, bagai disambar petir garis lurus terpampang disana, Aska tertegun, rasanya dunianya hancur, Jantungnya berpacu seakan bisa meledak saat itu juga, air matanya tak terbendung, lelaki itu berteriak mendekati Renjani, "BANGUN RENJANI!" Teriaknya panik.

Vans menarik Aska keluar saat dokter berteriak menyuruh mereka keluar terlebih dahulu. Lelaki itu memandang miris sahabatnya. Jantungnya juga hampir lepas dari tempat nya melihat garis lurus terpampang di alat pendeteksi Jantung Renjani.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang