bagian 4.8 ; Perihal Kebahagiaan dan Cinta Renjani
Katanya kalau ada Cinta pasti bahagia? jadi apa Cinta harus dipilih?
***
Renjani berjalan pelan mengelilingi Swalayan, ia sudah membeli beberapa keperluan Rumahan, tinggal pergi ke bagian Pangan.
Belanja kebutuhan Sehari-hari seperti ini bukan hal yang membingungkan bagi Renjani, mengingat dirinyalah yang selalu menemani Aska berbelanja kebutuhan Hari-harian lelaki itu.
Renjani terkekeh pelan, ia kembali mengingat tentang Aska, dadanya masih begitu sesak jika lelaki itu terlintas di pikirannya. Saat lelaki itu memakinya, bahkan menarik pakaian-nya untuk merendahkan-nya, rasanya jika ia bisa melawan hari itu ia juga ingin berteriak dan menampar keras wajah lelaki itu, namun ternyata Renjani masih menjadi sesosok wanita penakut.
Renjani sudah tidak ingin menjadi pihak yang mengalah, ia ingin hidup semau dia, sesenang dia. Kalaupun ia harus merelakan Cintanya agar ia bisa Bahagia, Renjani mau melakukan-nya.
Sudah 2 hari sejak ia meninggalkan Rumahnya. Renjani sudah menyewa sebuah Kos, setelah bertanya perihal tempat yang bisa disewa ke salah satu rekan kerjanya, Aliya namanya. Anak rantau dari beda Kota.
Hari itu Renjani tidak sengaja bertemu Aliya di halte, Aliya yang Terkejut dengan kondisi Renjani yang begitu kacau sambil menenteng tas besar.
"Kak Renjani! Kakak Ga papa?" tanya nya dengan raut Khawatir.
Renjani hanya membalas dengan senyuman kecil, "Ga papa kok," jawabnya pelan.
Namun tentu Aliya tahu betul arti 'Ga papa' yang di maksud Renjani. "Aliya, kamu kan ngekos disini, tempat Kos kamu masih ada kamar kosong ga?"
Aliya terkejut, "Oh ada kak, kebetulan masih ada 2 kamar, Kakak mau ngekos ya?"
"Iya, kamu sekarang mau kemana?"
"Kebetulan aku mau pulang juga, ayo kak bareng!" Aliya tersenyum lembut, menggandeng tangan Renjani.
Padahal Aliya baru saja masuk kerja beberapa hari sebelum kejadian Renjani pindah, dan mereka juga belum pernah mengobrol berdua, hanya sebatas tahu nama Masing-masing saja.
Gadis itu begitu riang dan tidak memaksa, membuat Renjani juga nyaman. Bersama Aliya sedikit membuat perasaannya membaik.
Aliya cukup peka kalau Renjani tidak sedang Baik-baik saja, dan menurutnya, ia tidak punya hak untuk bertanya. Jika Renjani yang memberitahunya sendiri ia pasti akan menjadi pendengar yang baik, namun selama Renjani hanya diam tentu ia juga harus diam.
Gadis itu hanya bertanya apakah Renjani Baik-baik saja? Dan Renjani hanya membalas dengan anggukan pelan dan senyum tipis yang terlihat jelas bahwa itu dipaksakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANI
Teen Fiction⚠️TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR⚠️ Hanya Kisah Sederhana seorang Renjani Awidya dengan segala luka, duka serta bahagia. Gadis biasa yang tengah mencari Tawa. Renjani Awidya gadis yang terlihat Lemah padahal dia adalah sosok Kuat yang...