2.8

10.9K 666 24
                                    

Bagian 2.8 ; cita-cita

Perihal cita-cita yang masih abu-abu padahal waktu terus berjalan tanpa mau menunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perihal cita-cita yang masih abu-abu padahal waktu terus berjalan tanpa mau menunggu. Sementara tujuan hidup saja masih abu-abu

***

Renjani tengan duduk menunggu Aska yang tengah memotong Rambutnya, setelah hampir setengah jam berdebat masalah model potongan. Aska yang meminta pendapat Renjani, namun saat Renjani menunjukan pendapatnya Aska tidak suka dan berakhir dengan perdebatan.

Hingga pegawai Barbershop menawarkan model pangkas pendek dengan samping yang ditipiskan sedikit, dan akhirnya lelaki itu setuju, setelah Renjani juga setuju.

Dan tentu Aska akan tetap Tampan bagaimanapun potongan Rambutnya, lelaki itu tengah membersihkan sisa-sisa rambut di lehernya dan berbalik menatap Renjani, meminta pendapat.

Renjani hanya mengacungkan kedua jempolnya sambil tersenyum, membuat Aska ikut tersenyum.

***

"Gue ganteng ga?" tanya Aska menatap Renjani.

Mereka saat ini di dalam mobil, dengan Aska yang menatap Renjani antusias menunggu jawaban kekasihnya itu.

"Ganteng." Renjani mengusap pelan rambut Aska yang sudah dipotong pendek itu.

"Jadi kaya Tentara-tentara gitu," lanjut Renjani menatap Aska sambil memangku dagu nya.

"Dih kok Tentara,"

"Ya Tentara kan ganteng"

"Ya udah lah terserah lo"

Aska mendekat ke Renjani menarik sabuk pengaman, memakaikan ke Renjani. mengecup kilat bibir Renjani. membuat gadis itu memekik, menutup mulutnya dan menatap Aska memicing.

"Dasar Modus!"

Aska terbahak, lelaki itu menjalankan mobilnya keluar area parkir Barbershop dengan tawa renyah setelah mencuri kecupan Renjani.

Tangan Aska menarik jemari Renjani, menggenggamnya di atas pahanya. "Ga kerja kan hari ini?" tanya Aska memastikan.

"Enggak, libur."

"Yaudah pulang"

"Kok pulang?"

"Trus kemana?"

"Ya kemana gitu."

"Kemana tuh kemana?"

"Gatau." Aska tak membalas ucapan Renjani memilih fokus menyetir. 

Hingga jalan asing menarik perhatian Renjani, sepertinya ini bukan jalan ke Apartemen Aska. "Kita mau kemana?" tanya Renjani.

"Ntar juga tahu"

Mobil Aska berhenti di sebuah lahan kosong lebar, terlihat sepi, hanya ada beberapa pohon. Tidak ada rumah di sekitar sini. "Ini tempat apa Aska?"

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang