3.7

9.1K 511 0
                                    

Bagian 3.7 ; ----'

Mari kita rayakan cemburu, yang sedang Ganas-ganasnya menyerang tepat di ulu Hatimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mari kita rayakan cemburu, yang sedang Ganas-ganasnya menyerang tepat di ulu Hatimu.

***

Renjani segera berlari ke toilet. Gadis itu masuk ke salah satu bilik tergesa-gesa, menutup pintunya rapat dan segera mengunci nya. Air matanya seketika mengalir deras, tanganya membekap mulutnya agar tidak menimbulkan suara.

BRAK BRAK

Gedoran brutal di luar bilik, membuat Renjani tersentak segera mengusap air matanya kasar, ia tahu siapa yang tengah menggedor pintu itu dari wangi parfumnya, jelas itu Aska. "RENJANI BUKA!" teriaknya dari luar.

"RENJANI BUKA ATAU GUE DOBRAK!"

Renjani masih menghapus sisa-sisa air matanya, menarik nafas panjang menenangkan dirinya sendiri, bergerak membuka pintu pelan. Menatap tajam Aska diluar pintu. Aska membalas tatapan Renjani tak kalah tajam.

"Kamu ngapain masuk toilet Cewek?!" tanya Renjani ketus.

"Ga usah sok deh lo! Gue tau lo abis nangis!" ucap Aska menatap Renjani tajam.

"Lo kenapa?! Ngomong!" lagi-lagi Aska mencerca Renjani dengan nada tajamnya.

Renjani memilih bungkam, hendak melangkahkan kakinya meninggalkan Aska, menghiraukan lelaki itu. Namun gerakannya kalah cepat dengan Aska, lelaki itu lebih dulu menariknya masuk ke bilik yang Renjani masuki tadi, menutup pintu bilik itu kasar dengan gerakan tiba-tiba Aska memangut bibir Renjani.

Renjani yang terkejut memberontak, ingatannya menuju kejadian kemarin. Seketika gadis itu panik, ketakutan menyerangnya. Renjani mendorong kasar Aska, air matanya sudah menetes deras, gadis itu sangat takut.

Aska tersentak, Renjani menatap ketakutan ke arahnya, saat tangannya hendak menggapai lengan Renjani, gadis itu berteriak, merangsek menjauh, Aska bingung, ia hanya mencium Renjani, kenapa respon gadis itu sampai seperti itu.

Renjani yang terlampau panik hendak keluar dari bilik, namun Aska lebih dulu menahan pintu kamar mandi, lelaki itu menarik keras Renjani ke pelukannya, mengabaikan segala berontakan gadis itu, memeluknya erat. Mengelus lembut punggung Renjani.

"Ini gue! Ini gue Renjani!" bisiknya di samping telinga Renjani.

Renjani berhenti berontak, gadis itu diam dengan nafas terengah-engah, air matanya masih mengalir. Gadis itu enggan membalas pelukan Aska, bahkan enggan menatap wajah kekasihnya itu.

"Lo kenapa?" tanya Aska lembut, tanganya bergerak pelan menggapai wajah Renjani, mengarahkan wajah gadis itu untuk menatapnya.

Namun Renjani memilih mengalihkan tatapannya kesegala arah, menghindari mata tajam Aska, dengan air mata masih mengalir.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang