Bagian 0.5 ; Manusia itu bukan tempat menyimpan harapan
baru kemarin kamu buat aku merasa jadi manusia paling berarti di hidup kamu ternyata hari ini aku kembali jadi manusia yang kamu anggap tidak penting
***
Aska hanya diam di pelukan Renjani. Di lubuk hatinya dia tau bahwa semua perbuatannya salah tapi dia tidak bisa mengontrol pikirannya ketika emosi nya memuncak.
"Malem ini lo tidur sini aja ya," ucap Aska sambil menatap Renjani tanpa melepas pelukan mereka.
"Ga bisa aku harus pulang," jawab Renjani lembut. Aska tidak membalas ucapan Renjani tapi mengeratkan pelukannya seolah-olah tidak akan dia lepaskan.
Renjani hingga saat ini tidak memberitahu Aska perihal Bibinya yang bisa dibilang tidak baik. Renjani tidak mau membebani Aska dengan cerita-cerita sedihnya. Selama ini gadis itu selalu memendam semuanya sendiri.
Aska yang tidak tau apa-apa mengira Renjani selama ini selalu baik-baik saja. Dia hanya tau kalau Renjani berkerja karna Renjani ingin mandiri, padahal Renjani terpaksa bekerja untuk bertahan hidup.
Bisa dibilang bahwa Renjani adalah Manusia terpintar dalam menyembunyikan masalahnya. Bertingkah seolah semua Baik-baik saja. Gadis itu tidak pernah mengizinkan siapapun masuk ke ranah dalam kehidupannya agar tidak ada orang yang akan terbebani karna dirinya.
Aska pun tidak tahu jika Renjani tidak memiliki orangtua. Selama mereka berpacaran Renjani tidak pernah mengizinkan Aska ke rumahnya dengan alasan Orang rumah akan marah jika tau Renjani punya Pacar.
Aska terlalu sibuk dengan kesedihannya, dan Renjani yang tidak mau membagi kesedihan nya karna merasa akan membebani Aska.
Jam sudah menunjukan pukul 8, dan tangan Aska masih melingkar di perut Renjani.
"Udah jam 8 aku harus pulang Aska," ucap Renjani sambil mengelus lembut lengan kekasihnya itu.
"Gue anter." Aska melepas pelukannya dan mengambil jaket serta kunci mobilnya.
Aska fokus menyetir dan Renjani hanya diam sambil melihat ke luar jendela mobil. Hingga mereka tiba di rumah Renjani.
"Aku turun ya, makasih udah nganterin," ucap Renjani lembut sambil tersenyum.
Aska hanya membalas Renjani dengan deheman pelan. Sebelum Renjani membuka pintu mobil, Aska menarik lengan Renjani dan memeluknya kembali.
Renjani tersentak, seketika pipinya memerah. Setelah beberapa saat Aska melepas pelukannya. "Masuk sana," ucap Aska.
"Iya kamu hati hati dijalan." Mobil Aska melaju ketika Renjani sudah keluar.
Renjani membuka pintu rumahnya pelan. Terdengar suara tawa di ruang tengah. Tentu itu keluarga Bibinya.
"Udah pulang lo Renjani, cepet ambilin gue minum di dapur gih," ucap salah satu anak perempuan Bibi nya dengan nada mengejek.
Renjani menuruti karna tidak ingin membuat masalah yang justru akan merugikan nya. Dia sudah terbiasa dengan perlakuan-perlakuan Keluarga Bibinya itu.
Renjani segera kembali ke kamarnya setelahnya. Malam ini mood nya lumayan baik karna sikap Aska yang menjadi sedikit manis.
***
Bell sudah berbunyi Guru pelajaran pun sudah masuk ke kelasnya. Renjani memperhatikan penjelasan sang Guru dengan tenang. Hingga tiba tiba suara gaduh terdengar dari depan sekolah.
Para siswa keluar kelas ingin melihat keributan apa yang terjadi. Guru yang mengajar pun sudah keluar karna keributan itu. Renjani yang tidak minat hanya diam di kelasnya sambil melamun melihat keluar jendela.
"RENJANI!! RENJANI DIMANA ANJING?!!" teriak siswa lelaki di depan kelas Renjani.
Renjani yang merasa terpanggil segera keluar kelasnya dan melihat salah satu teman Aska dengan muka yang sudah babak belur dengan baju kotor berlari menghampiri Renjani.
"ASKA NGAMUK MAU NGEBUNUH LAWAN NYA! GA ADA YANG BISA NGEDEKETIN!!!" ucap lelaki itu dengan wajah penuh kepanikan.
"Mereka dimana!?" tanya Renjani cemas.
"Di depan gerbang." Renjani langsung berlari ke depan.
Banyak sekali kerumunan saat ini. Renjani bahkan kesusahan untuk masuk ke kerumunan. Salah satu teman Aska melihat Renjani langsung membantunya masuk ke kerumunan untuk memisahkan Aska.
Dan benar saja, Aska tengah memukuli lelaki yang sudah tak sadarkan diri. Bisa dilihat bahwa Aska kali ini benar-benar marah.
"ASKA UDAH!!" Teriak renjani dari jauh karna saat Renjani akan mendekat seorang Guru memegangi Renjani agar tidak mendekati Aska. Karna bahkan Guru Laki-laki yang mencoba melerai terkena serangan Aska.
Aska tidak menghiraukan teriakan Renjani. Dia terus memukuli wajah lawannya dan mulutnya terus mengumpat.
"ASKA AKU BILANG UDAH!! BERHENTI!! ATAU -"
Belum sempat renjani menyelesaikan ucapannya tiba tiba Aska berdiri. Setelah memberikan satu tendangan ke lawan nya yang sudah tidak sadarkan diri, Aska langsung berjalan ke arah Renjani dan menariknya pergi dari kerumunan.
Guru yang akan menghadang Aska, melihat tatapan milik lelaki itu memilih mundur. Aska menarik Renjani ke arah mobilnya yang memang sudah ada di luar gerbang dan mendorong Renjani masuk.
Aska langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata tanpa mengucapkan sepatah katapun. Renjani memegang sabuk pengamannya erat.
Aska mencengkeram kemudi hingga buku-buku tangannya memutih. Rahangnya masih menegang, urat-urat disekitar lehernya menandakan lelaki itu masih sangat marah.
Setelah sampai di apartemen miliknya. Aska menarik Renjani dengan kasar membawa Renjani masuk ke Apartemen nya.
"Kenapa lo ikut campur?! Kenapa lo harus keluar ikut campur urusan gue?!" tanya Aska dengan nada tajam dan dingin sambil mengihimpit Renjani ke arah tembok Apartemen nya.
.
.
.
.
.
TBC
hai gaiss👋🤗
gimana part kali ini??
aku gabakal capek ngingetin kaliann kalauuuu... aku percaya pembaca yang baik itu tahu gimana caranya menghargai penulis, jadi kalau kalian pembaca yang baik jangan lupa komen dan klik bintang di sisi kiri yaa..🤗❤
luv u❤
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANI
Teen Fiction⚠️TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR⚠️ Hanya Kisah Sederhana seorang Renjani Awidya dengan segala luka, duka serta bahagia. Gadis biasa yang tengah mencari Tawa. Renjani Awidya gadis yang terlihat Lemah padahal dia adalah sosok Kuat yang...