1.1

15.7K 977 17
                                    

Bagian 1.1 ; 'hidup itu sandiwara'

Hancur lebih mudah dari bertahan tapi dengan bertahan mungkin kita akan merasakan banyak hal yang jauh lebih menyenangkan dari pada harus membiarkan diri kita hancur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hancur lebih mudah dari bertahan tapi dengan bertahan mungkin kita akan merasakan banyak hal yang jauh lebih menyenangkan dari pada harus membiarkan diri kita hancur

***

Renjani mengerjapkan matanya pelan. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata nya. Ingatan terakhinya dia pingsan dan Aska menangkap nya.

Gadis itu memperhatikan sekelilingnya. Renjani tau saat ini dia tengah di kamar Aska. Entah berapa lama dia pingsan.

Hingga suara pintu terbuka mengalihkan tatapan Renjani, Aska yang melihat Renjani sudah sadar segera berlari menghampiri Renjani.

"Ada yang sakit?" tanya Aska lembut.

Renjani sempat terkejut dengan nada bicara Aska. Apakah Aska tengah kerasukan jin? kenapa tiba-tiba menjadi lembut.

Renjani hanya menggelengkan kepalanya. Sebenarnya seluruh tubuhnya masih sakit tapi dia tidak mau membebani Aska dengan mengatakannya.

Aska dengan tega mencengkeram lengan Renjani yang masih membiru membuat Renjani meringis kesakitan.

"Kalo sakit itu bilang Renjani" ucap Aska kembali dengan nada tajamnya dan mengelus lembut lengan yang sempat ia cengkeram.

Renjani terkejut saat tiba-tiba Aska mendekatkan wajahnya ke arah lengan nya dan menciumi nya lembut, berkali-kali.

Wajah renjani sudah semerah tomat bagaimana bisa Aska menjadi sangat manis seperti ini.

"Udah Aska" ucap Renjani pelan mencoba menghentikan aksi sang kekasih yang menciumi lengannya itu.

Aska mengangkat wajahnya menatap Renjani dan mengelus pipi Renjani lembut.

"Gue ambilin makan bentar." Aska bergegas keluar.

Aska kembali membawa sepiring bubur dan segelas air serta beberapa obat yang sempat dokter berikan ke Aska.

"Buka mulutnya." Aska menyuapi Renjani dengan lembut.

Renjani benar-benar di buat heran dengan perubahan sikap Aska. Namun Renjani justru bersyukur dan berharap semoga sikap Aska ini bertahan lama.

Renjani menerima semua suapan Aska. Hingga semua bubur di piring habis, Aska membantu Renjani meminum air dan menyuruh Renjani meminum obat. Semua di lakukan Aska dengan penuh kelembutan. Digaris bawahi KELEMBUTAN.

RENJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang