Matahari belum terbit saat Sonya menyusuri koridor. Langkahnya sedikit tergesa ketika melewati belokan mengarah halaman depan istana yang telah ramai oleh beberapa prajurit, kuda-kuda serta kereta pengangkut barang. Beberapa dari prajurit itu sedang menyusun kotak kayu besar ketika Sonya melewatinya.
Pandangannya mengitari halaman istana. Mencari sosok familiar yang tidak ia temukan. Kakinya kembali melangkah, kali ini lebih menuju barat, tempat di mana seorang penjaga istal menyiapkan pelana pada kuda hitam besar.
"Permisi, apa kau melihat Tuan Duke?" tanya Sonya pada penjaga istal itu. Goresan luka yang melintang di bagian mata kiri pria itu membuat Sonya sedikit berjengit ketika sekilas pria itu menatapnya.
"Tuan Duke bersama dengan Lord Châtellerault di sebelah sana, milady," jawab penjaga istal itu sedikit membungkuk seraya mengarahkan salah satu tangannya menuju sisi barat laut.
Sonya menoleh. Mengarahkan pandangannya pada arah yang penjaga istal itu tunjukkan dan mendapati sosok yang ia cari berbalut cape hitam berdiri memunggunginya.
"Trims," ucap Sonya membuat penjaga itu sedikit mengernyit. Ia terkekeh. "Maksudku, terimakasih," ucapnya kembali. Terkadang ia lupa bahwa di zaman ini, beberapa bahasa singkatan belum dikenal.
Penjaga istal itu terseyum lalu berkata, "Kehormatan bagi saya, milady."
Setelah itu, Sonya pergi meninggalkan penjaga istal dan berjalan menuju arah yang ditunjukkan. Tidak jauh, tetapi ia harus melangkahkan kakinya sebanyak 50 langkah sebelum ia berada tepat di belakang tidak jauh dari Francis berdiri.
Hal pertama yang ia dapati adalah senyum Alec, diikuti tubuh Francis yang berputar dan menatapnya sedikit terkejut.
"Bukankah seharusnya kau berada di kamar?" Tanya Francis. Ada getar aneh dalam suaranya.
Kemarin ─setelah perjamuan pagi─ istana kedatangan delegasi dari kerajaan sekutu. Beberapa dari mereka membawa para istri. Membuat ia dan Liliana ─sebagai putri dari kerajaan tersebut─ mendapatkan tugas mendadak untuk menyapa dan menemani para istri delegasi sepanjang hari.
Itu tidak mudah, dengan gaun tebalnya saat itu, membuat pergerakkannya menjadi terbatas. Diakhir acara, setelah penyambutan dilanjut pesta minum teh bersama para istri delegasi, tubuhnya kelelahan dan jatuh sakit. Sepanjang sore hingga malam, tubuhnya demam. Bahkan Francis menyudahi rapat bersama para delegasi lebih awal untuk menemaninya di kamar. Sonya merasa bersalah untuk itu. Jadi, ketika demamnya telah turun, sesegera mungkin ia mencari Francis.
"Aku sudah baik-baik saja," ucap Sonya membawa tangan bebas Francis menyentuh keningnya. "Lihat 'kan," seraya tersenyum lebar. Tubuh Elisabeth memang sedikit rentan, tapi jiwa Sonya terlalu kuat untuk sakit berkepanjangan.
Francis tersenyum sembari membingkai wajah mungil istrinya dengan kedua tangannya, lalu mengecupnya singkat. "Aku tidak tahu bahwa istriku bisa sangat lemah sekaligus bersemangat."
Sonya tersipu, dan tanpa sengaja ekor matanya menangkap senyum geli di wajah Alec. Ia tidak tahu kenapa pria itu tidak pergi saja, alih-alih tetap berdiri di belakang Francis.
Sonya kembali memfokuskan pandangannya pada Francis. Ia tidak mungkin mengusir Alec. Jadi sedikit berbisik pada Francis, ia berkata, "Bisakah aku berbicara denganmu berdua sebentar?"
Francis menaikkan sebelah alisnya, namun detik berikutnya ia berbalik menghadap Alec dan meminta pria itu meninggalkannya berdua.
"Apa kau tidak nyaman dengan Lord Châtellerault?" Saat itu Francis membawanya ke belakang kereta kuda barang dan mendudukannya di pembatas yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel
FantasyAkibat kecelakaan yang menimpa dirinya, Sonya terbangun di tahun 1540 sebagai Elisabeth de Poitiers yang terikat pernikahan dengan Francis de Montmorency. Lalu apa yang harus Sonya lakukan? ===========================================================...