Chapitre Cinquante-Six - 56

2.2K 218 18
                                    

"Francis diduga terinfeksi."

Sonya terdiam. Kalimat Arthur membuatnya sulit mencari padanan kata yang sesuai dengan perasaannya saat ini. Terkejut? Khawatir? Atau sedih? Entahlah. Karena semua itu ia rasakan dalam satu detik hantaman.

"Apa kau yakin?" tanya Sonya. Manik birunya menatap Arthur. Sangsi.

"Well," ucap Arthur seraya menghembuskan napas pelan. "Setiap surat dari Benteng Barat tidak sepenuhnya tersurat. Kau tahu, beberapa bagian tersirat seperti dugaan Francis terinfeksi."

"Lalu apa yang tersurat?" Khawatir mendominasi. Sonya sangat takut jika kabar itu benar adanya.

"Pemimpin terinfeksi dan benteng dalam keadaan mendesak," ucap Arhtur mengingat sepenggal kalimat yang ia dengar saat mengobrol bersama beberapa bangsawan sewaktu lalu. "Pemimpin dalam kalimat itu merujuk pada pemimpin perang, dan sebagian anggota rapat mengasumsikan kata itu merujuk pada Francis," lanjutnya.

Manik biru Sonya menoleh kearah samping, menatap susunan pepohonan yang menjulang dengan beragam dari balik jendela besar istana. Mencoba menekan kegelisahannya akibat kepalanya yang dipenuhi kemungkinan-kemungkinan buruk. Ia tidak bisa mengatakan asumsi anggota rapat salah. Sangat jelas Francis memimpin perang itu. Tetapi jika Sonya memikirkan kembali, kata pemimpin berarti luas. Ia meruntuki penggunaan kata itu.

"Lalu, apa ada yang pergi ke Barat untuk memastikan hal tersebut?" Kini tatapan Sonya beralih pada manik coklat yang juga balas menatapnya.

"Dua orang prajurit ditugaskan pergi ke benteng untuk menyampaikan perintah raja selanjutnya. Butuh empat sampai lima hari sampai kita mendapatkan informasi balasan," jelas Arthur mengalihkan pandangannya pada seseorang yang kini berjalan menghampirinya.

Saat itu Sonya hendak mengatakan jika dirinya setuju dengan tawaran pria itu untuk membawanya ke Benteng Barat ketika sebuah suara lebih dulu menginterupsi dan membuatnya menoleh.

"Saya mencari Anda."

Seorang pria bermanik familiar menatap Sonya dingin sebelum pria itu sedikit membungkuk dan memberikan salam.

"Marquis Angoulême," bisik Arthur saat Sonya menatap bingung pria di depannya. "Ayah dari Alley," bisiknya kembali lalu kemudian melantangkan suaranya, "Salam kepada Marquis Angoulême."

"Saya tidak akan berbasa-basi," ucap sang Marquis. Raut wajah tidak bersahabat dengan aura dingin mengintimidasi milik pria itu, membuat Sonya paham dari mana wajah menyebalkan Alley berasal. "Alley akan kembali ke Nantes." Setelah mengatakan itu sang Marquis memutar tubuhnya dan berjalan menjauh tanpa memberi kesempatan Arthur merespon ucapan sang Marquis.

Sonya hanya terdiam, tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan ia juga tidak tahu, siapa orang yang sedang banyak pikiran disini, karena saat Sonya memanggil nama Arthur berulang kali, pria itu bergeming hingga tepukan pada pundaknya membuat kesadaran pria itu kembali.

"Sepertinya meminta bantuanmu membawaku ke Barat akan menjadi hal sulit. Aku akan mencari bantuan lain, jadi tolong kau rahasiakan ini," ucap Sonya. "Kembalilah ke Alley. Sepertinya kau membutuhkan obrolan privasi dengannya." Lalu tanpa menunggu balasan pria itu, Sonya berbalik dan meninggalkan Arthur yang masih berdiri di tempat sama hingga ia berbelok menuju koridor lain.


@@@


Jack mengantuk. Menjadi penjaga istana bukanlah pekerjaan menantang. Setidaknya, selama hampir lebih dari tiga bulan dipindahtugaskan, tidak ada hal aneh yang terjadi. Pasukan musuh masih jauh dan bangsawan tidak pernah repot-repot bertengkar untuk menambah pekerjaannya.

ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang