Chapitre Trente-Sept - 37

2.5K 296 4
                                    

Paginya Sonya terbangun tanpa Francis.

Matahari sudah tinggi dengan cahaya terang memenuhi kamar itu. Membuat Sonya sesekali memejamkan dan membuka matanya kembali untuk menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya matahari, sebelum ia bangun dan turun menuju ruang mandi.

Disana sudah tersedia set peralatan mandi tidak jauh dari bak berukuran lebih besar dibanding bak di ruang mandinya dulu. Bak itu telah terisi air. Lalu tanpa pikir panjang, Sonya melepas kamisolnya dan masuk ke dalam bak itu. Dingin air membelai tubuhnya.

Sonya menikmati dingin air itu kala sebuah suara memanggilnya. Igritte dengan sebuah kain di tangannya, menghampiri Sonya lalu berkata, "Anda sudah bangun, milady," ucap gadis itu. Lalu membantu Sonya membersihkan diri dan membantunya berdiri lalu membalut tubuh Sonya dengan kain yang gadis itu bawa ketika Sonya selesai dengan membersihkan tubuhnya.

Igritte telah menyiapkan gaun sewarna rumput berpola emas di sisi gaun. Itu terlihat cantik, dan Sonya pikir gaun itu akan sangat kontras dengan kulitnya. Namun, Sonya tetap mengikuti Igritte dan terdiam selama Igritte membantunya memakai gaun itu.

Setelah Igritte selesai dengan gaun Sonya, kini gadis itu membantu Sonya menata surai cokelatnya menjadi jalinan cantik dari sisi dan bertemu di tengah. Sonya yang terduduk di kursi, hanya dapat memandangi dirinya di depan cermin.

Iris biru dengan surai pirang kecoklatan, wajah dan tubuh menawan, serta bagian dari keluarga kerajaan. Hidup Elisabeth spektakuler. Apapun yang gadis itu inginkan, akan selalu terpenuhi. Namun, alih-alih menikmati hidupnya, gadis itu begitu putus asa mendapatkan cinta Francis. Sonya menghela napas.

"Igritte, tolong sampaikan pada Sven bahwa aku ingin bertemu dengannya sekarang."

Saat itu Igritte tengah menjalin surai cokelat milik ladynya ketika suara itu membuatnya menghentikan sejenak kegiatannya dan berkata, "Anda ingin saya menyiapkan tempat di taman?" tanyanya lalu kembali menjalin surai cokelat itu menjadi satu sebelum memakaikan sebuah circlet dengan hiasan tiara di sisinya.

"Tidak. Siapkan ruang santai," balas Sonya lalu berdiri dan memutar tubuhnya. "Kau selalu membuat tubuh ini cantik, Igritte," pujinya. Tidak ada yang bisa mendandani tubuh ini sebaik Igritte. Dan Sonya bersyukur bahwa ia tidak perlu berdandan sendiri.

"Saya sangat terhormat menerima pujian Anda, milady," ujar Igritte dengan sedikit membungkuk, kemudian merapihkan set peralatan rias di nakas samping cermin sebelum gadis itu izin undur diri dan meninggalkan Sonya sendiri di kamarnya, kamar Francis lebih tepatnya.

Sonya kemudian berputar dan berjalan keluar menuju ruang santai yang akan menjadi tempat pertemuannya dengan Sven.

Jalan menuju ruang santai tidaklah sejauh ketika ia berada di kamarnya dulu. Kamar Francis adalah ruangan strategis yang memiliki akses cepat ke beberapa ruangan. Namun, baru setengah perjalanan, ia merasakan napasnya sudah tertarik seluruhnya.

Itu akibat gaun yang ia kenakan hari ini. Gaun itu berat dengan beberapa aksesoris di tubuh dan di kepalanya, membuat ia seakan membawa beban lebih selain tubuhnya. Padahal seingatnya hari ini tidak ada acara apapun yang membuatnya harus berpenampilan lebih formal dibanding hari biasanya. Tetapi ketika tatapannya menangkap sosok familiar sedang berbincang di ujung lorong, Sonya paham kenapa ia berpakaian seperti itu.

Pria itu menoleh tatkala Sonya menatap diam pria itu. Lalu dengan gestur memohon izin pada lawan bicaranya, pria itu berjalan menghampiri Sonya.

"Salam Lady Montmorency," ucap pria itu seraya menunduk dan memengang jemari Sonya yang kemudian mengecup lembut jemari itu.

Sonya sedikit berjengit mendapati perlakuan itu. "Terimakasih atas salam Anda, my lord."

"Alex, Alexander. Anda bisa memanggil saya Alex, milady."

ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang