Chapitre Trente Huit - 38

2.5K 292 7
                                    

Siang itu setelah membujuk Sven untuk mengantarnya menemui Nyonya Delta, Sonya meninggalkan ruangan dengan hati senang.

Ia bahkan sudah memikirkan rencana saat ia kembali ke tubuh aslinya nanti, seperti meminta Ibunya memasak sup kesukaannya, dan mungkin ia akan menemui Robert untuk meminta maaf atas kejadian malam itu sebelum dirinya berpindah tubuh. Semua itu sudah tertulis dalam daftar rencana di kepalanya.

Senandung kecil sesekali keluar dari bibirnya ketika ia melewati lorong besar dengan pilar tinggi yang terhubung langsung dengan taman kecil di tengah kastil. Disana tertata meja serta kursi dimana ia sering menghabiskan waktu untuk sekedar minum teh sembari membaca buku ataupun ketika ia sedang menerima tamu Elisabeth.

Ia berjalan memasuki taman itu menuju meja dan kursi tersebut. Meja itu tidak terlalu besar dan berbentuk bundar, dengan ornament khas keluarga Montmorency, serta dua kursi yang saling berhadapan. Beberapa buku tertumpuk di atas meja itu. Buku yang sebelumnya ia baca, yaitu tentang sejarah kerajaan.

Sebenarnya ia tidak terlalu menyukai sejarah. Namun, setidaknya ia harus mengerti dimana dan bagaimana tempat yang ia tempati. Jadi selama beberapa waktu di tubuh Elisabeth, Sonya menyempatkan untuk setidaknya membaca buku sejarah yang ada.

Sonya memutar pandangan melihat taman kecil itu, mengingat setiap detailnya untuk ia simpan dalam ingatannya ketika Francis berjalan mendekat kearahnya dengan membawa sebuah kotak besar disusul Christer di belakang pria itu.

"Aku mencarimu," ucap Francis. Iris abu-abu itu bertemu pandang dengan Sonya. "Tidakkah aku mengatakan jika kau dilarang kemanapun kecuali ruang santai dan kamar?" lanjutnya.

"Aku bosan di kamar," jawab asal Sonya sembari memalingkan wajah. Bahkan ketika Francis menyodorkan kotak besar yang pria itu bawa, Sonya masih menatap pada sekumpulan bunga sewarna kuning kemerahan.

Awalnya Francis diam, sebelum ia mengambil dagu mungil Sonya dan membuat pandangan mereka kembali bertemu. "Tatap mataku ketika aku sedang berbicara," ujar pria itu.

Sonya melihat pantulan dirinya dalam iris abu-abu milik pria itu. Merefleksikan dirinya yang sedikit terkejut. "Sekarang aku menatapmu," balasnya seraya melepas genggaman Francis di dagunya.

Sedangkan Francis menghela napas dan kembali menyodorkan kotak besar itu. "Lihatlah. Jika ada yang tidak sesuai, Christer bisa menggantinya sekarang." Lalu memposisikan dirinya duduk di salah satu kursi di sana.

Sonya terdiam cukup lama. Menatap bergantian Francis dan kotak besar itu di meja, lalu pada akhirnya membuka kotak itu.

Itu berisi gaun sewarna krem dengan tulle berwarna emas bercampur pola rumit mengelilingi rok gaun itu. Kerah gaun itu rendah, menampilkan tubuh bagian atasnya.

Mungkin jika Sonya berada di waktu modern, gaun itu akan terlihat cantik untuk seorang perempuan berdiri di sebuah altar bersiap membuat janji sehidup semati. Namun, pada saat ini, gaun yang Francis berikan lebih cocok di tubuh Liliana dibandingkan di tubuhnya.

"Kau sungguh memberikanku gaun seperti ini?" tanya Sonya seraya memperlihatkan gaun itu kepada Francis.

Francis menaikan sebelah alisnya. "Christer bisa menggantinya jika kau tidak suka," ucapnya.

"Ketika kau membeli gaun ini, tubuh siapa yang kau bayangkan, aku atau Liliana?"

Kalimat itu terlontar begitu saja dari bibir Sonya ketika ia melihat bagaimana model gaun itu sangat khas dengan Liliana. Walaupun ia baru beberapa kali bertemu dengan wanita itu, Sonya sudah dapat menebak gaun khas Liliana akan selalu menampilkan tubuh bagian atas sebanyak mungkin.

"Aku tidak tahu jika itu bukan seleramu. Christer akan menggantinya," ujar Francis seraya berdiri dari kursi dan mengecup singkat Sonya lalu kembali berkata, "Aku tidak ingin berdebat denganmu. Pastikan gaun setelah ini kau pakai pada jamuan kerajaan minggu depan," kemudian pria itu melenggang pergi diikuti Christer yang telah membawa kotak beserta gaun itu.

ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang