Chapitre Vingt - 20

3K 349 0
                                    

Fajar menyingsing di balik punggung bukit dataran Loire, membawa seberkas cahaya membentuk garis. Menerangi bukit terjal tertinggi lalu berangsur menuju dataran terendah. Bias cahayanya menyebar, di atas panji-panji kerajaan yang tersulam emas dan perak. Menerangi seluruh tenda, termasuk tenda milik Sonya.

Kala itu Sonya tengah bersiap dengan baju zirahnya yang hampir lengkap membalut tubuhnya serta helmet yang telah terpasang sempurna, ketika sebuah suara familiar menyapanya dengan rasa terkejut.

"Oh my lady!" ucap Igritte berdiri di depan tirai tenda yang tidak terkait. Ia mengenakan sebuah jubah sedikit kusam yang menutup gaun setengah lutut serta celana kulit sewarna cokelat miliknya. Wanita itu berjalan menghampiri Sonya lalu mengernyit tatkala melihat baju zirah yang melekat ditubuhnya. "Sepertinya saya tahu bagaimana para prajurit tidak satupun melihat anda keluar, my lady."

Sonya terkekeh. Ia tahu jika Igritte akan datang padanya cepat atau lambat. "Terimakasih telah datang, Igritte," balas Sonya, lalu menolehkan pandangan ke arah belakang Igritte. "Kau membawa teman?"

"Dia Sven, my lady," jawab Igritte. Pria itu tersenyum dan sedikit membungkuk ketika tatapan Sonya bertemu dengan manik hijau kecokelatan milik pria itu. "Ia yang menemani saya mengikuti jalur raja untuk menyusul tim ekspedisi."

"Apa raja juga mencariku?"

"Tidak, my lady. Saya merahasiakan kepergian anda sementara," kata Igritte seraya memberikan isyarat untuk Sven mendekat.

"Selamat pagi, my lady," sapa Sven dengan aksen familiar.

"Halo Sven," balas Sonya dengan senyum. "Terimakasih sudah menemani Igritte untuk mencariku, dan maaf karena merepotkanmu."

"Saya dengan senang hati melakukannya untuk anda, my lady," ujar Sven.

"Lalu, bagaimana keadaan istana?" tanya Sonya kembali pada Igritte.

"Istana sibuk dengan festival dan bazar, dan saya berterimakasih untuk itu. Setidaknya, beberapa bangsawan mengira anda tidak suka keramaian dan memilih berdiam diri di kamar," jelas Igritte.

Sebelumnya ia yakin jika Francis telah memberitahukan tentang keberadaannya dan akan segera mengirim beberapa pengawal istana untuk menjemput dirinya, atau mungkin mengirim dirinya langsung untuk kembali ke istana. Namun sepertinya semua itu salah, dan ia ingin mengetahui mengapa Francis belum memberitahukan keberadaannya disini.

"Apa Francis tahu jika kau disini?" tanya Sonya kembali.

"Sebelum mencapai tenda milik anda, kami menemui lord Francis dan meminta izin untuk menemui anda," jawab Igritte. Ia bertukar pandang dengan Sven sebelum kembali menatap Sonya lalu berkata, "Dan lord Francis meminta anda kembali bersama kami, m'lady."

Sonya terdiam sejenak. Maniknya menatap Igrite dan Sven bergantian, menemukan tatapan khawatir juga cemas diantara mereka berdua. Lalu ia menghembuskan napas. "Aku harus tetap disini, atau setidaknya hingga Pelabuhan Mersailles," ucapnya.

"Tapi akan sangat berbahaya untuk anda, walau hanya sekedar mencapai pelabuhan, my lady," ujar Sven. Pria itu berdiri sedikit belakang dari Igritte.

"Benar, my lady," timpal Igritte seraya menelusuri kembali baju zirah yang melekat pada tubuh Sonya. "Dan bagaimana mungkin anda bertahan memakai baju seperti ini?" ucap Igritte meringis tatkala membayangkan rasa tidak nyaman ketika memakai baju zirah itu.

Sonya kembali tertawa. Ekspresi Igritte sangat menyenangkan. Ia bahkan lupa jika Igritte dulu sangat membatasi ekspresinya dan hanya berekspresi sama seperti Francis.

ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang