Chapitre Cinquante-Quatrième - 54 Part 1

2.3K 260 18
                                    

Hari itu adalah hari kedua puluh bulan tiga setelah keberangkatan Francis ke Benteng Barat.

Dan selama itu tidak ada satupun surat dari pria itu. Seluruh surat dari Benteng Barat hanya berupa laporan perkembangan perang yang semakin buruk tiap minggunya. Itu pun ditulis oleh Sir Jeames dan tidak ada satupun yang mengungkit keadaan Francis dalam surat itu. Seakan pria itu menghilang ditelan bumi.

Padahal sebelum keberangkatan tiga bulan lalu, pria itu dengan lembutnya berkata akan kembali. Persetan! runtuknya.

Kegelisahannya itu terlihat jelas oleh Igritte. Bahkan ketika pagi itu Igritte mengajaknya untuk berkeliling istana, Sonya membalasnya dengan enggan.

"Apakah saya perlu pergi ke Kastil Barat, milady?"

Siang itu Igritte menyiapkan teh hangat serta kudapan manis di kamarnya. Beberapa hari terakhir, nafsu makannya sedikit berkurang. Ia lebih memilih mengisi perutnya dengan camilan kecil.

"Seluruh transportasi ditutup. Aku tidak tahu jika kau punya teleportasi," jawab Sonya yang kala itu duduk bersandar di sofa tengah ruangan. Sofa khusus yang ia minta untuk berleha-leha di kamarnya.

"Saya bisa menyelinap," timpal gadis pelayan itu.

"Lalu kepalamu akan digantung depan istana karena dianggap penyusup."

Igritte yang mendengar penuturan ladynya mendadak begidik ngeri. Selama ia bekerja menjadi pelayan pribadi, ia tidak pernah membayangkan sedikitpun tentang kematian tragis itu.

Igritte menghela napas. "Jadi, apakah ada hal lain yang Anda butuhkan, milady?"

Sonya terdiam. Apa yang ia butuhkan? Surat? Kabar? Atau kedatangan Francis? Ia tidak tahu, karena ia menginginkan semua itu. Menginginkan surat tentang kabar dari pria itu. Bagaimana keadaannya, bagaimana hari-harinya disana. Itu semua yang ia butuhkan saat ini. Namun, bibirnya tidak berucap satupun. Hanya manik birunya yang menatap langit-langit.

Igritte berdiri diam, menatap ladynya yang akhir-akhir ini sulit dipahami.

Dulu, jika Lady Elisabeth asli dalam suasana hati yang buruk, ia hanya perlu membujuknya berkeliling taman kastil, atau mengantarnya ke pasar kota untuk sedikit berbelanja. Semua hal itu sudah dapat mengembalikan suasana hatinya. Namun, berulang kali ia menawarkan kedua hal tersebut, bahkan menawarkan dirinya untuk pergi ke Kastil Barat, suasana hati ladynya tidak kunjung membaik.

Ia tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan.

"Apa Elisabeth akrab dengan Alec Châtellerault?" tanya Lady Elisabeth tiba-tiba sembari tetap menatap langit-langit.

Igritte tidak lantas langsung menjawab. Ada jeda di sana, membuat Sonya menegakkan kepalanya lalu menatap manik gadis pelayannya itu.

"Apa Elisabeth akrab dengan Alec Châtellerault?" ulang Sonya. Kali ini dengan penekanan pada nama orang tersebut. Ia yakin jika Elisabeth kenal baik pria itu. Karena sepanjang yang ia lihat, Alec Châtellerault tidak melihatnya sebagai Duchess of Montmorency.

Saat itu Igritte hendak menjawab pertanyaan ladynya ketika Roynar, salah satu prajurit yang berjaga di gerbang istana datang dengan tergesa.

"Mohon maaf atas kelancangan saya, milady," ucap Roynar dengan napas tersenggal. "Kabar mendesak dari Benteng Barat. Saya diminta untuk mengantar Anda menuju Balairung Istana sekarang."

Sonya seketika berdiri. Jantungnya berdebar. Kali ini bukan karena perasaan yang ia sukai, namun karena kekhawatiran serta kemungkinan-kemungkinan terburuk yang berputar di kepalanya.

ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang