Chapitre Cinquante Huit - 58

1K 91 16
                                    

Selama 18 tahun kehidupannya, Sonya baru menyadari fakta bahwa hidupnya terasa tidak masuk akal. Jatuh tersungkur dari kuda adalah salah satunya. Padahal itu bukan tubuhnya, melainkan tubuh Elisabeth, tetapi lengannya kini berdenyut nyeri seperti retak atau mungkin lebih parah lagi patah. Punggungnya juga tidak kalah sakit, seperti tertusuk tombak. Belum lagi kepalanya terasa begitu berat. Ini semua melebihi definisi dari rasa sakit.

Sayup-sayup Sonya mendengar suara familiar memanggil nama Elisabeth, diselingi suara lain yang terdengar seperti racauan tidak jelas. Cahaya menyilaukan membuatnya enggan membuka mata. Lebih baik terpejam dan berfokus pada nyeri di beberapa bagian tubuhnya.

Dekapan hangat pada tubuhnya, bahkan ayunan lembut sampai benda hangat menyentuh tubuhya pun, mata Sonya masih tetap terpejam.

"Saya sudah memanggilnya, m'lord." Suara itu kembali terdengar. Suara khas milik Christer terdengar khawatir.

"Suruh orang itu datang lebih cepat."

Itu adalah suara familiar penuh intimidasi yang sangat Sonya kenali sekaligus menjadi alasannya datang ke Kastil Barat. Mengingat hal itu, membuatnya mengernyit merasakan kembali kepalanya yang berdenyut. Sialan! Bagaimana bisa ia berakhir tersungkur dari atas kuda disaat ketika yang Sonya inginkan adalah memeluk pria itu.

Kemudian bunyi suara pintu terbuka mengalihkan pikirannya. Matanya masih terpejam.

Sentuhan lembut dari tangan kasar milik seseorang dan sayup-sayup suara membuat matanya sedikit terbuka, lalu serbuan cahaya menerobos masuk memenuhi pandangannya. Membuatnya refleks mengerjapkan mata beberapa kali. Menyesuaikan maniknya menerima cahaya terang menyilaukan itu

"M'lady," ucap Cobalt yang saat itu duduk tepat disampingnya. Ini seperti dejá vu. Lengan kiri Sonya tersampir tidak berdaya dalam genggaman tangan kasar milik Cobalt.

"Anda merasakan sesuatu, m'lady?" tanya pria baya itu kembali. Suara seraknya hampir membuat vokal pria baya itu bergeser.

Tenggorokan Sonya sakit, dan ia tidak dapat menggerakan batang lehernya. Ini bahkan lebih buruk, runtuknya.

Sebuah gerakan di sisinya membuat Sonya menegang, apalagi saat ini pandangannya tidak dapat berputar. Namun, begitu suara familiar itu memasuki pendengarannya, ia hanya bisa terpejam.

"Sepertinya ada yang tidak beres dengannya," ucap Francis pada Cobalt yang saat itu sedang menyusuri pergelangan tangan Elisabeth.

"Saya akan memeriksa lebih teliti," ujar Cobalt seraya menekan sedikit sentuhannya pada lengan itu, kemudian menyusuri bagian kaki.

Sonya hanya bisa mengernyit, kemudian sedikit menggerang dan terakhir bersuara mirip racauan daripada makian. Lengannya seperti terhujam benda besar dan berat, sulit dan sangat sakit ketika digerakkan. Punggungnya kini kebas, dan hal yang dapat Sonya lakukan dengan benar hanya merintih.

"Kau akan baik-baik saja," ucap Francis tepat di telinga kanannya. Membuat tubuh Sonya meremang.

Sialan! Runtuknya dalam hati. Sonya berdehem, kemudian menatap Christer yang berdiri tidak jauh dari nakas kecil samping tempat tidur. "Air..." Suara Sonya terdengar seperti suara tikus kejepit. "Ambilkan aku air," ucapnya kembali.

Dengan cepat Christer membawakan segelas air, lalu menyodorkannya pada Francis.

"Minumlah," ucap Francis seraya membantu Sonya membasahi tenggorokannya.

"Sepertinya m'lady terkilir di beberapa bagian, terutama di bagian pergelangan tangan," ucap Cobalt seraya menekan bagian bahu Sonya dan seketika membuat Sonya menjerit. "Maafkan saya m'lady, saya harus memperbaiki ini," lalu kembali menyentuh bahu Sonya dengan menekannya lebih kuat.

ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang