Sonya membeku.
Suara berat dan dalam milik Robert saat itu membuat otaknya tersadar bahwa tindakannya saat itu adalah kesalahan besar. Ia meruntuki segala tindakan impulsifnya hanya karena pemikiran akan kemungkinan pria itu menjauhinya. Faktanya, alih-alih melepaskannya, Robert membalas ciuman itu dengan sama dalamnya seperti yang Sonya lakukan.
Itu berlangsung hampir lima menit ketika Sonya berhasil mendorong dengan mengigit bibir pria itu untuk mengambil napas sedalam mungkin. Detak jantungnya sudah pasti berdetak tidak normal dan Sonya dapat mendengarnya dengan jelas.
Robert terkekeh. "Keahlianmu bagus juga," ucapnya seraya mengusap bibirnya yang terasa anyir. Sonya mengigitnya. "Dan ganas."
Itu kata tervulgar yang baru pertama kali Sonya dapatkan dari pria di depannya itu. Biasanya kata-kata itu selalu Robert tunjukkan untuk teman wanita lain, dalam artian lain. Dan ketika kata itu diperuntukan untuknya, seketika wajah Sonya memanas.
Rasanya ia ingin kabur saja atau bersembunyi dibalik pintu-sialan di belakangnya. Namun, alih-alih melakukan itu Sonya mendengus seraya berkata;
"Sepertinya aku dapat pujian."
Itu kata yang berhasil Sonya keluarkan tanpa ada getaran sedikitpun. Tidak juga dengan rasa canggung. Itu mengalir seperti seharusnya.
Robert kembali terkekeh. "Begitukah menurutmu?" Wajah memerah gadis itu sangat menggemaskan. Kapan terakhir kali ia melihat gadis itu dengan ekspresinya itu? Satu atau dua bulan yang lalu? Ia lupa. "Kalau begitu kau juaranya."
Sonya tidak membalas. Napasnya masih sedikit tersenggal, namun cukup untuk ia menegakkan tubuhnya dan hendak berbalik pergi, ketika Robert menghalangi jalannya dengan tangan besar pria itu.
Sonya mengela napas. Ini akan rumit. "Tidak bisakah kau menjauhiku?"
Kini kedua alis Robert bertaut. "Setelah sebelumnya begitu agresif, sekarang kau memintaku menjauhimu?"
Sonya tidak butuh penekanan pada setiap tindakan sebelumnya. Ia sudah cukup meruntuki seberapa impulsif dan agresif dirinya hanya untuk hipotesa sementara yang terbukti salah.
Sonya kembali mendengus. Jika sebelumnya untuk menghilangkan rasa canggungnya, kini untuk rasa kesalnya. Kesal dengan dirinya yang bodoh.
"Oke begini saja. Aku minta maaf atas tindakanku. Itu kekeliruan yang sangat bodoh." Sonya tidak berpikir untuk menatap manik abu-abu itu. Namun, Robert menarik dagunya agar manik mereka saling bertemu.
"Kau seperti orang lain. Bagaimana bisa melakukan kekeliruan dengan sadar?"
Manik itu sangat jernih. Sejernih manik yang selalu Sonya ingat. Butuh waktu beberapa detik untuk Sonya dapat memutus kontak dan berlari menjauh dari pria itu yang terdiam tanpa mengikutinya.
@@@
Seingatnya, saat itu adalah musim dingin bulan November ketika tubuhnya tertabrak mobil dan ia tersadar di tubuh Elisabeth. Namun, saat ini adalah musim semi pertengahan bulan Mei.
Jika dihitung, Sonya menghabiskan waktu enam bulan dalam tubuh Elisabeth. Tapi bahkan ia tidak merasa bahwa itu adalah enam bulan. Ia mengingat sedikit kejadian yang terjadi dalam waktu singkat. Apa waktu masa lalu dan masa kini berbeda putaran?
Sonya terus mengingat dan menghitung waktu setiap kejadian yang ia alami dalam tubuh Elisabeth dan melupakan langkah kakinya ketika seorang menabraknya dan membuatnya terjatuh. "Aw!"
"M-maafkan aku!" Seorang gadis membungkuk meminta maaf seraya membantu Sonya berdiri. Gadis bersurai hitam dengan balutan kaos putih dan denim. Tubuhnya sedikit pendek darinya. "Maafkan aku!" ulangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parallel
FantasyAkibat kecelakaan yang menimpa dirinya, Sonya terbangun di tahun 1540 sebagai Elisabeth de Poitiers yang terikat pernikahan dengan Francis de Montmorency. Lalu apa yang harus Sonya lakukan? ===========================================================...