Chapitre Sept - 7

5.6K 595 16
                                    

"Bahkan dia tidak mampu melakukan pukulan balik!"

Suara seseorang mengintrupsi perempuan bersurai emas yang sendari tadi dengan cemas memperhatikan dua orang yang sedang bergulat dalam sebuah arena berbentuk kotak dengan jaring tali elastis di setiap sisinya.

"Kau bercanda! itu pukulan membabi buta," ujar perempuan bersurai emas menimpali laki-laki bermanik hazel disebelahnya. "Bagaimana ia bisa mampu melakukan pukulan balik?" tanyanya sarkastik.

"Chill, babe! Aku hanya berkomentar," kata laki-laki itu sembari mengangkat kedua tangannya.

"Tidak membantu, Pete!"

Peter terkekeh melihat betapa cemas perempuan disebelahnya itu ketika menyangkut lelaki yang kini berada di dalam arena di depannya.

Permainan di arena sangat sengit. Laki-laki itu mendapat pukulan telak di bagian wajahnya ketika fokusnya terbagi. Pukulan kanan dan pukulan kiri disarangkan pada bagian wajahnya, membuat laki-laki itu kehilangan keseimbangannya. Suara terkesiap lolos dari bibir perempuan bersurai emas yang sedang berada di luar arena persegi itu.

"Robert!" teriaknya. "F*ck boxing!"

"Whoa! Whoa! Apa yang mau kau lakukan?" tanya Peter menahan perempuan disebelahnya itu untuk memasuki arena.

"Menolongnya apalagi?" ucapnya dengan nada tinggi.

"Lihatlah! Dia bisa berdiri kembali," ujar Peter ketika ia melihat lelaki di depannya dengan susah payah mencoba mencari keseimbangannya untuk berdiri. "Hey dude! Buatlah kemenangan telak. Jangan buat kekasihmu ini mengamuk di ring," lanjutnya diselingi oleh senyum geli atas kelakuan perempuan bersurai emas di sampingnya itu.

Robert menoleh. Lalu setelah itu ia berlari menerjang lelaki dengan badan dan tinggi yang melebihi dirinya. Melakukan putaran untuk menghindari pukulan hanya untuk kembali mendapatkan tendangan lainnya. Punggungnya seperti akan remuk ketika ia terdorong dan terbentur sisi ring.

Pukulan kiri. Pukulan kanan. Pukulan kiri perut. Pukulan terus menerus yang laki-laki besar itu sarangkan pada dirinya membuatnya kehilangan celah untuk memutar balik serangan lainnya. Dan ketika pukulan kanan yang ia prediksi akan bersarang kembali ternyata meleset, ia memanfaatkan celah itu untuk membalik dirinya dan berputar menarik laki-laki besar itu bertemu sisi ring. Berusaha memukul laki-laki besar itu ketika tenaga yang dimilikinya kalah, dan ia kembali terdorong.

Sedangkan Peter berulang kali mencoba menghalau perempuan bersurai emas itu agar tidak memasuki ring dan mengacaukan pertandingan mengerikan itu yang dianggap sebagai permainan oleh Robert.

"C'mon dude!" teriak Peter kembali. "Berhentilah menari dan selesaikan dengan cepat!"

Perempuan bersurai emas itu menatap setiap pergerakan Robert dengan cemas. Setiap pukulan yang Robert sarangkan pada lelaki besar itu selalu dikembalikan dan membuat Robert tersungkur dengan kaki terkunci pada lengan besar lelaki itu.

Robert kembali berdiri, membawa pukulannya pada angin dan kemudian dikembalikan oleh lelaki besar itu dengan putaran tubuhnya. Membuat tubuh Robert menyentuh permukaan ring dengan berdebum keras. Namun kesempatan lain memberinya celah untuk mengunci tengkuk lelaki besar itu, namun sialnya malah membawa Robert pada pukulan lain dari lengan besar lelaki itu. Untuk kesempatan lain yang tercipta, lelaki besar itu membalik kuncian Robert dengan mengunci balik tengkuk Robert dengan lengan besarnya.

"Selesai sudah," ucap Peter bersamaan dengan Robert yang terjatuh dengan kehabisan napas dan perempuan bersurai emas yang telah menghamburkan diri masuk ke dalam ring.

Ia berputar, mengambil sebuah botol berisi air serta handuk yang tergeletak disebuah bangku yang tidak jauh dari ring dan berjalan kembali memasuki ring untuk memberikan handuk serta botol berisi air pada Robert. "Tidak usah berlaga jagoan," ucap Peter.

ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang