Chapitre Vingt-Neuf - 29

2.4K 303 10
                                    

WARNING 18+


============================================================================================


Kalung itu hilang.

Kalung berliontin setangkai bunga mawar yang selalu berusaha ia simpan. Pun ketika ia tidak sadarkan diri, Igritte berhasil menyimpannya dengan baik.

Sebenarnya, tidak ada makna lain tentang kalung itu baginya, kecuali ketika kalung itu tergambar di sebuah lukisan portrait diri Elisabeth –atau Diane, yang ia lihat di sebuah ruangan tepat sebelum ia pergi dalam ekspedisi lalu.

Ditambah ingatannya ketika Francis berani memukul Louis dikeramaian ketika berada di arena saar Festival Ksatria.

Itu aneh.

Francis yang tenang berubah berang hanya karena perkataan Louis sewaktu itu dan sebuah kalung yang sempat ia pikir tidak bermakn. Namun, melihat kemarahan Francis saat itu, seketika membuatnya terusik.

Lalu mengetahui kalung itu milik Elisabeth ataupun Diane, itu menjadi jelas bahwa ada sesuatu dari kalung itu.

Atau mungkin kalung itu bisa membantunya kembali ke jamannya. Siapa tahu, pikirnya terlintas.

Kepalanya kini dipenuhi kemungkinan saat dimana bisa saja ia menjatuhkan kalung itu, dan menghilangkannya. Ia merunut dari kegiatannya sehari-pagian ini, dan menemukan semuanya baik-baik saja kecuali ketika kebakaran di bangunan belakang kastil.

Namun, saat itu ia yakin bahwa kalung itu masih tersimpan di kantung kecil yang ia bawa. Dan sekarang kantung ia juga menghilang bersama kalung.

Apa mungkin ia lupa menaruhnya?

"Igritte, kau melihat kantung sewarna pastel itu?" tanya Sonya ketika Igritte masuk ke kamarnya dengan sebuah nampan berisi kudapan ringan. "Sepertinya aku melupakannya atau menghilangkannya. Entahlah, " gumamnya.

Igritte berjalan melewati Sonya, mendekat meja bundar di tengah ruangan dan menaruh kudapan ringan itu sebelum berkata, "Saya melihat Anda membawanya pagi ini, my lady," jawabnya. Kudapan ringan itu tersusun di atas meja, dengan secangkir teh hangat yang mengepul. "Apa perlu saya bantu carikan untuk Anda?"

"Hm," gumam Sonya seraya berpikir harus memulai darimana pencariannya. Lalu sebuah pemikiran terlintas. "Apa sore ini Francis senggang?"

Igritte mendongak sopan. "Duke sedang berada di ruang kerja bersama Pangeran Louis dan Lady Liliana."

Oh, bukan sedang bercinta, kekehnya dalam hati mengetahui tebakannya salah.

"Apa saya perlu meminta Tuan Kepala untuk menyampaikan pesan Anda, jika Anda ingin bertemu Duke?" tanya Igritte ketika Nyonya di depannya itu hanya terdiam dengan tatapan berpikir.

"Ya. Tolong sampaikan," ujar Sonya seraya berjalan menuju meja bundar dan duduk di kursi depannnya. Menyantap kudapan ringan itu dengan sesekali menyesap teh hangatnya. "Namun, jika itu mengganggu, aku bisa menanyakannya besok siang," lanjutnya.

"Akan saya sampaikan, my lady."

Dengan itu, Igritte pamit undur diri dan bergegas menuju ruangan Christer untuk memintanya menyampaikan pesan Lady Elisabeth pada Duke. Sedangkan Sonya terhanyut dalam pikiran-pikirannya selagi menyantap kudapan dan teh hangat kesukaannya.


@@@


Sesuai perkiraan, Liliana tidak akan datang ke kastil dengan alasan sama seperti beberapa hari lalu. Melainkan ikut bersama Louis dengan dalih berdiskusi ekspedisi atas nama Raja Philip.

ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang