Chapitre Cinquante-Cinq- 55

1.6K 221 15
                                    

WARNING 21+

Gaes aku udah kasih aba-aba, bisa di skip-skip aja. Dosa tanggung sendiri ya wehehehe. Bagian intinya ada di akhir. Happy reading!

============================================================================================

Alley merasa dunianya berputar.

Setelah Arthur menciumnya dengan intens, kedua lengan Alley tanpa sadar telah melingkari leher pria itu. Menariknya untuk menuntut lebih dalam. Menikmati setiap sapuan hangat pria itu yang kini berubah menjadi kecupan dalam.

Alley tidak sama sekali mendorong, seperti otaknya yang menyuruhnya membenci pria itu. Namun kenyataannya, hatinya selalu kembali pada pria itu. Bahkan ketika Arthur mengangkat dan membawanya menuju kasur, bibirnya tidak terlepas sedikitpun dari bibir pria itu. Mengecup dan mencecap. Menikmati rasa hangat yang menjalar kian memanas. Mengalir di setiap sudut tubuhnya.

Untuk saat ini saja, ia memutuskan mengabaikan rasionalitasnya ketika Arthur menidurkannya, lalu mengecupnya lebih dalam. Sedangkan tangan lain pria itu mencapai tali gaun miliknya.

Arthur tahu, jika ia adalah pria brengsek yang sudah menyakiti hati gadisnya. Ia sangat pantas jika dibenci, namun di sisi lain, ia menginginkan gadis ini. Ia membutuhkan kehadiran gadis ini.

Wajahnya memanas, mungkin saat ini memerah ketika Alley menggerang saat pria itu melepaskan ciumannya. Tunggu! Apa ia menikmatinya? pikirnya kalut.

Maniknya menatap tubuh gadisnya yang terbaring dengan wajah memerah. Arthur terkekeh, kemudian berkata, "Kau sangat menggemaskan, Alley." Lalu dengan sekali gerakan, ia kembali mengecup gadis itu.

Alley sekali lagi hanya bisa menggerang. Berusaha menahan erangannya agar tidak semakin keras ketika bibir hangat Arthur mengecup lehernya, menuju bahunya yang terbuka.

Tubuhnya yang sebelumnya terhalang kamisol, kini sebagian telah terbuka. Tali pengikatnya bahkan sudah tidak mengikat, hanya sekali tarikan untuk sepenuhnya terbuka.

Bagaimana ia bisa melewatkan gadis ini?, pikir Arthur saat menatap tubuh indah gadisnya itu. Bahkan matanya tidak berkedip sedikitpun untuk tetap melihat keindahan itu. Tubuh merah muda, dengan bagian sensitif yang ranum.

Itu adalah hal paling memalukan sekaligus mendambakan bagi Alley. Tubuh bagian bawahnya berdenyut tepat saat sapuan hangat Arthur menyentuh puncak sensitifnya. Ia menggerang dan menggeliat. Menikmati aliran-aliran listrik yang pria itu berikan.

Jika bersama Liliana dapat membuatnya seperti binatang buas, maka Alley membuatnya seperti pemuda yang baru pertama kali bercinta. Napasnya selalu tertahan, setiap kali tubuh gadisnya menggeliat. Dan hanya butuh sepuluh detik untuk Arthur menanggalkan pakaiannya dan melebur dalam tubuh hangat gadisnya. Harinya akan berbeda mulai saat ini.

Saat itu matahari telah berada setengah tiang menuju barat ketika Alley membuka matanya dalam rengkuh Arthur. Pria itu tidak memakai pakaian sehelaipun, begitu juga dirinya. Begitu terlintas dengan jelas bagaimana ia menikmati bercinta untuk pertama kalinya, dan dengan pria yang ia cintai.

Ya, dia mencintai pria itu. Ia mengakuinya.

Ia bahagia, sekaligus sakit. Ia tidak menyesal. Tetapi ia harus kembali pada kenyataan, karena setelah ini, tidak ada pria itu dalam hidupnya.

Jadi, dengan pelan ia melepaskan diri dari pria itu dan berjalan mengambil jubah tidurnya, lalu memanggil Taria yang berada di depan kamarnya.

Ia tidak berbicara sepatah-katapun, begitu juga dengan Taria. Gadis itu langsung dengan sigap membantunya membersihkan diri dengan kain basah, dan membantunya mengenakan gaun lain. Tidak butuh lama hingga ia selesai, kemudian memilih untuk berjalan keluar kamar. Menyusuri koridor, membawa kemana kakinya melangkah.

ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang