Chapitre Seize - 16

3.2K 371 2
                                    

Hari itu telah beranjak sore. Cahaya jingga bersemburat ungu terlihat di ufuk barat, melukiskan gradasi cantik dengan paduan awan-awan putih yang selalu berarak di langit.

Saat itu sonya sedang duduk di sebuah kursi besar dalam ruangan dan membaca buku silsilah keluarga kerajaan yang ia dapat dari perpustakaan saat berkeliling istana siang tadi, ketika Igritte datang membawa sebuah jalinan lilin.

Cahaya lilin yang masuk, tidak membuat Sonya terusik sedikitpun untuk mengalihkan pandangannya dari buku tebal usang yang sendari tadi telah berhasil menyita perhatiannya.

Buku itu menggambarkan dengan jelas seluruh keturuan keluarga kerajaan dari Klan pertama hingga saat ini. Pun dengan penjabaran fisik yang benar-benar terperinci membuat ia mudah membayangkan bagaimana penampilan leluhur-leluhur saat itu.

Namun ada satu yang membuatnya terusik dengan sebuah penjabaran yang menurutnya tidak sesuai dengan keadaan fisik dirinya, keadaan fisik Elisabeth saat itu.

"Lady Liliana kembali meminta izin untuk mengunjungi Lord Francis esok hari, my lady," ucap Igritte membuyarkan fokus Sonya pada buku yang ia pegang.

Sonya terdiam sesaat, lalu menutup buku usang itu sebelum berkata, "Aku tidak pernah menghalangi siapapun untuk mengunjungi, suamiku."

Ia mengingat kembali selama ia berkeliling siang itu hingga ia kembali ke ruangan ini, tidak sekalipun ia bertemu dengan Liliana. Seolah wanita itu menghindarinya, padahal sebelumnya ia menggebu akan mengambil Francis dari Elisabeth.

"Anda akan berkeliling lagi esok?" tanya Igritte.

"Tidak," jawab Sonya seraya menatap buku dalam genggamannya sebelum kembali menatap Igritte dan berkata, "Sebenarnya aku hanya ingin di kamar dan menyelesaikan buku ini. Ada sesuatu yang membuatku bertanya-tanya mengenai silsilah Klan Valois."

"Anda telah membaca hingga Klan Valois?" tanya Igritte begitu heran.

Sepengetahuannya, Klan Valois berada diurutan terakhir dari buku tebal itu, dan melihat Ladynya itu mampu membaca sebanyak itu membuatnya tersadar jika yang berada didalam tubuh itu memang bukanlah Ladynya.

Sonya sempat terdiam sejenak, menimang-nimang pertanyaan yang hendak ia utarakan sebelum ia berkata, "Apa Elisabeth memiliki saudari kembar?"

Pertanyaan itu sangat sederhana, namun jawaban yang harus ia jelaskan bukanlah kapastias dirinya yang hanya ditugaskan untuk melayani Lady Elisabeth.

"Mohon ampun, my lady," ucap Igritte seraya membungkuk dalam. "Hamba tidak diperkenankan untuk menjelaskan itu."

Sonya mengernyit melihat reaksi Igritte dari pertanyaannya. Apakah sangat dilarang untuk menjawab pertanyaannya?, pikirnya. Ia hendak membalas perkataan Igritte ketika sebuah suara bergumam sangat pelan yang berasal dari Francis membuatnya sontak berdiri dan menghampiri lelaki itu.

Mata itu masih terpejam, namun kedua alis yang bertaut itu membuat Sonya melebarkan matanya dan berkata. "Cepat panggil Hergel," yang hanya dibalas anggukan perempuan itu sebelum ia hilang dibalik pintu itu.

Sedangkan Sonya menarik kursi dan menggenggam tangan pria itu, sebelum genggaman itu menegang dan perlahan mata yang semula terpejam erat, kini terbuka menampilkan manik abu-abu yang sangat ia rindukan.

"Akhirnya kau sadar," ucapnya seraya menatap manik itu dengan begitu lekat.

"Elisabeth?" tanya Francis begitu parau dan pelan.

Jemari itu kian mengerat ketika suara Francis yang memanggilnya memiliki efek tersendiri bagi tubuhnya, tubuh Elisabeth. Itu seperti desiran aneh yang terasa menyenangkan. Sonya menyukainya, namun ingatannya akan rumah dan Robert membuat ia menjatuhkan diri pada kenyataan.

ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang