AN-1

12.3K 329 3
                                    

MANSION

Semenjak kejadian seminggu yang lalu. Nadin masih kesal, ia terus memikirkan itu. Ia tidak bisa membayangkan akan bertabrakan dengan seseorang tampan. Katakan lah ia gila! Bagaimana tidak? Rasa penasaran menggeluti Nadin saat melihat mata itu. Ada sesuatu didalamnya, seperti ada sebuah kenangan. Maybe?

AAARGGHHH!!!!

"Ganteng sii oke, tapi..."

Tok... Tok.... Tok...

"Makan malam sayang." ucap Mama membuyarkan lamunan Nadin.

"Iyaaa sebentar lagi."

Nadin pun turun kebawah. Ia melihat Papa dan Mama nya sudah ada dimeja makan menunggu kehadirannya. Nadin pun tersenyum, dan makan malam bersama.

"Bagaimana kampus kamu?" tanya Papa Nadin.

"Tidak ada masalah" jawab Nadin melanjutkan makannya. Papa Nadin mengangguk paham.

"Kamu sudah tahap akhir. Belajar yang benar yaa nak" lanjut Papa. Nadin pun mengiyakan ucapan sang Papa.

•••

MANSION WESLEY

"Kamu sudah punya calon belum?" tanya Bunda Alvano.

Alvano melirik dan menghentikan makannya. "Belum bun..." jawab Alvano menghela napas pelan.

"Banyak yang mau sama kamu loh nak, kok belum ada yang dijadiin pacar atau calon istri kamu.. Diumur kamu ini udah cukup matang buat nyari" jelasnya membuat Alvano risih dengan pernyataan Bunda nya.

"Cuma gak mau salah pilih, dan aku rasa belum ada yang pas" ucap Alvano dan setelah itu ia beranjak menuju kamar nya.

Ia lelah jika terus terus dipaksa cari calon istri. Alvano tidak mempunyai waktu untuk memikirkan itu.

Alvano merebahkan badannya yang cukup lelah seharian. Dan satu, ia juga belum melupakan dimana ia bertemu gadis yang menurutnya Menarik!. Padahal kejadian itu sudah seminggu berlalu, namun ia masih menyimpan dipikirannya.

Arga calling...

"Apa?"

"Buru buru amat"

"Apa?" Alvano kembali mengulang ucapannya.

"Lu bisa kerumah gua gak?"

"Ngapain?"

"Urusan kantor.. Buruuu!!" ucap Arga sedikit keras.

KLIK..

Alvano mematikan panggilannya.

Ribut, pikirnya. Alvano pun bersiap siap kerumah Arga, ia menuruni tangga dengan santainya. Ia melihat Bunda dan Ayah nya sedang bermanjaa manja.

Cih! Udah tua, inget umur...

"Mau kemana?" tanya Bunda.

"Urusan kantor." Alvano berjalan dengan santai menuju garasi.

•••

"Oke bro, hati hati dijalan.." ucap Arga melambaikan tangannya.

Didalam perjalanan pulang, Alvano menyetir dengan kecepatan rata rata.

Arga calling...

"Kenapa lagi sii nih anak?"

Ia melirik ponselnya dan menjadi tak fokus menyetir.

Sreeettt....

Untungnya Alvano dengan cepat mengendalikan stir nya. Dan oh! Apa itu? Ia hampir menabrak gadis.

"Aduhh..." ucap nya meringis. Ya, gadis itu adalah Nadin. Alvano turun dari mobilnya dan melihat siapa yang hampir ia tabrak.

Nadin sedikit mendongak.

Tatapan mereka bertemu. Nadin kaget mengapa ia bertemu lagi dengannya? Dan, astagaaa... Alvano menghela napas saat melihat sosok gadis tadi.

"Untung gak mati" kesal Nadin menatap Alvano tajam.

"Bukan salah saya."

"Nih orang gak ada rasa rasa berdosa nya yaaa!! Bantuin diri kek, apa kek, ini gak ada rasa rasa nyesel nya!!" emosi Nadin sudah memuncak dan mengeluarkan unek unek nya.

Alvano mengendikkan bahu nya acuh. Tak lupa wajahnya, ia selalu datar.

"Ini sudah malam, dan gadis sepertimu tidak cocok diluar malam."

Nadin melirik sekilas. "Saya tadi abis keminimarket. Trus hampir mati ditabrak sama Om Om!!!" ucap Nadin menghela napas kasar dan menegaskan ucapannya diakhir.

Alvano menatap tajam Nadin, memangnya ia terlihat seperti Om Om?

"Saya bukan Om mu" ucap Alvano.

"Ck! TERSERAH."

•••

Disini lah Awal mula dari semuanya...

HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang