"Tidak perlu dipikirkan lagi honey, intinya kamu milikku sekarang."
"Kamu juga milikku," balas Nadin tersenyum.
"Kemarilah," Alvano mendekati Nadin dan membalas pelukan itu.
Alvano kembali berjalan menuju mobilnya yang ada didepan minimarket sepeninggal mereka tadi. Mereka masuk dan bergegas pulang.
"Sekarang pukul 08.30 masih ada waktu kembali kemansion dan sepertinya sedikit bersenang senang, bukan begitu honey?" ucap Alvano melirik jam tangan mahal nya.
"Tidak! Kamu sudah berpakaian rapi pagi ini, tidak boleh berantakan lagi!" sergah Nadin cepat.
"Apa yang ada dipikiranmu itu, sayang? Hmm?" tanya Alvano menaikkan alisnya menantang.
"Tidak ada! Memangnya apa?" balasnya terlihat salah tingkah.
Sial! Dia sangat tampan dan mempesona. Apalagi wajahnya dilihat dari samping, rahangnya yang tegas dengan kancing kemeja dibuka sedikit karena kegerahan.
"Hey, sayang?" panggil Alvano melambai lambaikan tangannya didepan wajah Nadin yang terus menatapnya tanpa berkata apa apa.
Tanpa aba aba Nadin langsung memeluk Alvano. Menyingkirkan rasa malu dan salting nya, membuatnya semakin membaik lalu merapatkan tubuhnya pada dada bidang Alvano menghirup aroma maskulin khas dari suaminya ini.
"Kenapa kamu sangat tampan?!!" tanya Nadin dengan wajah yang tampak frustasi. Ia sudah seperti orang gila yang mengejar ngejar seorang pria tampan.
Bisa kalian rasakan diposisi Nadin? Ck! Menjadi istri dari suami yang sangat karismatik dengan ketampanan nya membuatnya sedikit minder. Walaupun sebenarnya dirinya juga sangat sempurna, dan sangat cocok untuk Alvano.
Pasangan serasi.
Namun sebagai wanita yang sangat menggilai pria, satu satunya Alvano misalnya. Siapa yang tidak terdugun dugun? Dan ter arggh tidak bisa dijelaskan. Nadin sudah menggila setiap hari harus terus melihat wajah tampan itu, ingin rasanya ia juga nyosor seperti yang selalu pria didepannya ini lakukan padanya. Tapi, tidak masuk akal wanita memulainya.
"Aku bingung-" gumam Nadin menggantung yang masih dapat didengar Alvano. Lelaki itu juga masih menunggu wanitanya untuk berbicara, ia belum mengerti sama sekali.
"Kenapa manusia sepertimu ada didunia ini? Bisa gila jika aku terus melihatmu," resah Nadin masih dengan posisi memeluk Alvano.
Alvano tertawa kencang sembari menggeleng gelengkan kepalanya. "Memangnya kenapa honey? Kamu juga sangat cantik, kenapa tiba tiba memuji ketampanan ku hm??" ucap Alvano meraih dagu Nadin agar menatap kearahnya.
"Mental dan jiwa ku bisa bisa melayang karena terus melihatmu."
"Apakah semua wanita berkata seperti itu pada lelakinya?"
"Tidak juga. Tapi itu sudah pasti, hanya saja wanita lebih suka memuji dalam diam. Aku pun setiap hari memujimu, tapi memuji didepan orangnya langsung akan lebih baik. Benar begitu, sayang?" jelas Nadin menatap Alvano yang sedang tersenyum lembut kearahnya.
Alvano mengangguk sambil mengacak rambut Nadin gemas. Ia membelokkan stir mobilnya saat gerbang mansion terbuka, dan mereka segera turun dari mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND [END]
RomancePertemuan secara tak sengaja menimbulkan perasaan sejak kecil. Berpisah bukan hal yang mudah. Bertemu dengan gadis yang merubah semuanya. Dan sosok lelaki yang mampu berjuang dan bertahan. Sampai suatu ketika, kebenaran itu terungkap. Sreeettt.... U...