AN-19

5.2K 163 3
                                    

Alvano menghela napas berat. Ia butuh untuk memikirkan semuanya. Sebenarnya Alvano juga merasa sedikit kecewa, tapi ia tidak ingin terlihat seperti itu.

Alvano kembali memikirkan masalah perjodohan itu. Pantas saja Bunda nya menjodohkan nya dengan Nadin, ternyata bunda nya sudah mengetahuinya.

Diawal pertemuan, Alvano belum yakin jika itu Nadin teman kecilnya, ia pikir semua itu hanya bayangan bayangan pikirannya selama ini.

Saat mengajar pun, Alvano masih sesekali meliriknya, karena Alvano ingin memastikan apakah itu teman kecilnya atau bukan.

Hingga saat ia akan dijodohkan dengan gadis pilihan Bunda nya, ia menolak. Namun, saat Bunda nya menunjukkan sosok yang akan dijodohkan nya, ia terkejut dan merasa lega.

Ternyata dunia sempit. Dan pada saat itu, Alvano sudah mengawasi Nadin. Ia bisa melihat semua apa yang dilakukan Nadin diluar rumah.

Alvano merasa hancur saat Nadin lebih memilih Aksa. Namun, Alvano membuktikan bahwa Aksa benar benar bersalah dan tidak pantas untuk gadis kecilnya.

"Huh, terserah semuanya!" ucap Alvano menatap langit sore dari atas balkon.

Bisa ia lihat Nadin dibawah sana. Mungkin Nadin tidak menyadarinya, Alvano mengalihkan tatapan nya, dan memasuki kamar.

Untuk memaafkan Nadin, Alvano mungkin saja sudah memaafkan nya, tapi belum sepenuhnya.

Alvano ingin Nadin yang meminta maaf padanya dan Nadin harus berubah. Alvano sudah lelah, kini Nadin yang harus merubah keadaan seperti semula.

•••

Malam pun tiba. Nadin sedang memasak makanan kesukaan Alvano, ia pun ingin beranjak memanggil Alvano untuk makan malam. Namun, Alvano sudah datang sembari berjalan turun tangga tanpa menatap Nadin.

"Al, makan dulu," ucap Nadin saat melihat Alvano yang malah duduk diruang TV.

"Al, ayo makan," ajak Nadin memegang tangan Alvano berniat mengajaknya untuk menuju ruang makan.

"Maaf," lirih Nadin.

Namun, Alvano hanya terdiam dan fokus pada TV didepan nya. Nadin yang merasa diacuhkan, kini melepaskan tangan nya dari tangan Alvano.

Nadin tersenyum tipis dan berbalik menuju kamar. Ia juga belum makan, karena ia pikir Alvano akan makan malam dengan nya. Sekarang ia sudah tidak berselera untuk makan. Dan memilih untuk tidur saja.

Saat Nadin pergi, Alvano hanya diam. Ia tidak menunjukkan reaksi apapun. Dan memilih untuk tetap diam.

Nadin mengganti pakaiannya dan kembali menuju kasur dan melanjutkan tidurnya.

Setelah selesai makan, Alvano memasuki kamar dan menarik selimut sampai bahu Nadin. Ia mengelus kepalanya dan mencium keningnya.

Setelah itu, Alvano mengambil laptop dan kembali bekerja.

•••

"Bibi, Alvano kemana?" tanya Nadin menuruni tangga.

"Udah berangkat non," jawabnya.

"Kekantor atau kampus?" tanya Nadin lagi.

"Kantor non," setelah menjawab, Bibi kembali menuju taman belakang.

Nadin duduk dianak tangga dan termenung. Ia bahkan belum meminta maaf lagi, ia akan mencoba nya terus.

"Pagi pagi sekali..." ucapnya pelan.

Hari ini Nadin kosong, ia berniat ingin pergi kekantor Alvano. Tapi, ia rasa tidak mau.

Nadin kembali berjalan cepat menaiki tangga dan memasuki kamar untuk bersih bersih diri. Karena sesudah bangun tadi, ia tidak sempat dan lebih dulu mencari keberadaan Alvano.

"Sumpah, gue nyesel banget!" ucap Nadin merendam dirinya.

Drtt...

Drt....

Drt....

"Sayang, bisa bantu Bunda gak?" tanya nya dari sana.

"Bantu apa Bunda?" balas Nadin.

"Anterin Map Alvano yang ketinggalan, itu dia mau meeting bentar lagi, bunda gak bisa kesana soalnya bunda sibuk," ucap Bunda.

"Oh, bisa kok bun, nanti Nadin anterin,"

"Okee, makasih sayang,"

KLIK.

Nadin sudah bersiap siap dan menata dirinya dengan Cantik. Kemudian ia berjalan menuju ruang kerja Alvano yang berada disebelah kamar mereka.

Setelah itu ia menuju kantor Alvano menggunakan mobilnya. Sesampainya disana, Nadin langsung membalas sapaan ramah dari karyawan karyawan Alvano.

Nadin langsung masuk tanpa  memperdulikan ruangan Arga yang berada disebelah ruangan CEO.

Nadin hanya tersenyum dan melanjutkan jalan nya, Arga membalas senyuman itu dan langsung tersentak saat menyadari semuanya.

"Nadin tunggu!!!" ucap Arga sedikit keras. Nadin berbalik dan kembali tersenyum bertanya pada Arga.

Arga memang tidak formal saat berbicara dengan Nadiin.

"Aduh gimana ya," ucap Arga bingung.

"Apa nya?" tanya Nadin.

"Jangan masuk!" ucap Arga cepat. Ia bahkan sudah menghalangi Nadin untuk masuk.

"Apasih Ga, udah minggir.." ucap Nadin mendorong Arga agar memberinya jalan.

Disini lah Alvano sedang sibuk diruangan nya dan sedang menatap sinis wanita didepannya.

Ya, Karin.

"Kamu gak mau peluk gitu? Aku baru aja dari Amerika lagi, masa gak dikasih sesuatu," ucap Karin duduk didepan Alvano.

"Urusan nya dengan saya apa?" tanya Alvano menatap datar. Karin bangkit dari duduknya dan memeluk Alvano erat erat.

"Jadi kamu gak nganggep aku?" tanya Karin wajah sedih masih memeluk Alvano. Sedangkan Alvano melepas paksa pelukan nya, namun itu masih disaksikan Nadin. Gadis kecilnya.

"Emang situ siapanya?" tanya Nadin yang baru saja datang.

•••

Ayo vote😭😭😭

Semangat smuaaaa😄❤

HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang