AN-40

3.9K 121 2
                                    

5 tahun kemudian...

LA California : MANSION WESLEY

"Dad, Mom, cepatlah. Aku sudah terlambat!" teriak anak lelaki kecil.

Sebut saja dia. Arsen Alnad Wesley.

"Sebentar sayang," ucap Alvano yang baru saja turun dengan Nadin.

"Kalian lama sekali. Dad juga terlalu lama!"

"Mom yang lama. Siapa suruh memakai baju kurang bahan, apalagi Mom mau kekantor Dad," ucap Alvano memasuki mobil.

"Kamu saja yang berlebihan," balas Nadin menggendong Arsen dan masuk mobil.

"Iya iya sayang, aku yang berlebihan" ucap Alvano memilih untuk mengalah.

"Maaf sayang," ucap Nadin terkekeh geli.

"Gara gara Anakmu," sinis canda Alvano pada Arsen.

"Heh! Anakmu juga Al,"

"DADDY!!!" teriak Arsen kesal tepat ditelinga Alvano.

"Anak mommy sini, sini sayang. Jangan begitu pada daddy mu," Nadin kembali menggendong Arsen.

Namun Arsen menolak, ia berdiri dari pangkuan Nadin dan duduk dipangkuan Alvano yang sedang menyetir. Ia memeluk Alvano sembari menangis.

"Sudah ku duga," ucap Nadin tau semuanya.

Alvano dan Arsen. Mereka tidak bisa dipisahkan, jika Arsen sedang marah pada Alvano, ia juga yang akan meminta maaf dan berbuat manja seperti sekarang ini.

Mungkin terlalu lama bersama Alvano, ia selalu mengutamakan Daddy nya, walaupun Mommy nya juga selalu ia utamakan. Tapi, berada jauh dengan Alvano rasanya ia terus akan menangis sama seperti ia sejak kecil.

Alvano terkekeh melihat tingkah gemas anak satu satunya ini. Ia menepuk nepuk punggung Arsen agar tetap tenang.

"Cengeng sekali, kau" ucap Alvano menghapus air mata Arsen. Namun Arsen terus menangis karena ejekan Alvano, Alvano baru berhenti saat Nadin menatapnya tajam.

"Ampun, sayang hehe" ucap Alvano cengengesan.

"Sini Arsen, sama Mom" Arsen mengangguk dan kembali pada Nadin.

"Arsen jangan menangis. Daddy mu hanya bercanda, dia tidak serius mengejekmu" ucap Nadin memperbaiki rambut Arsen yang sudah berantakan.

"Aku serius, kata siapa aku tidak serius" balas Alvano berniat menakut nakuti Arsen.

"SAYANG!!!" pekik Alvano saat mendapat cubitan Nadin.

"Bisa tidak? Sehari saja kalian jangan membuatku pusing," ucap Nadin menyerahkan Arsen kepada Alvano.

"Gara gara kau Arsen, Mom sudah marah.Ayo minta maaf," ucap Alvano memangku Arsen yang sudah berhenti menangis.

"Mommy maaf, Arsen cengeng" ucap Arsen menatap Nadin dengan ingusnya yang ia lap.

"Mommy tidak marah padamu sayang. Hanya saja, jangan menangis!" balas Nadin lembut berhati ibu.

"Dia saja yang cengeng, sayang. Marahi saja dia!" ucap Alvano pelan tidak didengar Arsen.

"Diamlah Al. Nanti dia bisa menangis karena ejekan darimu itu," peringat Nadin menggeplak lengan Alvano.

"Sudah sampai baby boy!" seru Alvano turun dari mobil dan menggendong Arsen membuat anak itu tertawa geli.

"Awas jatuh! Kalian ini!!" geram Nadin.

"Kau sepertinya PMS sayang, sensitif sekali dari tadi" ucap Alvano mengecup kening Nadin dengan sayang.

HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang