Pagi menyapa kedua pasangan yang masih tertidur dengan tenang. Nadin perlahan membuka matanya dan menatap wajah tampan suaminya.
Ternyata begini rasanya, pikir Nadin.
Untungnya Alvano masih bersamanya sampai saat ini. Nadin menyentuh rahang tegas Alvano, dan mengelusnya.
"Jangan Nadin!" peringat Alvano menahan tangan Nadin yang terus menyentuh rahangnya.
Nadin terkekeh dan mendekatkan wajahnya, pangkal hidung mereka bertemu. Alvano berusaha menahan napasnya, ada apa dengan Nadin hari ini? Pikirnya.
"Kita jadi liburan kan?" tanya Nadin sedikit menjauhkan wajahnya.
Alvano mengangguk. "Tapi sebelum berangkat nanti, aku mau bawa kamu kesuatu tempat dulu." ucap Alvano tersenyum.
"Kemana?"
"Rahasia," ucap Alvano.
Nadin memicingkan matanya curiga memandang Alvano dari bawah.
"Kenapa?" tanya Alvano.
"Enggak," jawabnya.
Alvano bangun dari tidurnya dan duduk dipinggiran kasur. "Siap siap sana," ucap Alvano.
"Loh? Perginya sekarang?" tanya Nadin.
Alvano mengacak rambut Nadin dengan gemas. "Gak, perginya besok aja," ucap Alvano sembari mencium bibir Nadin.
Cup!
Alvano dengan santainya berjalan kearah walk in closet untuk bersiap siap. Sedangkan Nadin masih ngebug dengan wajahnya yang memerah.
"FIRST KISS AKUU DIAMBILL!!!" teriak Nadin kesal melempar lempar bantalnya dengan kaki yang dihentak hentakkan.
Alvano yang memasuki walk in closet mendengar teriakan Nadin. Ia tersenyum sembari mengambil handuk mandinya.
"YA BAGUS DONG SAYANG KALO GITU," balas Alvano dengan sedikit teriak dan langsung memasuki kamar mandi.
"Huft, gak boleh marah.. Dia kan suami gue, jadi udah SAH, SAH, AJA DONG!" pikirnya.
Kemudian ia merapikan tempat tidur dan membuka tirai menggunakan remote nya. Setelah itu, datanglah Alvano dari arah yang bersamaan. Alvano tersenyum dan mendekati Nadin.
Nadin mengalihkan pandangan nya dari Alvano dan berniat untuk pergi dari hadapannya. Tetapi pada saat ingin beranjak melewati, Alvano menahan pinggang Nadin dengan satu tangannya.
"Buru buru banget. Kenapa?" ucap Alvano melirik gadis disebelahnya.
"Ini mau siap-siap," balas Nadin berusaha melepaskan tangan Alvano yang kekar dan besar itu.
"Oh, tapi itu bohong. Lebih tepatnya menghindar? Why?" tebakan yang tepat sekali.
"Heh! Gak gitu!" ucap Nadin membela diri.
"Mau kucium lagi?" tambah Alvano menggoda Nadin.
"LEPAS~~!!" rengek Nadin melemah.
Alvano tertawa dan melepaskan Nadin. Setelah itu, Nadin langsung memasuki kamar mandi tanpa berkata kata. Sedangkan Alvano tertawa puas dengan perubahan sikap Nadin setelah morning kiss tadi.
Setelah dipastikan sudah memasuki kamar mandi, Alvano mengambil ponsel nya yang berada diatas nakas. Mengetik sesuatu disana dan menghubungi seseorang.
"Halo Tuan," ucapnya.
"Siapkan pesawat pribadiku, dan atur jadwal penerbangan nya sekitar pukul 10.00 itu saja," balas Alvano.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND [END]
RomancePertemuan secara tak sengaja menimbulkan perasaan sejak kecil. Berpisah bukan hal yang mudah. Bertemu dengan gadis yang merubah semuanya. Dan sosok lelaki yang mampu berjuang dan bertahan. Sampai suatu ketika, kebenaran itu terungkap. Sreeettt.... U...