AN-8

5K 162 6
                                    

HAPPY READING

•~•

Pagi Hari. Nadin bangun dari tidurnya, ia segera menuju kamar mandi dan memulai ritual nya untuk bersiap siap.

Sedangkan Alvano, ia sudah berangkat lebih dulu. Nadin dibangunkan oleh salah satu maid dirumah ini, ya itu perintah Alvano sendiri.

Nadin tidak tau jika itu perintah Alvano. Setelah selesai, ia segera mengemudi mobil yang berada digarasi. Semua yang ada dirumah ini, miliknya.

KAMPUS

"Lo lama!" ucap Elin menunggu Nadin didepan gerbang kampusnya.

"Sorry pren," balas Nadin dengan tawa kecilnya.

"Btw, lo beruntung banget deh dapetin Itu... tuh!" lanjut Elin melirik Alvano yang sedang melihat mereka.

Nadin ikut menoleh. "Udah cepetan!" ucap Nadin malas melihat Alvano.

Ia langsung menarik tangan Elin dan masuk kedalam kelas. Nadin mengedarkan pandangannya dan mencari Aksa.

Sebentar lagi ulang tahun Aksa. Ia akan pergi dengan Elin. Akhir akhir ini ia tidak pernah melihat Aluna. Entah dimana dia, Nadin juga sekarang jarang komunikasi dengan Aluna.

"Lo ngapain sih ngejer dia mulu," ucap Elin sinis pada Aksa.

"Gue suka!" balas Nadin merangkul Aksa. Padahal mah, Aksa biasa biasa saja diperlakukan seperti itu.

Elin menarik tangan Nadin secara paksa. "Inget! Lo udah punya suami, kurang apa dia ama lo!" bisik Elin pada Nadin dengan tajam.

"Udah deh lin, gak usah bahas yang gak penting," ucap Nadin dengan keras sehingga Aksa juga mendengarnya.

"Kenapa Nadin?" tanya Aksa.

"Eh- gapapa, yuk gue anter ke kelas" ucap Nadin kembali memegang tangan Aksa. Membuat Elin bergidik ngeri.

Elin melihat lihat sekitar, ia terkejut saat melihat Alvano sedang menatapnya dan juga Nadin yang sudah menghilang.

"MAMPUS!!!" ucap Elin berlari menuju kelasnya.

Sementara Alvano membiarkan Nadin ingin melakukan apa. Kali ini Alvano ingin Nadin mengetahui sendiri tentang kelakuan Aksa.

Setibanya diruangan. Ia menelpon seseorang.

"Hentikan pengawasan." ucap Alvano.

"Baik Tuan!" jawabnya.

"Tapi Tuan, saya mendapat info" ucapnya diseberang sana.

"Cepat katakan!"

"Ternyata Aksa sering bermain dengan gadis gadis diclub dan menurut biodata nya dia berasal dari keluarga yang tidak jelas asal usulnya. Dan ia juga lelaki kasar dan tidak baik, ia dikenal baik, tapi ia menyembunyikan kejahatannya. Ia selalu berusaha mendapatkan gadis dan merusaknya, hanya itu tuan," lanjutnya.

Alvano langsung memutuskan panggilan dan segera memanggil siswa yang lewat didepan ruangannya. Ia menyuruh Nadin segera keruangannya.

Kemudian Alvano menyenderkan bahunya dikursi kebesarannya. Ia memijat pelipisnya. Didengarnya Nadin memasuki ruangannya.

"Kenapa Pak?" tanya Nadin.

"Katanya bapak manggil saya," lanjut Nadin.

"Saya mau kamu jauhi Aksa!" ucap Alvano dengan nada yang tak terbantahkan.

"Loh? Kenapa?" tanya Nadin dengan tajam.

"Dia gak baik buat kamu," lanjut Alvano.

"GAK BISA!" titah Nadin.

"Nadine Adrianne Yuana!!" ucap Alvano. Ia benar benar tidak mengerti apa yang ada dipikiran Nadin.

"Apa lagi sih!?" bentak Nadin.

"Jauhi dia! Sebelum kamu menyesal!" perintah Alvano dengan tegas.

Nadin kembali menggeleng. Membuat Alvano semakin geram dan ingin memarahi Nadin. Tapi, ia harus mengontrol dirinya sebisa mungkin walaupun ia tidak sanggup harus menjelaskan apa lagi sehingga Nadin mau mempercayainya.

"SAYA GAK PERCAYA."

"Kamu harus perc-"

"Udah deh. STOP nuduh nuduh dia pak, saya tau bapak gak suka lihat saya sama dia kan? makanya suka nyari cara biar bisa misahin sayaa sama dia, iya kan?" ucap Nadin menuduh nuduh Alvano.

"Saya gak nuduh dia Nadin. Justru saya mau bilang kalau dia gak baik buat kamu!" ucap Alvano meyakinkan Nadin yang belum bisa mempercayainya.

"TERSERAH."

Setelah ucapan itu, Nadin keluar dari ruangan Alvano. Ia muak jika harus terus dengan Alvano. Tidak percaya dengan apa yang dikatakan Alvano.

"Lin, malam ini gue tinggal dirumah lo dulu yah, pliss deh," ucap Nadin dengan wajah memelasnya.

"Gak usah pura-pura miskin deh lo, udah punya suami perfect gitu masih aja berlagak orang miskin," ucap Elin masih kesal dengan Nadin.

"Selesai acara ulang tahun Aksa, besok nya gue langsung balik," lanjut Nadin.

"Santai aja kali, lo bebas mau sampai kapanpun tinggal sama gue. Tapi kan lo udah punya suami Nad, gue takut dia marah sama gue," ucap Elin.

"Udah, lo tenang aja."

•~•

Pukul 15.00 Nadin memasuki rumahnya dan mengambil beberapa pakaian yang akan ia pakai dirumah Elin nanti. Sedangkan Alvano masih berada dikantor selepas mengajar dikampus tadi, ia mendadak meeting dan mungkin ia harus lembur.

Nadin menggunakan kesempatan ini untuk segera kabur sementara, ia segara turun dari tangga dan berjaga jaga jika ada yang melihatnya.

Nadin dengan cepat memasuki mobil Elin dan menyuruhnya menyetir dengan cepat. Karena takut, Alvano datang tiba tiba.

•••

~ Jangan Lupa Vote Dan Komen Sebanyak Banyak nya, Luv!!!

HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang