AN-55

4.7K 105 4
                                    

Happy Reading<3


"Wake up baby," ucap Nadin menepuk pelan pipi Arsen yang masih bergelung dengan selimutnya.

Nadin memutuskan untuk keluar, saat berbalik ia mendapati Alvano sedang tersenyum kearahnya dengan bersedekap dada menyender didepan pintu.

Terlihat Nadin dengan cepat mendorong Alvano dan menutup pintu kamar Arsen dengan pelan. Alvano hanya diam saja melihat tingkah Nadin.

"Sejak kapan disini? bukannya tadi masih tidur?" tanya Nadin setelah menutup pintu.

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa meninggalkanku dikamar?" Alvano maju selangkah dengan alis yang terangkat.

"Hanya mengecek Arsen dan membangunkannya, tapi sepertinya dia tidak mendengarku."

"Dia lelah honey."

Nadin menatap Alvano sebentar kemudian mengangguk paham. Ia berjalan mendahului lelaki itu, lalu turun kebawah dengan cepat.

"Hey! Hey! Pelan pelan turunnya, nanti jatuh!" tegur Alvano mengikuti Nadin dari arah belakang. Mengingat kondisi istrinya yang hamil, ia sangat khawatir terjadi apa apa didalam sana. Walaupun belum terlalu berat dan membebankan wanitanya, tetap saja Alvano panik setengah mati.

"Maaf, aku haus." ucap Nadin dengan wajah memelasnya.

"Duduk sebentar, akan kubuatkan susu dulu."

"Disini ada maid kan? suruh saja mereka," ucap Nadin mengingat mereka berada divilla milik Alvano. Dan, pastinya Alvano sudah mengirimkan beberapa maid.

"Aku bisa honey, untuk apa menyuruh orang lain jika aku bisa melayanimu dengan senang hati?" perkataannya membuat Nadin terharu. Tak lama kemudian, ia mengangguk dan tersenyum lembut.

Alvano mengecup kening Nadin sebentar yang sedang terduduk patuh dimeja makan. Kemudian, ia berjalan kearah dapur yang jaraknya tak jauh dari pandangan Nadin, sehingga wanita itu bisa melihat suaminya sedang berkutat membuatkannya susu.

Tak lama setelah itu, Alvano kembali berjalan kearah Nadin. Lalu meletakkan segelas susu kehamilan diatas meja, tepat dihadapan Nadin.

"Terima kasih," ucap Nadin menurunkan bahu Alvano lalu mengecup pipi itu dengan senyum yang mengembang senang.

"Mau kemana?" tanya Nadin menahan tangan Alvano saat menyadari suaminya itu ingin beranjak dari sampingnya.

"Membuat sarapan pagi honey. Tunggu sebentar disini, okay?" ucapnya lembut sembari mengelus rambut yang tergerai panjang itu.

"Kamu bisa masak?"

"Itu kata yang terlalu meremehkan honey. Memangnya ada yang tidak bisa aku lakukan?" Alvano mengedipkan matanya kearah Nadin, lalu kembali kedapur untuk membuat makanan.

"Kebetulan sekali, aku ingin memakan masakanmu pagi ini sayang! Dan, yah! aku akui kamu memang bisa semuanya" ucap Nadin sedikit keras dengan suara yang menggelegar dipendengaran Alvano.

"Wait, okay?" balasnya terkekeh pelan, lalu melanjutkan potong memotong daging yang baru saja dicucinya.

Saat sedang memasak, sesekali Nadin terus mengajak Alvano berbicara panjang lebar. Kadang Alvano tertawa gemas menanggapi setiap perkataannya.

Tidak pernah berubah, masih sama seperti dulu. batin Alvano.

"Villa disini sangat nyaman dan menarik." ucapnya menatap hamparan pantai dan angin yang masuk melalui ventilasi udara.

HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang