> 9 bulan kemudian...
"Sayang pengen makan rujak deh, kayaknya enak" ucap Nadin yang sedang duduk diruang tengah bersama suaminya.
"Emang enak," jawabnya.
"Heh! Masa gitu aja gak peka sih! Beliin kek, apa kek!" kesal Nadin pengaruh hormon kehamilan.
"Jangan marah, nanti anak kita galak jadinya,"
"Sembarangan kamu," Nadin menjitak kening Alvano.
"Ini yang mau Mama nya atau dede bayinya?"
"Dua duanya dong," jawab Nadin terkekeh.
"Kalo gitu, aku beliin dulu" Nadin mengangguk senang.
Alvano mengambil jaketnya dan mencium kening Nadin sebelum pergi.
Setelah beberapa jam menunggu, pesanan datang. Alvano menaiki tangga dan memberikan pesanan rujak Nadin.
"Sayang, ini dimakan" ucap Alvano membawa sebuah piring berisikan rujak pedas manis kesukaan Nadin.
Nadin terlihat antusias menerima rujak yang diberikan Alvano dan memakan nya dengan lahap. Alvano membersihkan pinggir bibir Nadin yang belepotan jika sedang makan.
"Sayang, tinggal tunggu hari bayi nya lahir," ucap Alvano mengelus perut membuncit Nadin.
"Hm, sebenarnya aku agak takut sih. Takutnya kamu kesakitan. Sakit gak sih ngelahirin? Tapi kata Mama sama Bunda, iya" lanjut Alvano.
"Iya sakit sayang, namanya ngelahirin" balas Nadin
"Bismillah lah ya," yakin Alvano memberi dukungan.
Begini lah tiap tiap bulan, Alvano masih sangat stress mempertanyakan apa kah sakit saat melahirkan nanti? Ia takut Nadin akan kesakitan. Hari hari juga Alvano meladeni bumil yang ngidam apa saja.
Pernah Nadin menyuruh Alvano pulang, Nadin beralasan hanya untuk melihat suaminya. Ah padahal saat itu Alvano sedang ada meeting penting, untungnya Alvano bisa membatalkannya kapan saja yang ia mau. Ada juga, malam malam ingin makan sesuatu, Alvano keluar untuk membelikannya. Pokoknya Alvano akan melakukan apapun untuk selalu membuat Nadin senang.
"Aku ngantuk," ucap Nadin dengan mata lesu.
"Ayo tidur dulu, kamu kurang tidur semalem gegara makan terus" balas Alvano.
"Hehehe," tawa Nadin pelan.
•••
"Sayang, aku berangkat kerja dulu ya" ucap Alvano yang sudah berada didepan teras rumah.
Nadin menghampiri Alvano dengan badannya sudah membuncit sekali, Alvano yang melihatnya saja takut. Ia berpikir itu akan meletus dengan sendirinya, ada ada saja Alvano.
"Hati hati ya dijalan, semangat suami!"
Alvano mengangguk lalu tersenyum. Ia berjongkok menyamakan badannya dengan perut Nadin. Dikecupnya perut beralaskan daster putih transparan itu, Nadin tersenyum senang merasakan pergerakan bayinya.
"Eh, udah nendang aja. Masih pagi loh baby," kaget Alvano meletakkan pendengarannya tepat didepan perut Nadin agar terdengar lebih jelas. Alvano mengelus lembut perut itu.
"Udah berangkat sana. Nanti kamu lambat meeting nya," Nadin mengangkat Alvano agar berdiri.
"Padahal aku berat mau ninggalin kamu, kan udah gak lama lagi mau lahiran. Aku tinggal aja ya," paksa Alvano tidak ingin terjadi yang tidak tidak.
"Gak boleh gitu ih, pergi sekarang." paksa Nadin sampai menangis, mungkin faktor kehamilan nya jika keinginannya tidak terturuti.
Alvano menghapus air mata Nadin dan menghela napas berat. "Iya iya, aku berangkat sekarang ya. Baik baik dirumah, kalo ada apa apa langsung kabarin. Jangan peduliin aku sibuk atau enggak, kamu lebih penting. Ingat?!" ucap Alvano.
Nadin mengangguk dan tersenyum senang mendengar perkataan Alvano. Itu membuat Alvano ikut tersenyum juga, ini permintaan istrinya kalau bukan sudah dia batalkan meeting sialan itu dari tadi.
"Pamit ya, Bye baby!" Alvano mengecup kening Nadin lama dan juga perut yang membuncit itu.
"Dadah Ayah~" Nadin menirukan suara bayi.
"Diinget ya sayang, ya! Cepet tutup pintunya terus masuk dalam kamar, butuh apa apa panggil Bibi aja, gak usah jalan nanti jatuh," peringat Alvano sekali lagi.
"Iya sayang, iya" balas Nadin sudah ingin menutup pintu. Dan berjalan pelan menaiki tangga lalu memasuki kamar sesuai yang diperintahkan Alvano tadi.
Sejauh ini Nadin tidak pernah membantah perkataan Alvano, walaupun bosan Nadin pasti mencari kegiatan yang bisa ia lakukan asal mudah dan tidak melelahkan. Syarat dari Alvano.
Saat ini ia sedang asyik menonton drama kesukaannya. Tak terasa ia sudah berjam jam ditempatnya.
Sementara Alvano sudah keluar dari ruang meeting dan segera menghubungi Nadin. Hari ini ia akan langsung pulang, Alvano hanya datang meeting saja. Lebih baik ia merawat istrinya. Harta ada dimana mana. Walaupun meninggalkan meeting, Alvano tidak akan bangkrut. Kekayaan nya banyak.
"Arga, gue pulang duluan" ucap Alvano melewati meja sekretaris Arga.
"Yoi. Jagain istri lu baik baik sana,"
"Tanpa lu suruh gue juga udah ngelakuinnya kali," balas Alvano meninggalkan Arga yang masih menghandle pekerjaan Alvano.
> Mansion
"Aw! Sssh kok sakit banget ya?" erang Nadin kesakitan.
"BIBI!! TOLONGIN NADIN BI!" teriak Nadin sekencang mungkin, karena kamarnya terbuka sedikit. Ia memang sengaja supaya saat berteriak, Bibi mendengarnya karena kamarnya kedap suara.
"Astagfirullah Non! Air ketuban nya udah pecah!" kaget Bibi memasuki kamar Nadin dengan cepat.
"Aw! Ssh sakit banget Bi!" rintih Nadin tertatih tatih berjalan menuruni tangga. Untungnya ia masih sanggup sedikit untuk berjalan.
Alvano yang baru sampai depan rumah langsung berlari memasuki mansion karena firasatnya tidak enak sedari tadi.
"Astagfirullah, Sayang!" kaget Alvano. Spontan ia langsung menggendong Nadin ala bridal style.
"Sakit," tahan Nadin yang sudah duduk dimobil.
"Tahan sebentar, sayang" Alvano mempercepat jalan mobilnya.
> RS. CEMARA
"Dokter, Nadin udah mau lahiran!" ucap Alvano bertemu Dokter Willy didepan rumah sakit.
Dokter Willy langsung menyuruh suster membawa brankar dan membawanya keruang persalinan.
"Kabari keluarga kalian. Ikut saya Al, istrimu butuh dukungan didalam," ucap Dokter Willy. Mereka pun masuk bersama.
Alvano menggenggam tangan Nadin dengan erat. Dan mengusap usap keningnya yang keringat."Hoeeekk!! Hoeekkk!" suara tangisan bayi menggantikan semua kesedihan tadi menjadi bahagia.
Alvano berulang kali mengecup kening Nadin. Langsung saja Alvano mengadzani anak laki lakinya dan kembali memberikannya pada suster agar dibersihkan.
"Terima kasih, sayang."
•••
Jangan lupa Vote dan Komen <3
1 part lagi menuju END.
MAKASIH BANGET LOH GUYSS!! AKU SENENG KALIAN MAU BACA CERITA AKU INI. AKU SAYANG KALIAN<3
NEXT CHAPTHER😈💅
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND [END]
RomancePertemuan secara tak sengaja menimbulkan perasaan sejak kecil. Berpisah bukan hal yang mudah. Bertemu dengan gadis yang merubah semuanya. Dan sosok lelaki yang mampu berjuang dan bertahan. Sampai suatu ketika, kebenaran itu terungkap. Sreeettt.... U...