AN-30

5.1K 142 7
                                    

Selamat Membaca 💚

•••

Setelah pergi dari ruangan Alvano, Nadin menitip tugas yang ia kerjakan semalam kepada Elin, karena kebetulan Alvano menyuruh Elin untuk mengumpul semua tugas teman kelasnya.

"Lo abis nangis lagi?" tanya Elin saat Nadin menyodorkan tugasnya untuk dikumpul.

Nadin menggeleng. "Gak, sisa tadi ini mahh," bohong Nadin meraba kelopak matanya menghapus sisa air matanya.

"Mm, gue langsung pulang aja ya.. Tadi juga gue udah minta izin sama bu dina," lanjut Nadin karena melihat Alvano keluar dari ruangannya.

Elin yang mengerti pun langsung mengiyakan dan Nadin pun berlalu.

Alvano berjalan mendekat kearah Elin. Bertepatan dengan itu Elin juga mendekat kearah Alvano.

"Pak, ini tugasnya udah saya kumpulin semuanya," ucap Elin.

"Bawa keruangan saya. Saya masih ada urusan," ucap Alvano singkat.

Setelah itu, ia berlari mengikuti jejak Nadin yang hampir menghilang. Saat sampai diparkiran, Alvano langsung menarik Nadin hingga mata mereka bertemu sama lain. Nadin kaget bukan maen.

"Aku antar," ucap Alvano.

Nadin melepaskan cengkalan Alvano dari tangannya. Ia melepasnya dengan pelan pelan, jika ia melepasnya dengan kasar takutnya Alvano bisa salah paham.

"Gak usah. Aku bisa pulang sendiri, kan tadi datangnya sendiri," ucap Nadin pelan namun sedikit menyindir.

Alvano hanya terdiam.

"Tenang aja, aku gak akan kemana mana lagi setelah pulang. Jadi, kamu bisa lanjut sana." ucap Nadin tidak menatap Alvano.

Alvano merengkuh pinggang Nadin dan mengecup keningnya. "Good girl, tunggu aku pulang. Ada yang mau aku omongin," ucap Alvano melepas rengkuhannya.

Setelah itu, Nadin menjauh tidak merespon perkataan Alvano dan langsung memasuki mobilnya dengan wajah merah memadam.

Semarah marahnya Alvano pada Nadin, ia tidak akan mendiamkannya terlalu lama. Tadi hanya efek kecapekan nya saja, jadi untuk merespon semua perkataan Nadin ia jadi bingung dan pusing.

Semarah marahnya Alvano, ia juga tidak tega membuat Nadin sampai menangis. Maka dari itu ia segera menemui Nadin diparkiran tadi. Takut Nadin akan melakukan hal-hal aneh pada dirinya sendiri.

Tapi, belum sepenuhnya. Alvano masih sedikit kesal saja, karena alasan yang diberikan Nadin waktu itu masih belum terlalu jelas. Seperti karangan saja, pikir Alvano.

•••

Nadin masih nyaman dengan kasurnya hingga sekarang sudah hampir memasuki waktu sore. Nadin langsung duduk dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Setelah itu ia merapikan tempat tidur.

Sepulangnya dari kampus, Nadin langsung menaiki kamar tanpa melakukan apapun, mengganti baju saja belum ia lakukan, ia tadinya berniat ingin berbaring saja sebentar, tau tau nya lama sampai ketiduran.

Nadin berjalan membuka pintu kamar dan turun kebawah. Sudah dengan pakaian santainya. Ia kembali berbaring disofa ruang tengah.

"Oh iya, pelayan disini kan belum balik dari kampung. Jadi yang harus kerja, gue!" ucap Nadin dengan semangat.

Nadin berlari membuka pintu depan, pemandangan sore membuatnya sangat nyaman dan juga indah. Semoga saja perasaan nya juga akan menjadi indah.

Dilihatnya para satpam dan beberapa bodyguard Alvano berada disekitar kolam yang menyitarinya dan beberapa ada dipagar untuk berjaga jaga.

HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang